Chapter 1O

2 1 0
                                    

'Kalau aku bilang, aku gak suka ngeliat kamu sama cewek lain, gimana?'

- *****

HAPPY READING💗🦋

Shela melihat pemandangan yang sangat menyegarkan matanya. Ditambah dengan angin sepoi-sepoi yang sangat menyegarkan tubuhnya.

Jujur, Shela bingung kenapa Arlen mengajaknya kepuncak. Apakah Arlen ingin menembaknya? Oh! Tidak mungkin.

"Lo suka?" tanya Arlen memulai percakapan.

Shela menatap Arlen lalu mengangguk sambil tersenyum. "Sukaa bangett! Aku baru tahu kalau ada tempat kayak gini, disini.." jawab Shela lalu fokus menghadap depan lagi.

Arlen tersenyum mendengarnya. "Ini tempat terakhir yang gue kunjungi bareng bang Kiel. Satu tahun yang lalu.." jelas Arlen sambil melirihkan kalimat terakhirnya.

Shela yang bisa menangkap raut sedih dari wajah Arlen pun hanya bisa tersenyum. Dia mengelus pundak Arlen, bukan bermaksud apa-apa, dia hanya ingin menenangkan Arlen.

"Tenang, aku juga pernah diposisi kamu, bahkan.. Aku lebih parah.." kata Shela dengan raut sendunya.

Arlen sedikit tertarik mendengar cerita Shela. Dia menatap Shela penuh pertanyaan.

"Emang kenapa?" tanya Arlen.

"Dulu... Beberapa tahun yang lalu sebelum ayah meninggal, kami sempet holiday bareng ke pantai. Lalu beberapa hari setelahnya, ayah jatuh sakit. Aku gak bisa ngerawatnya karena fokus sekolah, cuma ibu dan adek aku yang paling kecil yang merawat ayah. Sampai suatu hari, aku dipanggil kepala sekolah, disuruh pulang duluan, katanya ayah meninggal. Dan aku bener-bener gak bisa nahan tangis aku.. A—ak.." jelas Shela, dia tidak bisa melanjutkan kalimatnya karena mulai terisak.

"Gak usah dilanjutin kalau bikin lo sedih." perintah Arlen dengan raut wajah datarnya.

Shela menggeleng, dia tetap ingin melanjutkan ceritanya. "S—saat aku sampai dirumah, ayah udah dibungkus kain kafan, aku gak bisa ngelihat wajahnya u—untuk terakhir k—kalinya.. Aku merasa bersalah b—banget, karena gak a—ada untuk ayah di waktu-waktu t—terakhirnya.." jelas Shela pilu.

Arlen mendekap Shela, lalu mengelus punggungnya.

"A—aku harap, kamu bisa berbaikan sama pak Jaeyandra, aku gak mau kamu ngalamin penyesalan yang sama kayak aku. Kalau kamu baikan sama pak Jaeyandra, aku juga seneng.. Karena gak terlibat tugas lagi sama kamu.." kata Shela, dia tidak sengaja membeberkan rahasianya selama ini.

Deg

'Tugas?'

***

"Makasih udah nganterin aku pulang.." kata Shela tulus sambil tersenyum.

Arlen mengangguk. "Lo besok sekolah?" tanyanya.

Shela menggeleng. "Enggak, besok aku ada urusan keluarga," bohongnya, padahal besok dia ingin kuliah.

Arlen mengangguk-angguk saja. "Oke, gue balik." kata Arlen hendak memakai helm nya kembali.

Sebelum Arlen melajukan motornya. Shela menarik kerah baju Arlen, membuat Arlen bertanya-tanya.

"Arlen.. Kalau aku bilang, aku gak suka ngeliat kamu sama cewek lain, gimana?" tanya Shela, lalu tiba-tiba, dia menutup wajahnya karena malu.

Arlen terkekeh kecil. "Ya gak gimana-gimana," jawab Arlen dengan enteng.

Mendengar jawaban Arlen, Shela semakin malu, lalu dia berlari masuk kerumahnya dan memasuki kamarnya. Saat dia lihat Arlen sudah tidak ada didepan rumahnya lagi, barulah Shela tenang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Karshela Story'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang