•______________________________________________•
ANOTHER
•_______________________________________________•
↓↓↓
Thya terbangun saat mendengar ketukan pintu kamarnya. Melirik jam di dinding menunjukkan pukul dua dini hari. Matanya masih terpejam memaksa untuk membuka. Dengan sempoyongan gadis itu berjalan ke arah pintu lalu membukanya.
Kepalanya menoleh kanan kiri, tidak ada siapa-siapa. Tapi, siapa tadi yang mengetuk pintu kamarnya? Sepertinya hanya perasaannya saja. Dia pun hendak menutup pintu kembali seraya menguap. Netranya tak sengaja menatap ke bawah.
"Kotak apaan nih?"
Tangannya meraih kotak hitam berpita merah tersebut. Entah siapa yang menyimpannya di sini, yang pasti dia mengambilnya dan membawanya masuk ke kamar. Setelah itu menutup pintunya kembali.
Dia menggoyangkan kotak itu sebelum mengetahui isinya. Sedikit berat dan ada suara di dalamnya. Sedikit ragu untuk membukanya karena tak tahu dari mana kotak ini berasal.
"Buka gak, ya?"
"Dibuka takut isinya ... Errr." Thya merinding membayangkan sesuatu di dalam kotak itu. "Kalau gak dibuka bikin penasaran juga."
"Mmm ... Buka, enggak, buka, enggak, buka." Hitungan jarinya berhenti di kelingking.
Thya mengedikkan bahunya. "Buka aja deh. Kali aja isinya emas. Wih, kaya nih gue, hehehe."
Namun, realita tidak sesuai dengan ekspetasi. Thya melempar kotak itu jauh. Keringat dingin mengucur deras di dahinya. Badannya bergetar hebat, kepalanya geleng-geleng seraya menutup telinga dengan tangan juga memejamkan matanya. Napasnya terasa memburu.
"Gak! Gak mungkin!"
Darah mengalir dari kotak itu. Sebuah benda bulat dengan gambar menempel foto seseorang. Tak lupa pisau tertusuk di benda tersebut. Thya syok, tapi entah kenapa dia tidak bisa berteriak. Air matanya mengalir, membayangkan benda itu rasanya ingin muntah.
Merasa takut, Thya berlari keluar kamar. Dia menggedor kamar Zi serta memanggilnya.
"Zi! Bangun!"
"Zi, buka pintunya!"
Bukan si pemilik kamar yang keluar, melainkan penghuni kamar lain merasa terganggu dengan teriakan Thya. Mereka menghampiri gadis itu. Kesal karena terganggu dan bingung karena Thya tak biasanya rusuh ketika malam.
"Ada apa, sih? Berisik tahu!" gerutu Mischel menguap.
Tak lama pintu kamar yang di ketuk Thya terbuka, menampakkan Zi setengah sadar. Bagaimana tidak, Thya tiba-tiba berteriak seraya menggedor pintu kamarnya dan itu membuat Zi terkejut. Nyawanya masih belum terkumpul.
"Hm, apa? Kenapa?"
"I-itu, hiks," cicit Thya.
Zi tersadar sepenuhnya mendengar Thya terisak. "Eh, lo kenapa nangis?"
"Apa itu?"
Semua atensi teralihkan pada pertanyaan Hanie. Gadis itu mengambil kotak yang berada di dalam kamar Thya. Tangannya merah terkena darah dari kotak. Memutarkan kotak itu mencari nama pengirimnya. Namun, nihil. Hanya kotak polos biasa. Dia meraih sebuah benda bulat tertusuk pisau.
ANDA SEDANG MEMBACA
ANOTHER (✔️)
Misteri / ThrillerTragedi yang tak dapat dihindari "Ada pembunuh berantai sedang berkeliaran di kostan yang ingin menghabisi satu-persatu penghuninya." "Karena dendam, mereka yang tidak bersalah ikut masuk ke dalam lingkaran kematian." "Hati-hati kalau gak mau mati."...
