[8] BMM : Vacation

747 74 50
                                    

~~ Because My Mistake ~~

《Boruto's PoV》

Hari ini aku membawa Sumire berlibur. Tidak jauh-jauh dan tidak mewah, kami hanya ke pantai hari ini dengan menaiki kereta.

Setelah menjual semua koleksi Kageyama-ku yang tak seberapa hasilnya, aku segera menghubungi Ayame-nee, mengatakan kalau aku akan segera membawa Sumire berlibur. Saat itu dia terdengar senang. Ayame-nee kemudian memberikanku waktu untuk berlibur bersama Sumire-chan selama dua hari, yaitu hari ini dan besok.

Perjalanan kami berjalan dengan lancar. Aku menikmati udara segar yang berhembus masuk selama dalam perjalanan. Sumire juga terlihat senang. Ia membaca bukunya di dalam kereta, tersenyum tipis setiap selesai membaca satu halaman, sebelum akhirnya membalik halaman berikutnya.

Akhir-akhir ini ia memang sering kali membaca buku-bukunya, bahkan terkadang sampai lupa waktu. Aku pernah mencoba membaca salah satu bukunya secara diam-diam. Buku yang ia baca ternyata adalah buku dengan tema yang berat, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan penelitian dan sejenisnya.

Saat itu aku mencoba membaca bab pertama dari buku bersampul putih itu, tapi gagal. Banyak kosa kata yang tak kumengerti, kosa kata ilmiah. Pada akhirnya aku hanya dapat memperhatikan Sumire saat membaca buku, mendukung apapun yang ia lakukan asalkan itu hal baik dan membuat dirinya senang.

Setiap kali aku melihatnya tersenyum membaca kata-kata rumit di buku itu, aku menyadari satu hal, kalau dia merindukan dunianya yang dulu. Dunia di mana ia dapat menciptakan hal-hal baru, di mana ia dapat membantu orang lain dengan caranya sendiri.

Setiap kali aku menyadari itu, aku merasa bersalah. Karena aku. Hanya karena kecerobohanku semua ini terjadi. Walau saat di alam bawah sadar, siapa pun di dunia ini tidak bisa menyangkal, kalau akulah yang telah menghancurkan dunia Sumire.

Saat itu aku tersadar siapa yang aku coba bodohi. Aku selalu mengatakan kalau aku akan menjaga senyuman itu, tapi pada dasarnya akulah yang merenggut senyuman itu.

Sumire tiba-tiba tersenyum teduh kepadaku, membawaku kembali dari lamunanku. "Ada apa?"

Aku tersenyum pahit dan menggeleng lemah. "Tidak ada apa-apa."

Ia menutup bukunya, menaruhnya kembali ke dalam tasnya. Ia lalu beranjak, berpindah duduk ke sebelahku, menyenderkan kepalanya di pundakku. "Benarkah?"

Aku kembali tersenyum, kini senyuman senang yang kutunjukkan. Aku menoleh, mencapit gemas ujung hidung Sumire. "Tentu saja."

"Sakit..." Sumire sedikit meringis, meski aku tahu kalau ia hanya pura-pura merasa sakit. Soalnya, aku hanya menyapit hidungnya dengan pelan. "Hidungku bisa jadi merah, lho..."

Aku tertawa kecil. "Mana mungkin."

"Mungkin saja." Sumire menggembungkan pipinya. "Kalau aku jadi seperti badut, bagaimana?"

"Bukankah itu bagus? Kau akan jadi tambah lucu." Sekali lagi aku tertawa, cukup menyenangkan saat menggoda Sumire seperti saat ini.

"Dasar." ujar Sumire kesal. Namun pada akhirnya, ia memeluk hangat diriku dari samping.

"Ne, Boruto-kun..."

Aku menoleh, menatapnya. "Iya?"

"Semua yang terjadi di hidupku, Semua yang membuatku tertawa dan yang membuatku menangis. Aku hanya ingin kau tahu, kalau aku selalu mensyukurinya." Sumire tersenyum hangat setelah mengatakan itu. "Aku bahagia bersamamu."

Because My MistakeWhere stories live. Discover now