17. Do-fun

45.2K 8.1K 845
                                    

Sesampainya di sana, ternyata dufan sedang super sepi. Vano dan Kila tidak harus mengantri panjang karena ini hari weekdays.

"Totalnya 300rb."

"300rb? berarti 1 orang 150rb ya. Bentar" gumam Kila, lalu mengambil uang didompetnya yang ternyata hanya ada dua lembar 50rb an.

"Duh, kan waktu itu uangnya udah abis buat beli TV. Goblok bener gue. Mana ga enak sama Vano duh!" batin Kila.

"Lo ngapain?" tanya Vano bingung melihat Kila yang rempong dari tadi.

"Em, uang gue kurang Van.."

Vano menghela nafas. "Buat apaan? Kan gue yang bayar."

"Aduh, tapi gue ga enak sumpah Van. Ngerepotin," kata Kila sungkan.

"Halah. Gue bayarin dufan gak enakan lo, tapi numpang dirumah gue, bangunin gue tiap malem enak-enak aja tuh," cibir Vano sewot membuat Kila nyengir. Iya juga yak.

Setelah membeli tiket, keduanya masuk ke arena dufan. Mata Kila berbinar-binar begitu melihat banyak wahana yang ingin ia naiki bersama Vano. Dia sampai bingung mau naik yang mana dulu.

"Mau naik yang mana dulu nih?" tanya Vano.

Di otak Kila langsung muncul "Bianglala". Ya tentu saja karena wahana itu sangat romantis dan mendukung buat berduaan. Apalagi buat kiss..

Eh tapi jangan! Nanti ketahuan modus banget lagi sama Vano!

"Hmm yang mana ya.. muter-muter dulu deh," jawab Kila mempertahankan gengsinya. Bukannya apa, takut Vano tau akal busuknya dan nolak. Kan malu.

Vano ngangguk, dan mereka pun mengitari semua area Dufan sampai akhirnya langkah Kila berhenti begitu melihat mesin capit raksasa berisi banyak boneka yang ada di game zone. Huaa, Lucu banget..

"Lo mau itu?" tanya Vano langsung peka. Kila mengangguk cepat.

Tanpa berkata apa-apalagi, Vano pun langsung membeli koin yang banyak di loket untuk bermain mesin capit.

"Mau yang mana?" tawar Vano.

"Yang ituu.." jawab Kila sambil menunjuk boneka Keroppi super besar berwarna hijau.

"Oke." Vano berkata dengan percaya diri. Lalu mulai mengambil boneka yang Kila mau di mesinnya dengan penuh perhitungan dan hati-hati.

Tapi ternyata ketika sudah dicapit, bonekanya malah jatuh ditengah-tengah. Dua kali, tiga kali, sudah berkali-kali Vano mencobanya tapi bonekanya tetap tidak keambil juga.

"Kok ga bisa sih?" keluh Vano emosi sembari memukuli mesinnya.

"Hmm.. Van, udah gapapa, yang lain aja. Sayang koinnya tau." saran Kila.

"PENIPUAN INI ANJIR!" pekik Vano tak terima. Tapi Vano belum nyerah juga, dia terus mencobanya sampai koinnya habis.

"Van, udah main yang lain aja. Gapapa kok." kata Kila menyuruh Vano menyerah saja. Bukannya Kila kecewa atau gimana, dia cuma tak tega melihat Vano yang maksa mencoba walaupun selalu gagal.

"Udah gapapa. Kali ini gue pasti bisa." kata Vano sambil jalan kearah loket, spontan Kila menahan tangan Vano supaya cowok itu tidak membeli koin lagi.

"Van, udah gausah. Lo udah berusaha kok. Itu emang penipuan, mau sampe kapan juga gaakan bisa. Ayo kita main yang lain aja." kata Kila menyemangati Vano. Padahal mana mungkin itu penipuan, emang Vanonya yang gabisa.

Vano hanya diam. Sepertinya dia kecewa dengan dirinya sendiri yang gagal membuat Kila terkesan.

"Van, ayo dong.." Kila memasang muka sedih.

"Yaudah lah, ayo main yang lain." ajak Vano sambil menarik tangan Kila, lalu menunjuk kearah wahana Histeria. "Main itu yuk?"

****

Leon turun dari motor ducatinya dan masuk ke dufan tanpa mengantri. Sampai di dalam, Leon langsung mencari sosok Vano dan Kila ke semua wahana.

Jangan tanya mau ngapain. Tentu saja dia mau merecoki Vano. Ia kesal dengan cowok itu yang akhir-akhir ini selalu bersama Kila sampai tidak pernah nongkrong lagi dengan REVOLVER. Intinya, Vano jadi lupa teman semenjak dekat lagi dengan Kila.

"Kemaren pas gue mata-matain mereka di depan rumah, katanya mereka mau kesini. Masa iya gajadi sih?" batin Leon.

Tak lama setelah muter-muter gajelas, akhirnya Leon menemukan Vano dan Kila yang sedang mengantri wahana Histeria. Leon pun buru-buru ikutan naik lewat jalur annual pass, tapi tiba-tibaㅡ

BRUK!!

"WOI!! Jalan yang bener dong!!!"

Leon refleks terjatuh begitu ada yang mendorongnya begitu kencang. Ia memegangi kepalanya kejedot lantai.

Sakit anjir, mana itu orang yang ngegas pula. Berani banget dia sama gue.

"HEH BRENGSEK." Leon bangun dan ngamuk. "LU YANG NABRAK KENAPA JADI LU YANG NGEGAS BANGS*T? MINTA MAAF LU SAMA GUㅡ"

"Lah.. RENDY?" tanya gue syok begitu sadar yang ada di hadapan gue adalah cowok yang tampangnya songong alias Rendy. "K-K-Kenapa.. lu ada disini?"

"HARUSNYA GUA YANG NANYA, KENAPA LU ADA DISINI?" tanya Rendy lebih ngegas dari yang tadi.

"Gua mau nyamperin Vano sama Kila. Kesel gue liat mereka berduaan terus. Lu ngapain coba disini?" tanya gue emosi.

"SAMA!!"

"Lah lu tau dari mana? Gua kemaren liat di kafe merekaㅡ"

"SAMA!!"

"BAGUSLAH!! GAS HAYUUKK!!" seru Leon semangat.

"Yaudah, ayo kita ikutin mereka. Kita gaboleh biarin mereka berduaan!" Rendy mengajak Leon, tapi dia malah lari duluan kearah wahana.

"TUNGGUIN WOY!!"

"Hadeh, males gue sebenernya ikut. Mending ngebucin," gumam Zakry yang mengikuti Rendy di belakang dari tadi. Dia malah sibuk chat dengan pacarnya.

***

FOLLOW IG YG BARU @sasyaamrn (a nya 2) BUAT INFO UPDATE, SPOILER & PENERBITAN.

FOLLOW IG YG BARU @sasyaamrn (a nya 2) BUAT INFO UPDATE, SPOILER & PENERBITAN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
VANOKILA [HIATUS SEMENTARA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang