Mine

6.6K 452 45
                                    

Kecupan lembut Ethan diluar dugaan Elise. Rasanya seperti sedang membuka kotak rapuh, lalu tiba-tiba kepala badut terlempar ke luar. Harusnya indah memang, ini artinya pria itu barang kali juga cinta. Namun, sekaligus menakutkan, ingat kekasih pria ini ada dilantai bawah, bisa muncul kapan saja. Malam ini sudah terlampau buruk oleh mulut Karin dan sekarang … segera Elise menarik kakinya ke belakang. 

Tangan Ethan masih menyangga punggung, mudah untuk menarik tubuh Elise lagi.

“Kak Ethan p ….” Kalimat kembali dibungkam ciuman. Hanya sekilas, Elise menyadarkan diri untuk tidak memperpanjang durasi ini. “We need to talk!”

“All I want right now is you, El!” suara Ethan amat dalam.

Elise merasakan wajahnya yang tadi begitu hangat kini mendingin, seluruh darahnya lari ke tapak kaki. “Why you kiss me? Kak Keysha ada di bawah!”

“Here I’m!” Keysa menyilangkan tanganya, berdiri di pintu kaca. Angin malam menerbangkan helaian rambut ikalnya di sana.

Sekujur tubuh Elise membeku. Mulutnya seketika terkatup rapat. Dia menatap Ethan, masih dalam dekapan Ethan. Detik-detik hening ini berubah menjadi jarum berujung tajam menikam. Kepala sudah memperingatkan ini akan terjadi, efeknya jauh lebih besar dari dugaan.

“El,” ucap Keysa, “aku lagi hamil.”

Anak panah lain melesat, menembak Elise tepat di kepala. Mata Elise dibalur kristal hangat berkilau, pandangannya buram. Sekali lagi, tubuh bergeming mencoba meloloskan diri dari jerat maut. Pegangan Ethan malah makin erat.

“Bye! Enjoy your night.” Keysha menjauh.
Ethan menarik tubuh Elise dalam pelukannya jauh lebih erat, seakan dia tengah menyerap energi kehidupan darinya.

“What do you want?” isak Elise. “Kak Keysha hamil, kenapa malah ….”

Pikirannya terlalu kacau untuk bisa merangkai kata.

“Iya, Keysha emang hamil, tapi sama suaminya, dia udah nikah satu bulan lalu di Bali.”

“Aku perlu bukti!”

“Kita bisa bicaraiin itu nanti kan, aku lagi pengen meluk kamu aja sampai pagi.”

“Kak Ethan!” Tulang Elise seakan meleleh di dalam hingga tubuhnya menjadi lunglai.

Ethan melonggarkan pelukan. Dia menatap wajah Elise lagi, lalu membelai pipinya dengan punggung tangan. “Kamu cantik banget malam ini.”

Elise berpaling dari tatapan Ethan. “Jelasin sama aku apa yang sebenarnya terjadi? Kak Ethan udah nyakitin aku banyak kali! Bahkan tadi waktu Karin ….” Dada Elise sesak mengingat reaksi Ethan tadi.

“Tadi aku pergi ….”

“Yah, Kak Ethan pergi ninggalin aku dan nyiksa aku dengan rasa bersalah.”

“Sorry El, tapi aku harus berdiri dan ninggalin kamu sebelum aku nampar Karin di depan orang-orang.”
Elise melogo, kosong.

“Tuh kan, harusnya aku nggak usah bilang. I hate her, tapi dia sama Nathan dan juga kamu … aku bingung, makanya aku langsung berdiri.”

“Ini bukan karena Kak Ethan benci sama aku karena ucapan itu. Masalah kan?”

“Yah, ada satu masalah di antara kita berdua, El.”

Elise terenyak, hatinya pecah bak remahan biskuit yang diremas keras.

“The problem is … I fall in love with you.”

“Ngarang!” dengus Elise. dia belum bisa juga meloloskan diri dari pelukan Ethan.

“I swear! Di sisi lain, aku malu sama aku yang udah nolak kamu dulu dan aku kira kamu sama Nathan terus Kayle punya hubungan. Berulang kali aku gagal ngungkapin perasaan aku. Ingat  di tempat ini, aku pengen ngungkapin, sayangnya kamunya mendadak sakit. Terus, waktu aku bangunin kamu tengah malam, mendadak aku takut gangu. Waktu kita berduaan di dapur, malah batal karena Deo. Malam ini, aku udah nggak bisa nahan perasaan aku lagi, El. I love you so much!”

Ucapan Ethan mengalun seperti sebuah cerita dongeng, terdengar klise di telinga, tapi masuk akal di hati.

“Since when?”

“Semenjak kamu ngelukis di sini. Hari pertama kita ketemu ….”

“Waktu Kak Ethan pingsan itu?”

“Iya, sayang,” bisik Ethan lembut.

Elise mendadak mendorong tubuh Ethan mendengar panggilan dan bagaimana lembutnya suara Ethan melembut, jangan bilang tubuhnya sedang dirasuki sesuatu sedangkan jiwanya berkelana di tempat lain. “Are you realy … you?”

“El, jangan gitu dong!” protes Ethan, “its’s me, Darling. Jiwa raga.”

Mata Elise mengecil, dia memindai sosok berkemeja putih di depanya dari kaki sampai kepala lalu mengulanginya lagi.
“Kak Ethan, dulu ….”

“Dulu dan sekarang beda. Dulu kita masih labil, sekarang aku yakin, kalau takdir aku di pelaminan itu, tetangga aku sendiri.”

“Ok!” Elise tidak bisa berpikir lagi ditambah perutnya meronta kelaparan.

“Cuman itu?”

“Apa lagi?”

“Elise, I love you. Now, say you love me too!”

“I … like your eyes.” Elise melihat ke arah lain. Kupu-kupu tengah memenuhi perutnya. Malam ini jadi berbeda.
Ethan menghela napas panjang. Kedua tanganya merapat di pinggang.

“So, sekarang kita ….”

“Pacaran, minggu depan lamaran. Udah jelas?”

“Secepat itu?”

“Hem!” Ethan mengedipkan mata sembari memajang senyuman lebar.

Elise menepuk jidat, dia kenal betul pose Ethan yang satu itu, penuh percaya diri. Ide konyol tiba-tiba melintas di kepala. dia berjalan melewati sang pria, menuju pagar pembatas balkon.

“Sebenarnya, perasaan aku sama Kak Ethan itu tadi udah hilang,” katanya tajam.

Elise mendengar langkah tergesa di belakangnya, lalu pelukan kembali mengurung.

“Please, kasih aku kesempatan. El, aku nggak bisa kehilangan kamu lagi. Apa pun akan aku lakuin buat nebus kesalahan itu.”

Elise melepaskan pelukan Ethan. “Karena gara-gara Kak Ethan aku malu, terus ninggalin meja makan dan sekarang, I’m starving!”

“Ih, pacar aku lucu deh.” Ethan menarik pipi Elise keras, lalu air mukanya berubah serius. “Aku juga lapar!” Ethan berbalik. “Ayo balapan ke dapur, siapa yang kalah harus masak!”

“Nggak bisa,” bantah Elise. Terlambat, kaki panjang Ethan sudah jauh meninggalkannya.

Ponsel Elise berdering nyaring, nama Nathan tertera di layar. Meski malas bicara dengannya, dia menerima panggilan.

“El, kamu kok belum sampai di rumah juga?” sembur Nathan.

“Aku masih sama Kak Ethan. Kenapa?”

“Aku kawatir sama kamu, aku pengen kita bicara baik-baik El.”

“Udah lah, aku udah maafin yang tadi, salah aku juga.”

“El, aku mau jujur, aku masih sayang sama kamu.”










Love Back TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang