Seorang gadis berlari disepanjang koridor. Tak peduli bagaimana tatapan mata dari orang-orang tertuju pada dirinya karena menimbulkan suara yang berisik.
"Duh, lapangan jauh banget sih." Gerutu gadis tersebut sembari menatap jam tangan yang ia genggam ditangan kiri.
"Aduh!" Pekik gadis tersebut saat tak sengaja menabrak seseorang.
"Eh maaf. Ada yang sakit gak?"
Manik indahnya menatap pemuda yang baru saja ia tabrak. Gadis tersebut tersenyum canggung. "Saya yang harusnya minta maaf. Saya buru-buru, permisi."
Ia langsung berlari meninggalkan pemuda tersebut sembari merutuki dirinya sendiri.
-📌-
Sesampainya di lapangan, gadis tersebut langsung memasuki barisan. Ia membungkuk untuk mengatur nafasnya yang tersengal-sengal.
"Untung aja belum mulai." Gumamnya.
Manusia yang berdiri di depan gadis itu menoleh ke arahnya saat tak sengaja mendengar suara kecil.
"Haha habis lari ya? Santuy aja geh."
Gadis yang lebih pendek tersenyum canggung. "Takut telat."
"Eh ngomong-ngomong nama kamu siapa?" Tanya gadis yang lebih tinggi.
"Alexandra Nindiata Laurel, panggil aja Nindi. Mau pake gue-lo juga gapapa. Lo?"
"Oke! Gue Giselle Arsya Veronica, panggil aja Arsya atau Aca juga boleh."
Nindi mengangguk singkat. "Semoga kita sekelas."
"Eh lagi kenalan ya? Gabung dong."
Mereka berdua menoleh ke asal suara. Seorang gadis menatap mereka dengan senyuman.
"Kenalin nama gue Gabriella Adeylia Keana, panggil aja Dea. Tadi gue udah denger nama kalian berdua kok. Ga usah kenalin diri lagi."
Dea menarik lengan temannya yang berdiri tepat di depannya. "Kalau ini Karina Revalina Galuh, panggil aja Begal."
Gadis itu menatap temannya tajam. "Enak aja!" Kemudian ia tersenyum ke arah Arsya dan Nindi. "Panggil gue Galuh."
"O-key? Kalian temen SMP?" Tanya Nindi kepada dua teman barunya.
Galuh merangkul pundak Dea. "Temen dari SD kita mah. Ye gak?"
"Siapa ya?"
Ketika Galuh ingin membalas, suara kepala sekolah terdengar membuat mereka menyudahi acara perkenalan.
-📌-
"Hahaha tapi emang lucu orang nya."
Nindi menyimak obrolan teman-teman barunya yang berkenalan saat upacara pembukaan tadi. Ia terkagum karena mereka dapat mengakrabkan diri secara cepat.
Mata Nindi tak sengaja melihat gadis yang terlihat kebingungan mencari tempat duduk.
"Eh kamu yang pegang mangkuk bakso berambut pendek! Sini duduk bareng aku!" Seru Nindi pada gadis tersebut dengan mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi. Tak peduli dengan tatapan seisi kantin yang mengarah padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Home
FanfictionPertemanan mereka penuh dengan misteri ©lelenys 14 Agustus 2021- #1 jeno -200324- #1 jaemin -200324- #1 renjun -200324- #1 haechan -200324- #1 karina -200324- #1 winter -200324- #1 giselle -200324- #2 nct...