09

511 152 208
                                    

Haiiii aku update lagiiii!!! Niatnya sih up pas malming tapi tangan gatel jadi up skrg de ga nunggu malem :v

Jgn lupa voment, selamat membaca^^

---oOo---

---oOo---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minggu.
12.00

Awan hitam menutupi sebagian besar matahari siang ini, tanda ingin hujan yang menyiratkan suasana hati kesepuluh orang yang ada di pemakaman. Didepan batu nisan yang bernamakan 'Kanemoto Yoshinori'.

"Dek, temen-temennya udah pada pulang. Kenapa kalian belum pulang? Udah mau hujan ini, dek." Tukang gali kubur akhirnya membuka suara setelah sebelumnya ia memilih untuk menunggu.

Tetapi tidak ada satupun dari kesepuluh orang itu yang mau mendengarnya. Tukang gali kubur itu pun menghela nafas panjang dan memilih pergi.

Doyoung menengadah ke langit dan melihat awan hitam yang sudah semakin banyak, sebentar lagi akan hujan. "Guys, ayo kita pulang. Besok kita kesini lagi, udah mendung ini."

"Gak. Gue pengen tetep disini," tolak Hyunsuk dan di anggukan oleh Junghwan.

"Kalau Lo mau pulang, pulang aja gapapa, Doy." Yedam menjawab.

Doyoung menggeleng. "Gak kok, bang." Doyoung akhirnya pasrah, tetapi ia melihat salah satu dari semuanya berdiri dengan muka pucat. Akhirnya Doyoung menghampirinya.

"Har, Lo kenapa?"

Haruto yang sedaritadi melamun pun terkejut. "H-hah a-apa bang?"

Doyoung menghela nafas sebentar, lalu mengulangi pertanyaannya lagi. "Lo kenapa?"

Haruto menggeleng cepat. "Gapapa kok bang Doy. Haruto gapapa." Doyoung mengernyitkan dahi tidak percaya lalu menempelkan tangannya di dahi Haruto.

"Yaampun Haruto! Lo sakit!"

Jaehyuk, Asahi, Yedam, Jeongwoo, dan Junkyu menatap kearah Doyoung yang tiba-tiba berteriak. Sedangkan Hyunsuk, Junghwan, dan Mashiho tidak peduli karena masih terlarut dalam kesedihan.

"Haruto sakit..?" tanya Jaehyuk dengan suara serak. Doyoung mengangguk, tetapi Haruto menggeleng.

"Jeongwoo yang anterin Haruto ke mobil aja bang," tawar Jeongwoo bersiap untuk mengantar Haruto.

"Gak usah, gue aja. Lo sama yang lain aja," ucap Doyoung sambil tersenyum kecil. Jeongwoo yang awalnya bingung, lalu mengangguk.

Haruto dan Doyoung sudah pergi ke mobil untuk memberikan Haruto obat dan membiarkan Haruto istirahat disana. Sisanya delapan orang masih di pemakaman. Hujan rintik turun sedikit demi sedikit di area pemakaman, tidak ada yang ingin pulang. Semuanya masih bersikeras untuk tetap disana.

"Permisi."

Seorang perempuan yang sedang memakai payung menghampiri mereka.

"Karina..?" gumam Hyunsuk.

Perempuan yang dipanggil Karina itu pun mengangguk. "Iya gue Karina, temannya Yoshi. Padahal baru kemarin kami jalan bersama.. tapi sekarang.. hiks.."

Karina, ia adalah teman perempuan Yoshi sekaligus sahabat Yoshi. Hyunsuk tahu jika Yoshi dan Karina saling mencintai, dan Yoshi kemarin baru saja mengatakan bahwa ia ingin serius dengan Karina, atau yang sering orang sebut dengan sebutan pacaran. Tetapi maut menengahi rencana Yoshi itu, selamanya Yoshi tidak akan menyatakan cintanya karena dirinya sekarang sudah tiada.

Hyunsuk yang mengingat itu semua pun menangis. Kenapa harus Yoshi dan Jihoon? Kenapa?

Hujan yang daritadi hanya rintikan sekarang berubah menjadi hujan deras. Mau tidak mau mereka harus pulang dan menerima kepergian Yoshi yang secepat ini.

 Mau tidak mau mereka harus pulang dan menerima kepergian Yoshi yang secepat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di hari yang sama, Minggu.
Malam

Hujan turun dari tadi siang, dan tentu saja membuat siapa yang melihatnya menjadi mengingat masa lalu. Sejak siang mereka tidak saling mengobrol, tidak ada yang punya selera untuk makan walaupun mereka ada sedikit makanan.

Haruto yang di bilang sakit oleh Doyoung pun ternyata sakitnya tambah memburuk. Ia demam dan lemas serta tidak nafsu makan. Matanya terasa perih dan tidak bisa dibuka saling panasnya. Anehnya ia tidak ingin disentuh oleh siapapun, sedaritadi ia menggumamkan sesuatu yang mengatakan bahwa dia takut.

"Gue takut..."

Entahlah apa yang terjadi padanya, Jeongwoo yang di notabene nya adalah sahabat dekat Haruto pun Haruto tidak ingin berbicara dengannya. Lalu mereka menyimpulkan bahwa Haruto ingin sendiri terlebih dahulu.

Dibalik itu semua ada seseorang yang tersenyum miring. "I won! Sekarang mereka dan dia semakin hancur. Gue suka lihat itu semua."

Junkyu mengeluarkan kertas milik Yoshi yang Yoshi tinggalkan di meja sebagai clue siapa pelakunya. Ia mengamati setiap inci dalam kertas itu. Tidak ada kata-kata lain, hanya itu saja. "Keluar? Muda? Among? Us? Maksudnya apa dah?"

Yedam yang ada disampingnya pun ikut melihat kertas itu. "Keluar? Kita semua sering keluar untuk ke sekolah atau kuliah. Muda? Pelakunya muda gitu? Among us? Di sekitar kita..?"

Yedam tiba-tiba terbelalak, Junkyu menatapnya. "Guys, berarti gue bener. Dia ada disekitar kita."

"Gue udah capek dan bodoamat dengan pelaku itu! Kalau dia ngincer gue juga gapapa, gue udah pasrah!" seru Hyunsuk dengan pasrah, ia sudah pasrah dengan ini semua. Kedua sahabatnya sudah meninggalkannya, yaitu Jihoon, dan Yoshi.

"Bang, jangan bilang gitu dong.. Bang Yoshi sama bang Jihoon pasti gak suka karena lihat abangnya pasrah begini, bang Hyunsuk harus bertahan yaa.." ucap Mashiho.

Hyunsuk menggaruk-garuk kepalanya depresi, ia stres dengan semua ini. Tanpa menyadari ada seseorang yang kembali mengingat clue dari Jihoon dan digabung dengan kertas dari Yoshi, dan ia menyadari sesuatu.

"Berarti benar... Dia..?" gumamnya.

?" gumamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---oOo---

To be continued...

Hayooo dia siapaaaaa, trs yg gumam tadi sapaaa...

Btw banyak clue lohhh dari eps sebelumnya, dan disini juga ada sedikit clue.. coba lebih cermat lagi 🙃

Episode berikutnya akan ada someone, coba tebak siapa diaa.. penasaran kan?? tetep tungguin updatean SUNDAY yakk!! Enjoyyy^^

SUNDAY | TREASURE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang