🌙ㅣ4. Acaranya Datang!

135K 14.5K 126
                                    

''Mendapatkan sosok baru itu tidaklah mudah. Apalagi hanya sebatas mengetahui, bukan mengenal''

Seminggu setelahnya, Rembulan berdiri di samping pasangan pengantin yang sedang berbahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seminggu setelahnya, Rembulan berdiri di samping pasangan pengantin yang sedang berbahagia. Hari sabtu, di sebuah gedung mewah yang disewa ini. Bernuansa putih cantik.

Hari ini hari di mana ibunya melepas status kesendirian dalam hidupnya, ibunya sudah memilih pasangan sehidup sematinya untuk yang kedua kali. Rembulan tidak tahu ia harus merasakan perasaan seperti apa. Yang pasti ini campur aduk.

Terkejut, masih tidak menyangka, bahagia, terharu, semuanya bercampur dalam dirinya. Membuat Rembulan selama acara resepsi ini hanya mengangguk atau tersenyum canggung ke arah tamu-tamu yang berdatangan.

Rembulan memang tahu, tepat pada hari ini ibunya menikah, tapi Rembulan tidak menduga jika ibunya menikah dengan seseorang yang katakanlah jauh dari ekspektasi Rembulan. Pria yang sudah menjadi suami ibunya itu sangat terkenal dalam dunia bisnis, bahkan Rembulan mengenalnya karena selalu banyak berita mengenai perusahaan yang pria itu punya.

Rembulan kira namanya saja yang mirip, berhubung ia juga tak pernah melihatnya secara langsung karena selalu mendekam di kamar jika sosok itu berkunjung ke rumah. Dan ternyata orang itu memanglah orang sama dengan orang terkenal di kota. Bagaimana Rembulan tidak lemas saat mengetahui kebenarannya? Rembulan baru tahu kemarin, sebelum pernikahan ini berlangsung. Untung saja dirinya tidak langsung pingsan saat mendengar kabar besar ini.

"Rembulan?"

Suara serak juga berat membuat Rembulan menoleh ke arah kanan, sepasang mempelai sedang memperhatikannya.

"Eh, i-iya om? Eh, Pak?"

Laila dan suami barunya atau sebut saja Anggara terkekeh saat melihat Rembulan gelagapan. Anggara mengisyaratkan Rembulan untuk mendekat padanya, tadi setelah sesi foto selesai, Rembulan jadi terlihat lebih sering melamun.

"Panggil Papa, boleh?" tanya Anggara dengan lembut, tangan kanannya yang besar mengelus surai Rembulan dengan penuh sayang.

"Mmm B-bulan panggil Papa?"

Laila tersenyum, ia menggenggam satu tangan Rembulan. "Sekarang, panggil om Anggara sama sebutan Papa, terus kamu panggil Ibu pakai sebutan Mama, bisa?"

Papa dan Mama.

Ya ampun, apa Rembulan tidak sedang bermimpi ya?

"I-iya Pa, Maa ...." Rembulan menundukkan kepalanya, mendadak wajahnya terasa panas karena malu. Ia belum terbiasa dengan panggil seperti itu.

Anggara tersenyum bangga. "Bulan mau dipanggil apa sama Papa? Bulan? Rembulan? Atau putri kesayangan papa?"

"Mas ya ampun." Laila terkekeh. "Jangan berlebihan, nanti Bulan gak suka. Dia sukanya dipanggil Bulan."

4 Brother'z | Open POTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang