Anti Romantic - Dul

500 86 11
                                    

Kalo ada typo tandain ya :*

                

Anti Romantic - Bab 2

Maaf aku anti romantis, aku ingin berlari jauh
Hatiku yang mengejarmu mulai terbakar dalam api kecil
Maaf aku anti romantis, aku tak percaya lagi romantis
Aku takut itu akan membakar habis hatiku menyisahkan abu hitam saja.

TXT - Anti Romantic


Di tengah-tengah aku yang sibuk mengerjakan pekerjaanku, tiba-tiba suara itu menggangguku.

"Waaah sudah waktunya pulang, ayo kita pulang" aku mengangkat kepalaku menatap ketua tim yang sudah berdiri dari kursinya.

"Ayo kemasi barang kalian dan segera pulang" sayang sekali pekerjaanku belum selesai sehingga aku harus mengalihkan pandanganku dari sunbae untuk melanjutkan pekerjaanku.

"Suzy kamu tidak pulang?" Aku segera mengangkat kepalaku lagi, menatap ketua tim dengan beberapa sunbae lainnya yang sudah berdiri bersiap untuk pulang.

"Sunbae duluan saja, pekerjaan saya belum selesai"

"Sudah, bisa dikerjaan besok lagi, ayo pulang"

"Tapi ini tinggal sedikit kok, sunbae pulang dulu saja"

"Baiklah, jangan pulang malam-malam ya, kalau ada apa-apa kabari saja ok" aku mengangguk lalu kembali mengerjakan tugasku, ngomong-ngomong aku jadi sendirian disini, aku harus cepat-cepat menyelesaikan ini lalu pulang sebelum terlalu malam.

🦋🦋🦋🦋

"Suzy___" aku terjengkit terkejut karena tiba-tiba saja muncul suara dengan sesosok pria dari keheningan itu.

"Kamu mengejutkanku" karena tiba-tiba saja Myungsoo datang.

"Maaf___"

"Kenapa balik kesini? Ada barang yang ketinggalan?" Ini sudah berjam-jam sejak waktu pulang kerja dan tiba-tiba saja ia kembali.

"Tidak___" namun jawabannya sekali lagi membuatku terkejut.

"Kebetulan anak-anak sedang makan di sekitar sini, dan sejak tadi aku belum melihatmu pulang jadi aku kembali untuk memastikan kamu sudah pulang atau belum, ternyata belum" dia kembali karena aku?

"Masih kurang banyak?" posisi ini. Dia tiba-tiba saja mendekatkan tubuhnya padaku, menatap layar komputer membuat wajahnya tepat berada didepan wajahku membuatku bisa melihat tulang rahangnya yang tegas lalu tiba-tiba ia menoleh membuat wajah kami berhadapan,  hanya terdapat beberapa senti untuk wajah kami bisa bersentuhan.

"Mau ku bantu?" Suaranya terdengar sangat sexy, sialan aku tak bisa menahan diriku.

Hingga benda hangat itu menyentuh wajahku, mengusap pipiku dengan lembut, sekali lagi aku dibuatnya terkejut.

"Lagi-lagi wajahmu memerah" bahkan dia menyadarinya. Wajah kami yang teramat dekat, membuatku ingin tersandung agar bisa menciumnya, namun sepertinya, fikiran itu tidak hanya aku yang memiliki, ia juga memikirkannya.

Ia semakin mengikis jarak diantara kami membuatku reflek memejamkan mataku namun benda itu tak kunjung menyentuhku juga hingga aku terpaksa membuka mataku, apa aku memikirkan ini terlalu berlebihan?

Anti Romantic 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang