Chap 1. Part 3

1.9K 107 2
                                    

Sejak hari itu, satu hari, satu film porno, selama dua jam selama satu minggu berturut-turut. Hari-hari yang mengerikan telah dimulai.

Setiap hari saat menonton porno lesbian, dia akan menggoda tubuhku. Mungkin karena ucapan cerobohku di hari pertama, gerakan jarinya semakin berani. Dia akan meraba-raba payudaraku sambil memainkan ujungnya tanpa henti. Rasanya seperti payudara ku bukan lagi milik ku, karena mati rasa tidak akan hilang.

Meskipun aku mati-matian berpegangan pada lengannya karena rasanya terlalu enak, aku masih bisa menahan diri. Mungkin karena aku perlahan mulai terbiasa dengan sentuhannya.

Dan akhirnya kami tiba di hari Sabtu.

Akhir pekan lalu, Fuwa sibuk, jadi alih-alih datang ke rumahnya, dia menyuruhku membawa manganya dan menyuruhku menyelesaikan buku-buku itu di rumah. Itu sebabnya hari ini adalah akhir pekan pertamaku di rumahnya. Pada awal kontrak kami, kami berdua sepakat bahwa pada hari-hari sekolah durasi pelatihan adalah dua jam setelah sekolah. Tapi untuk menebusnya, akhir pekan dan hari liburku adalah miliknya kecuali aku memiliki sesuatu yang penting yang tidak bisa dihindari.

Singkatnya, selama aku tidak memiliki masalah mendesak untuk dihadiri, aku terjebak dengan gadis ini. Hari ini, dia membuka dengan komentar yang keterlaluan,

"Hari ini kita akan menonton tiga AV"
*(Adult Vidio)

Dia masih di bawah umur, jadi bagaimana dia bisa mendapatkan AV sebanyak ini? Apakah karena dia begitu kaya sehingga dia bisa menggunakan pasar gelap atau semacamnya? Tapi itu tidak penting, kata-katanya barusan terdengar seperti hukuman mati bagiku.

"Tidak mungkin, tidak mungkin, tidak mungkin! Tidak, kamu tidak bisa! Tolong aku mohon, Fuwa!"

Ternyata selama ini dia menahan diri, menyimpannya hanya untuk saat ini. Dia berencana untuk menghancurkanku sepenuhnya hari ini. Aku telah menari di telapak tangannya sejak awal.

Hari ini, dia melakukan pijatannya lebih bersemangat dari biasanya dan dalam enam jam dia meraba-raba dan membelai tubuhku hingga benar-benar tidak dapat dikenali. Dampaknya begitu kuat sehingga aku bahkan tidak dapat mengingat apa yang terjadi. Yang bisa ku ingat adalah aku menjadi sangat putus asa sehingga aku akhirnya mencium Fuwa dengan sekuat tenaga. Meskipun itu ciuman pertamaku, rasanya tidak ada apa-apanya.

Apa yang aku katakan, atau apa jawaban Fuwa, aku tidak ingat sama sekali. Satu hal yang bisa kuingat adalah mata Fuwa saat itu. Mereka berubah menjadi mata karnivora ini, sesuatu yang tidak akan pernah ku lupakan.

Aku tidak memiliki kenangan khusus tentang ciuman pertama karena sensasi tubuh kami yang menyatu sangat kuat. Di suatu tempat di dalam hati ku, aku hanya menerima ini tanpa perlawanan. Jadi hal semacam ini istimewa bagi banyak orang di dunia ini, ya.

"Ah... Emm... hnnn"

Pada awalnya, aku bisa merasakan bibir kami hanya saling bersentuhan, tetapi setelah beberapa saat, ciuman itu tiba-tiba menjadi lebih kasar. Fuwa menjilat bibirku dan membungkus lidahku dengan lidahnya, Itu lembut.

Fuwa menciumku dengan intens seperti dia mencicipi setiap inci dari mulutku. Serangan Fuwa begitu kuat, aku merasa seperti kehilangan akal.

Ketika aku membuka mata, aku melihat kulit murni yang menakjubkan, seperti mutiara putih. Mata tembus pandang itu menatap lurus ke arahku.

Aku tidak pernah membayangkan sebelumnya bahwa serigala penyendiri kelas itu, wanita cantik yang hidup di dalam dunianya sendiri tanpa peduli, mencurahkan tatapan penuh gairahnya ke seluruh tubuhku. Melihatnya seperti ini membuatku merasakan sesuatu yang tidak bisa kugambarkan.

Sebelumnya, aku berpikir bahwa berciuman hanyalah tindakan pertukaran air liur antara dua orang. Sekarang, setelah aku melakukannya, berciuman seperti cara dua orang untuk berbaur menjadi satu, menghabiskan waktu mereka berbagi sensasi yang sama.

[GL] Arioto "Volume 1"Where stories live. Discover now