🌙ㅣ2. Mereka yang Sama

159K 14.6K 316
                                    

''Kita sama, sama-sama lemah dan akan tetap diam dengan rasa sakit''

Rembulan berteriak histeris saat ia merasakan pundaknya ditepuk dari sebelah kanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rembulan berteriak histeris saat ia merasakan pundaknya ditepuk dari sebelah kanan. Ia takut, sangat takut.

Gudang ini gelap, berantakan dan kotor. Isinya hanya beberapa barang tidak terpakai dan kebanyakan hanyalah sarang laba-laba. Apalagi Rembulan tahu, banyak gosip yang membicarakan jika gudang di sekolahnya angker.

Rembulan semakin histeris saat sesuatu itu mengguncang sebelah pundaknya, dengan cepat ia bergeser ke sisi kiri tanpa mengangkat wajahnya yang disembunyikan pada lutut.

"Jangan takut."

Rembulan menghentikan isak tangisnya, seketika ia membuka matanya dan menoleh ke asal suara. Sepertinya ia mendengar suara lembut mengalun di telinganya, dan itu ternyata benar. Ada sosok perempuan tersenyum ke arahnya. Tersenyum tipis dengan rambut yang acak-acakan.

"Maaf bikin kaget, tapi jangan nangis," ucapnya lalu membantu Rembulan untuk bangkit. "Gak ada yang sakit?"

Rembulan sontak menggeleng, ia memperhatikan gadis di depannya ini dengan ragu. Rembulan belum pernah bertemu dengannya, ini pertama kalinya ia melihatnya.

"Aku Bela, kelas sebelas juga kok." Gadis itu menjulurkan tangan kanannya pada Rembulan, ia sudah melihat bet dan juga name tag yang terpasang pada seragam Rembulan. "Rembulan?"

Rembulan mengangguk. Ia masih ragu, ia takut karena ia tak mengenal sosok gadis di depannya. Tapi dilihat dari cara bicaranya, sepertinya ia tidak akan marah 'kan pada Rembulan?

"I-iya. Panggil aja Bulan."

"Oke Bulan, kamu tadi dibawa sama kak Syaila, ya?" tanya Bela dengan sedikit berbisik, matanya juga melirik takut-takut ke arah pintu gudang yang dikunci.

"I-iya, Bulan dibawa sama kak Syaila. Bela juga?"

Bela mengangguk. "Iya, aku dibawa sama mereka soalnya aku salah ngerjain soal. Aku juga lupa malah nulis rumus fisika padahal pelajaran matematika, padahal ya menurutku wajar aja, mereka ngasih tugasnya banyak banget," jawabnya sedikit lesu, tapi selanjutnya raut wajahnya berubah, ia menarik lengan Rembulan agar gadis itu mengikutinya.

"Jangan takut, Bulan. Di sini selalu ada kami."

Rembulan mengernyit. "Kami?"

Tak lama kemudian, saat Rembulan melangkah melewati papan tinggi, ia bisa melihat beberapa orang sedang duduk nyaman di sebuah tikar yang digelar, juga beberapa buku bertumpuk di depan mereka masing-masing.

"Kami selalu di sini setiap sore, dikunciin kak Syaila. Nanti pak satpam dateng antara jam lima atau jam empat, dia bakalan bukain pintunya." Bela menarik Rembulan agar ikut duduk, mereka yang ada di sana pun menoleh dari buku mereka, memfokuskan pandangan pada Rembulan.

4 Brother'z | Open POTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang