Prolog

89 9 3
                                        

Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Yang namanya manusia pasti selalu berbuat kesalahan. Entah itu disengaja maupun tidak, kesalahan itu harus diperbaiki dengan hati yang ikhlas dan lapang.

Sebagian manusia suka lupa caranya berterima kasih. Ketika mereka sedang kesusahan, mereka akan memelas untuk meminta pertolongan. Tapi ketika sudah diberi pertolongan, kata terima kasih pun seolah tidak ada artinya bagi mereka.

Terkadang, manusia juga suka lupa diri. Melupakan orang yang selalu berada didekatnya dan yang selalu mendukungnya. Wajar sih, namanya juga manusia.

Karena pada hakikatnya manusia itu egois.
.
.

Tidak ada rasa kasihan pada wajah rupawannya. Laki-laki itu terus memukuli seorang gadis kecil yang ada dihadapannya. Suara jeritan kesakitan terus keluar dari mulut gadis kecil itu.

"Ayah.. sakit. Badanku sakit semua, Ayah... hiks..hiks.." lirih gadis kecil itu.

Laki-laki yang dipanggil Ayah itu tidak menghiraukan. "Kamu itu hanya beban bagi saya! Kamu gak pantes hidup didunia ini!"

Suara pukulan dan tamparan terus dilayangkan oleh seorang Ayah kepada gadis kecilnya itu. Sang Ibu hanya menangis melihat sang anak dianiaya oleh suaminya sendiri.

"Maaf.. Ayah. Aku janji gak akan nakal lagi... hiks..hiks.."

***

"Ghea.. Ibu meninggal."

Gadis bernama Ghea itu mematung. Tak percaya apa yang dikatakan oleh seseorang yang ada dihadapannya ini.

"Enggak. Ibu lagi istirahat disana. Tadi Ibu nyuruh gue beliin nasi padang. Karena sekarang Ibu udah enakan. Ibu udah gak sakit lagi, Ibu udah sehat."

Elisa memejamkan matanya erat. Menahan air mata yang akan mengalir ke pipinya.

"Ghea, denger baik-baik. Ibu udah gak sakit lagi sekarang. Beliau sudah beristirahat dengan tenang. Lo harus ikhlas." Elisa memeluk Ghea erat.

"Gak mungkin. Lo bohong kan, El?"

Elisa menggelengkan kepalanya. Dengan segera Ghea berlari menuju ruangan tempat Ibunya dirawat. Terlihat kain putih menutupi seluruh tubuh Ibunya yang sudah kaku.

Dengan berlinang air mata, di bukakanlah kain putih itu menampilkan wajah pucat seseorang yang sangat disayanginya. Ghea mencoba memahami keadaan dan mulai tersadar. Bahwa Ibunya sudah tidak ada lagi didunia ini.

Manusia yang selama ini menjadi tumpuannya dikala senang atau sedih sudah tidak ada.
.
.
.

TBC.

GRUDGE [On Going] Where stories live. Discover now