Eccedentesiast - Hides pain behind a smile

Începe de la început
                                    

"Waktunya lima belas menit," kata kepala sipir pada Seokjin yang ingin menjenguk ibunya.

Seokjin mendaratkan bokongnya di atas kursi, di depannya terdapat sebuah kaca bening di mana pada bagian bawah kaca tersebut terdapat sebuah lubang kecil yang bisa digunakan para pengunjung berhubungan langsung dengan tahanan. Tempat Seokjin bisa menyentuh tangan hangat ibunya nanti.

"Bagaimana keadaan Ibu saat ini?" tanya Seokjin selagi menahan sesak yang menjalar di dadanya melihat kondisi ibunya yang semakin kurus dengan baju berwarna oranye serta angka di punggung, ibunya jauh dari kata sehat.

Ibu Seokjin mengulas senyum tipis. "Aku baik-baik saja. Maaf, jika boleh tahu, a-apa kau m-mengenaliku?" tanyanya sedikit ragu.

Bagai ribuan belati tajam yang menusuknya tepat pada bagian dada, Seokjin harus menahan sesak dan tangisnya kala ibunya sendiri perlahan melupakan dirinya. Manik jelaga Seokjin kian memanas, berulang kali berkedip seraya mendongak ke atas dan menoleh ke samping guna menahan buliran bening itu agar tidak jatuh. "A-aku Seokjin, aku hanya sedang menjenguk teman di sini dan melihat Ibu juga ada di sini." Hanya itu yang bisa Seokjin ucapkan, ia tidak mungkin memaksa ibunya untuk mengingat. Setelah mendengar dokter memvonis Ibunya dengan suatu penyakit.

"Anak yang baik. Ibumu pasti akan bangga denganmu, anak tampan." Senyuman tulus terlihat dari Ibu Seokjin bersamaan dengan Seokjin yang mencengkeram erat sisi bangku yang didudukinya.

"Waktunya sudah habis." Seokjin kesal, ia melihat jam yang melingkar di tangannya. Tidak. Petugas itu berbohong, Seokjin bahkan baru menghabiskan waktu delapan menit.

"Apa maksudmu, ini belum lima belas menit. Mengapa kau menariknya masuk?!" Intonasi Seokjin meninggi, namun dihiraukan oleh penjaga tahanan.

Menatap lurus ke arah jendela dengan tangan yang dimasukkan ke masing-masing saku piyama yang dikenakan, Seokjin masih terjaga di tengah malam mengingat keputusan hakim yang menjatuhkan hukuman pada ibunya

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Menatap lurus ke arah jendela dengan tangan yang dimasukkan ke masing-masing saku piyama yang dikenakan, Seokjin masih terjaga di tengah malam mengingat keputusan hakim yang menjatuhkan hukuman pada ibunya. Rentetan kejadian pun dengan kumpulan bukti perlahan terlihat jelas, jika kasus pembunuhan itu tidak ada kaitannya dengan sang ibu.

Seokjin menoleh ke belakang melihat entitas istrinya yang tertidur pulas, berjalan mendekat menatapnya sejemang, lantas mengecup dahi dan perut yang ada buntalan di sana. "Aku pergi sebentar." Seokjin segera mengganti pakaian dan memakai jaket, serta topi untuk melanjutkan penyelidikan bersama temannya yang detektif.

"Saya datang ingin meminta izin pada Ahjumma, untuk mengizinkan saya dan detektif Min melakukan autopsi pada jasad putrmu."

"Tidak. Sebaiknya, kalian pergi."

"Tapi Ahjumma, apa Ahjumma tidak ingin mengetahui lebih lanjut penyebab kematian Park Hani? Saya menemukan kejanggalan, dan saya pastikan Hani meninggal bukan karena dipukul saja."

BELAMOUR 3.0Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum