-Part 4-

83 10 0
                                        

Kay masih bekutat dengan pianonya. Jari jemarinya kini semakin lincah menari diatas tuts piano. Ini merupakan piano kesayangannya, walaupun piano ini milik bersama dengan Seva, tapi Kay yang lebih sering memainkannya, apalagi jika ia merindukan sang kakek. Kakeknnya lah yang dulu memberikan piano ini dan juga mengajari Kay kecil dan Seva kecil bermain piano.

Seva yang mendengar dentingan piano itupun, langsung menghampiri. Ia yakin betul adiknya itu kini tengah merindukan sang Kakek, karena lagu yang dimainkan merupakan lagu favorit kakek dan juga lagu pertama yang kakek ajarkan kepada mereka.

"Makin jago aja main pianonya", ucap Seva.

"Eh, abang",balas Kay dan berhenti memainkan pianonya karena terkejut dengan kedatangan Seva.

"Kok berhenti? Mainin lagi dong, abang kan pengen denger juga", ucap Seva.

"Abang juga kangen kakek ya?", tebak Kay yang dijawab anggukan dan senyuman oleh Seva.

"Abang mau main?", tawar Kay.

"Engga, lo aja yang main, abang yang dengerin. Lo lebih jago mainnya, kayak kakek", ucap Seva.

Kay pun melanjutkan permainan pianonya. Mereka seolah terbawa ke masa lalu dimana Kay kecil dan Seva kecil belajar piano bersama kakek. Dimana kakek memangku Seva dan Kay untuk mengajari. Tangan-tangan kecil Seva dan Kay yang mulai menekan tuts piano walaupun tak menghasilkan nada yang enak didengar membuat kakek tertawa. Seolah kenangan itu juga ikut terputar seiring dentingan piano.

Ayah dan Ibu yang memperhatikan, tak berani mengganggu. Ketika Kay atau Seva memainkan lagu itu, seolah semua orang merasakan kembali bahwa kakek masih ada disini dan menemani. Tanpa disadari air mata mulai menetes perlahan, dinginnya suasana malam dan rasa rindu seakan menambah lengkap.

Permainan piano selesai, Seva langsung memeluk Kay. Ayah dan Ibu juga datang memeluk. Mereka sama-sama menangis dalam pelukan itu.

"Kay rindu kakek", ucap Kay masih sambil meneteskan air matanya.

"Abang juga", balas Seva masih sambil menangis dan memeluk Kay.

"Kenapa kakek cepet banget ninggalin kita. Katanya kakek pengen lihat Kay sama abang main piano diatas panggung gede, katanya kakek mau nemenin Kay sama abang disetiap perform piano, katanya kakek gabakal ninggalin Kay sendirian, tapi kenapa kakek bohong? Emang kakek gak sayang lagi sama kita? Kay kan belum bahagiain kakek, tapi kenapa kakek pergi?", ucap Kay sambil menangis.

"Kakek sayang sama Kay, kakek sayang sama Abang, kakek sayang sama kita. Tapi Allah lebih sayang sama kakek. Kay udah bikin kakek bahagia", ucap Ibu masih sambil menangis dan memeluk kedua anaknya.

"Inget, abang pernah bilang sama Kay. Sekarang abang yang bakal gantiin kakek buat selalu nemenin Kay, abang janji gabakal ninggalin Kay", ucap Seva.

"Udah ya nak, jangan nangis lagi. Jangan bikin kakek sedih dengan lihat kalian sedih gini. Udah malem, segera tidur, besok Kay masih harus sekolah, abang juga besok kan harus ke café", ucap Ibu.

"Iya bu", ucap Seva dan Kay bersamaan.

Kay segera masuk ke kamarnya dan bersiap untuk tidur. Tiba-tiba ponselnya berbunyi.

Gapapa Bobrok yang Penting Cantik

Mala added you

Mala :

Welkamm Kay

Lala :

Selamat datang di indobobrok selamat berulah

Aksara Rasa [Revisi]Where stories live. Discover now