Renjun pikir papanya orang kejam tergila. Ternyata Jaehyun, pria yang menjadi kakak tiri sialan itu jauh lebih gila...dan tampan!
Warning! this story contains adult elements, violence.
Kepergian adalah sesuatu yang menyedihkan, apa lagi jika tidak ada kata kembali berikutnya. Tau yang dimaksud? Kematian adalah pergi yang takkan kembali.
Siapa yang tidak takut akan kematian, setiap orang punya rasa itu bahkan jika hanya terselip di hati terdalam.
Renjun termasuk, sejak kepergian mamanya dua bulan-kurang lalu ia merasa hidupnya semakin kacau balau, ada rasa ingin menyusul mamanya yang mungkin sudah bahagia bersama para bintang diatas sana. Tapi apa masih ada kesempatan untuknya bahagia di dunia ini?
Tinggal dikeluarga tidak harmonis cukup membuat Renjun harus sering meminum obat yang bahkan ia tidak tau pasti tentang kegunaannya. Hanya di bungkus obat itu tertulis, pereda nyeri, sakit gigi. Mamanya sering memberikan obat itu saat Renjun demam dulu. Sekarang ia malah menggunakan obat itu sebagai obat tidur jika rasa lelah akan lari pada malam hari tidak membuatnya tertidur.
Renjun tidak ingin terlalu bersedih atas kepergian mamanya. Ada rasa bahagia walau sedikit karena mamanya tak akan merasa kesakitan lagi karena penyakitnya, dan tidak akan dibilang menyusahkan lagi oleh papa.
Tidak ada kata menyesal bagi Renjun telah terlahir di dunia ini. Setidaknya ia bisa menjadi teman mamanya disisa hidupnya, dan kalau bisa mungkin ia akan membalaskan perbuatan pria tak berhati itu padanya dan mamanya.
Mama memang meminta Renjun untuk tak membenci dan tetap hormat pada papa, tapi mama tak bilang bahwa Renjun tidak boleh membalas dendam bukan? Ah sial, mengingat kebaikan hati mamanya membuat Renjun menggebu-gebu ingin menjatuhkan papa sejatuh-jatuhnya.
Memang pria itu selalu memuji Renjun dengan kepintaran dan sifatnya yang kalem, tapi pria itu tak tau saja maksud dan tujuan Renjun sebenarnya.
Malam ini Renjun enggan meminun obat yang biasa ia minum pada malam hari sebelum tidur, ia memilih berlari mengelilingi jalanan sepi dekat komplek rumahnya untuk membuat badannya kelelahan dan tertidur sendiri tanpa bantuan obat.
Sebelum mulai berlari Renjun sempat mengabari teman dekatnya, Jaemin. Lebih tepatnya sahabatnya itu yang bertanya duluan tentang apa yang sedang dilakukan Renjun, dan dijawab apa adanya oleh Renjun.
Sahabat yang sudah menemaninya bertahun-tahun dan selalu menjadi sandaran di setiap sedihnya, Jaemin. Jaemin terlalu baik bagi Renjun walau kadang suka bikin kesal, ia harap kebaikan Jaemin akan berbalik pada dirinya sendiri.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.