5. •Hancur•

83.8K 8.1K 100
                                    

Perempuan itu tidur dengan air mata yang sudah membanjiri dirinya sedari malam. Selimut melapisi tubuhnya yang tidak mengenakan apapun.

Jasmine menangis, matanya sembab, bibirnya yang pucat mengeluarkan isakan kecil yang tak berhenti.

"Maafin Jasmine, Jasmine nggak bisa jaga diri Jasmine. Jasmine udah berbuat zina, Jasmine..." ucap Jasmine menggantung dalam hatinya.

Dia membenci dirinya sendiri, dia tidak bisa menjaga harta satu-satunya. Dia sekarang telah menjadi perempuan paling kotor, dia sudah menghilangkan mahkota indahnya.

"Kenapa harus aku ya Allah?"

Perempuan itu kembali menangis. Mendengar itu lelaki disampingnya merengkuh karena terganggu.

Laki-laki itu mengerjap-erjapkan matanya karena merasa terganggu. Kantuk masih menyerangnya, namun seberusaha mungkin ia membuka matanya.

Aleo menoleh, saat tangannya menyentuh tubuh seorang perempuan disampingnya. "Lo siapa?" tanyanya dengan suara serak.

Aleo memegang pundak Jasmine dan membaliknya. "Lo?!" teriak lelaki itu terkejut menatap Jasmine yang sudah kacau seperti ini.

Aleo menatap sekitarnya, barang-barang berantakan dimana-mana, pakaian yang terlempar di lantai berceceran begitu saja.

Jasmine duduk dan menyenderkan tubuhnya di papan kasur. Aleo menatap perempuan polos disampingnya yang sudah kacau dan berantakan.

"Kenapa gue bisa disini?" Jasmine diam, dia makin mengeratkan genggaman pada selimut yang melingkari tubuhnya itu.

Air matanya hampir habis. Air mata itu tidak bisa menggantikan apa yang sudah diperbuat Aleo semalam.

"Jasmine." panggil Aleo dengan tatapan tajamnya.

Plak!

Jasmine menampar pipi kanan Aleo. "Kalau kamu mau balas dendam, aku terima, tapi nggak gini caranya Aleo...." tuturnya pelan membuat air matanya tambah mengucur.

"Ak-aku tahu aku banyak salah, ta-tapi apa harus kamu ngelakuin ini?" tanyanya dengan bibir bergetar hebat. Tangannya gemetar.

"Gu-gue nggak sadar." Gumamnya setelah mengingat apa yang terjadi semalam.

××××××

Jasmine terduduk di lantai kamar mandi yang dingin. Air shower itu mengucur deras dari atas kepalanya. Dia benar-benar kotor. Sekarang tidak ada Jasmine yang suci.

Jasmine menangis sejadi-jadinya, andai waktu bisa diulang, Jasmine akan menghindari Aleo, pergi sejauh-jauhnya dari laki-laki itu.

“Hiks, kenapa harus aku? Kenapa harus aku?” Tanyanya pada angin lalu.

Jasmine memeluk lututnya, bibirnya pucat, air matanya habis, dan suhu tubuhnya kembali naik. Dia benar-benar kacau dan berantakan.

Sedangkan di sisi lain, Aleo hanya berdiam diri di dekat kolam renang belakang rumahnya. Ia menatap air dari kolam itu dengan tatapan kosong. Nafasnya menderu, ia tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan sekarang.

Pikirannya kosong dan ia bodoh.

Mengapa ia melakukan hal itu? Ia tidak pernah selepas ini, tapi kemarin itu, benar-benar nafsunya tidak bisa ia kendalikan.

“Apa yang harus gue lakuin sekarang?”

××××××

Aleo menghentikan langkah Jasmine saat ia berpapasan dengan perempuan itu di lorong rumahnya. Ia menatap wajah sembab Jasmine karena semalaman terus menangis.

Jasmine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang