BAB 42: NAVYA

84.6K 7.4K 295
                                    

Happy reading!
.
.
.

Author POV

Ceklek

Navya membuka pintu kamarnya dan melihat Samuel yang sedang memakai seragam sekolah. Wanita itu menghampiri Samuel dan membawakan handuk kecil yang ada di tangannya. "Sini, aku keringin rambut kamu," ucap wanita itu.

Pria itu menganggukkan kepalanya dan duduk di samping istrinya. Navya pun langsung mengeringkan rambut Samuel dengan handuk kecil yang dirinya bawa tadi.

Ia menggosok-gosok rambut Samuel yang basah menggunakan handuk kering. Navya sengaja melakukan ini karna tau suami dia selalu tidak benar mengeringkan rambut, apalagi setelah mengeringkan rambut, Samuel menaruh handuk basah diatas kasur.

Setelah kering Navya menyisirkan rambut Samuel dan merapihkannya. Navya tersenyum manis melihat Samuel yang sudah rapih sekarang. "Gini kan bagus, nggak kayak preman pasar," ujar Navya.

Samuel menarik hidung Navya pelan, pria itu memperhatikan istrinya dengan bingung. "Tumben kamu pake hoodie? Nggak biasanya kamu pake ke sekolah," ucap Samuel. Sedangkan wanita itu terdiam, alasannya badan Navya terlihat agak gemuk. Dia takut satu sekolah curiga.

Navya hanya cengengesan. "Lagi pengen aja hehehe," kekeh Navya agar Samuel tidak curiga dengannya.

Samuel mengangguk pelan, dia sama sekali tidak curiga. "Yuk berangkat, kita sarapan di jalan aja, kamu bawa sarapannya," ajak Samuel.

"Ayo, tadi aku udah suruh bi Ira buat siapin semua," ucap Navya.

Mereka mengambil tas masing-masing, Samuel menyampingkan tas dan menggenggam tangan Navya dengan erat. Samuel dan Navya keluar dari kamar dan masuk ke dalam lift. Di dalam lift Samuel merangkul pundak Navya. Saat pintu lift terbuka mereka langsung keluar dari dalam.

Dua remaja itu langsung keluar dari mansion, Samuel membukakan pintu mobil untuk istrinya. Navya masuk ke dalam dan memasang seatbelt. Samuel ikut masuk ke dalam dan duduk di kursi pengemudi.

Pria itu melemparkan tas ranselnya ke belakang. Navya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Samuel. "Kebiasaan banget kamu," kata Navya.

Samuel menjalankan mobilnya dan meninggalkan mansion. Navya membuka tupperware yang berisikan sarapan mereka. "Nih, makan dulu," ucap Navya dengan menyodorkan nasi goreng kearah Samuel.

Pria itu membuka mulutnya dan Navya menyuapinya. Samuel menatap kearah istrinya. "Kamu nggak makan?" tanya Samuel.

Navya menggelengkan kepalanya. "Udah tadi makan buah," sahut Navya dengan kembali menyuapinya.

"Kok buah doang? Makan nasi dong sayang," kata Samuel.

"Nggak nafsu, rasanya mual kalo liat nasi," ucap Navya yang malas. Memang benar, setiap melihat nasih dia bawaanya mual terus dari kemarin.

Samuel memberhentikan mobilnya di lampu merah, pria itu menatap ke arah samping. "Sayang, kamu hamil?" tebak Samuel yang merasa aneh juga dengan tingkah istri dia akhir-akhir ini.

Samuel merasa jika ada sesuatu yang di sembunyikan oleh istrinya. Tadi pagi dia melihat Navya yang bolak-balik ke kamar mandi, katanya dia mual dan memuntahkan isi perut.

Navya menggelengkan kepalanya pelan. "Nggak kok," bohong Navya. Ia merasa bukan waktu yang tepat untuk Samuel tau tentang kehamilannya ini.

Mendengar jawaban istrinya membuat Samuel menghela napas pelan. "Kirain," gumam Samuel. Antara kecewa dan senang. Kecewanya, dia ingin punya anak tapi keadaan yang menyuruh mereka untuk tidak mempunyai anak dulu. Senangnya, Navya akan aman. Kalo wanita itu hamil sekarang takutnya dia stress dan banyak pikiran tentang musuh mereka yang sedang mengincar keduanya.

NAVYA ||  TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang