43. Hujan dan kesakitannya

225K 26.6K 4.1K
                                    

" membuat kesalahan itu wajar, tapi dengan tidak meminta maaf yang tidak wajar." - Raisya -

                          ⚔️⚔️⚔️

Raisya yang semula menutup mata kini membuka mata ketika mendengar suara derap langkah kaki menuju kamar. Ia menyibakkan selimut tepat ketika pintu terbuka dan menampilkan suaminya yang sedikit beraroma alkohol walau tidak mabuk.

Rai menatap Gio ketika lelaki itu berjalan memasuki kamar.
" Kok lama pulang? Udah itu bau alkohol lagi. Kakak ke club' ya?"

Gio mengacuhkan sebab kepalanya terasa sedikit pening, ia melepaskan sepatunya lalu jasnya asal dan melemparkannya ke sembarang arah. Kemudian ia memasuki walk in closed dan tak berapa lama ia keluar dengan celana panjang tanpa atasan.

" Kenapa belum tidur?" Tanya Gio ketika melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah satu dini hari.

" Nungguin kamu." Jawab Rai tersenyum.

Gio merebahkan tubuhnya di samping Rai dan seperti biasa, istrinya itu akan nemplok padanya.

Tapi tunggu!

Mata Rai terlihat terkejut ketika melihat adanya bekas lipstik dan juga.... kissmark di leher suaminya. Ia kini terduduk menatap wajah Gio dan bekas cupang itu berkali-kali.

" Ini apa?" Tanya Rai tidak santai seraya menekan leher berwarna merah itu.

Gio sedikit heran, ia ikutan duduk lalu meraih handphonenya untuk melihat apa yang dimaksud Rai.

" Anjing." Umpat Gio pelan setelah melihat jelas kissmark itu.

" Siapa yang buat?" Tanya Rai tidak terima.

Gio menatap sekilas wajah istrinya lalu berusaha membersihkan bekas lipstik itu. " Feby."

Feby? Wanita model itu?
Siapa yang tidak sakit ketika melihat suaminya di goda wanita lain?
Seperti itulah yang dirasakan Rai ketika mendengar nama wanita keluar dari mulut suaminya dengan santai. Ia bahkan tercekat. Apa mereka sempat melakukan itu? Apa di club' mereka berduaan? Rai bahkan tidak bisa tidur hanya karena memikirkan keadaan suaminya, tapi lelaki itu malah berduaan dengan wanita lain.

" Gak usah mikir aneh-aneh. Dia tadi tiba-tiba datang sambil mabuk trus nyosor ke gue." Jelas Gio ketika melihat wajah berkaca-kaca istrinya.

" Trus kakak biarin dia nyosor ke kakak?" Tanya Rai lagi meminta penjelasan.

" Nggak lah.."

" Trus kalo nggak kenapa ada bekas cupang? Hah?" Kini suara Rai berubah serak dan sedikit meninggi.

" Berisik Rai, gue mau tidur." Tukas Gio, ia benar-benar masih pusing.

" Jelasin dulu kak, jangan sampai buat aku kepikiran."

" Gue udah jelasin. Dia. Mabuk." Tekan Gio diakhir kata.

" Dan kakak biarin dia goda kakak?"

" Gue bilang nggak bangsat_"

" TRUS KENAPA ADA KISSMARK?"

" KALO IYA KENAPA?' bentak balik Gio.

Rai membeku, walau sering dibentak, tapi ia tidak pernah merasa sesakit ini. Nada suaminya seperti benar-benar menusuk hati kecilnya.
Rai lantas menatap manik mata suaminya cukup dalam.

" Aku bahkan gak bisa tidur karna nungguin kakak, tapi kamu malah asik berduaan di club' malam sama cewek lain."

" Gue gak suruh Lo buat nungguin gue." Balas Gio sengit.

Gionatan ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang