1. AWAL DARI SEGALANYA

1.4K 92 1
                                        

Suara musik beat yang dimainkan disk jockey terdengar berdentum, membuat sosok Kanaya yang tengah menari ria di atas dance floor tersenyum. 

Gadis dengan rambut terurai, ditambah dengan poni menjuntai itu bahkan masih mengenakan seragam sekolah, tidak peduli dengan pergerakan jarum jam yang bisa membuatnya patah. Terluka. Lalu, menangis hingga air matanya tak tertadah.

Bagi Kanaya, pergi dan singgah ke kelab malam adalah pelarian terbaik, dari banyaknya pilihan.

Di sini, tidak ada suara-suara bahkan pekik lantang yang menuntutnya menjadi seperti orang. Di sini juga, Kanaya tidak mendengar kalimat perbandingan antara dirinya dan orang-orang.

Semakin musik berputar kencang, semakin gesit juga para pengunjung menggoyangkan badan. Bahkan, beberapa penari striptis mulai menyebar mencari mangsa, dengan sebuah sasaran yaitu para laki-laki hidung belang.

Kanaya tidak memusingkan hal itu, yang ia pentingkan adalah kesenangan. Sampai-sampai, ia tidak sadar, beberapa laki-laki hidung belang, mulai mendekat. Merayunya. Membisikkan sesuatu. Bahkan, yang lebih parah, menawarkan diri sebagai pemuas nafsu.

"Minggir lo semua, gue gak suka om-om kayak kalian." Sambil sempoyongan, Kanaya mendorong beberapa laki-laki tersebut.

Kanaya bergegas menjauh, dan memilih duduk di sebuah kursi depan bartender. Ia meraih gelas sloki, dan mengulurkan pada si bartender, agar segera mengisinya dengan sebuah Vodka.

Usai terisi, Kanaya meneguknya hingga tandas.

"Kamu itu, harus bisa kayak teman-teman les kamu, Kanaya!"

"Kamu harus jadi perempuan pintar, supaya nanti kamu sukses, kayak mama!"

"Kalau nanti kamu sukses, kamu tidak perlu bergantung hidup sama yang namanya laki-laki. Paham kamu?! Jadilah pintar dari sekarang Kanaya, mama sudah sekolahkan kamu di tempat terbaik, ditambah mama juga sudah memasukkan kamu di tempat les terbaik!"

Saat suara Mama terngiang, Kanaya tiba-tiba menangis dan tertawa di waktu bersamaan. Sesekali, ia menjambak rambut, bahkan memukul kepalanya agar suara Mama menghilang.

Namun, semakin Kanaya berusaha, semakin suara Mama terus ada, dan itu membuat Kanaya murka.

"Sendirian aja cantik?"

Kanaya berdecak, lantas dengan segera mengangkat pandangan. Lagi dan lagi, laki-laki hidung belang yang datang.

Tanpa ragu, dan tanpa tahu malu, laki-laki tersebut menyentuh dagu Kanaya.

"Mau saya temenin malam ini?" tawarnya, seraya mengangkat dagu Kanaya.

"Singkirin tangan lo, atau gue patahin sekarang juga!"

Suara lantang itu, kontan menyentak Kanaya sekaligus laki-laki hidung belang di depannya. Laki-laki tersebut balik badan, dan di waktu bersamaan dia langsung mendapatkan pukulan.

Kanaya langsung berdiri, menatap tak percaya dengan sosok laki-laki yang datang.

"Pergi, dan jangan tampakkin wajah lo yang bajingan ini." Usai membuat laki-laki hidung belang tersebut babak belur, Rajares langsung membanting sosok laki-laki tersebut menjauh.

Kini, tatapan matanya menyorot sosok Kanaya dengan lekat. Tanpa ragu, Rajares mendekat, menarik tangan Kanaya, dan membawa gadis itu keluar dengan cepat.

"Lepasin, Res!"

Tepat di belakang area parkir, yang jauh dari hiruk pikuk keramaian, keduanya menghentikan langkah.

RAJARES | BAD HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang