9. Is Back!

10 8 26
                                    

Voted, komen, and share!
Please, help Author!

▪■Selamat Membaca!■▪

"Ibu, Aksa berangkat dulu!" Aksa berteriak di halaman rumah itu.

Dari dalam ibunya balik membalas. "Iya, hati-hati!"
.
.
.
.
.
Aksa, dia menaiki sepedanya. Mengkayuhnya dengan santai, sembari menikmati hembusan angin berpadukan sinar mentari di bawahnya. Kicauan burung di atas pohon mengusik pendengarannya. Dedaunan kering mulai jatuh berguguran. Perjalanan panjang itu, terbalaskan dengan dirinya yang sudah berada di lingkungan sekolah.

Aksa berhenti, dan mulai menuntun sepedanya. Dia mermarkirkan sepedanya dan berbalik untuk segera menuju ke kelasnya.

Tin! Tin!

Baru saja Aksa melangkah, suara klakson motor menderu. Matanya membulat, pasalnya motor itu nyaris saja menabraknya. Tetapi dengan sigap, dia mundur hingga sepedanya jatuh. Motor ninja merah itu berhenti di depannya. Menampilkan sosok di balik helmet itu.

Anak laki-laki itu melepas helmetnya, membantingnya dengan asal. Matanya terlihat penuh kebencian. "Woy! Lo punya mata enggak sih?!" sarkasnya pada Aksa, membuat Aksa memundurkan wajahnya.

"Maaf," balas Aksa.

Anak dengan nametag Harry Gove itu tertawa sinis. Mata elangnya yang tajam, menatap Aksa nyalang. Seakan ada sinar leser yang mampu menembus kepala Aksa. "M-maaf?!" tawanya semakin keras.

Aksa menghela napas samar. "Meskipun saya tidak tahu di mana letak kesalahan saya, tetapi maaf."

Tin! Tin!

"Apa lo? Berani sama gue?!" Harry berteriak di depan wajah Aksa, mencengkeram kerah seragamnya kuat. Tidak memperdulikan siapa yang baru datang.

Aksa melepas tangan itu cepat. Lalu, mengambil sepedanya yang terjatuh dan memarkirkannya seperti semula. Kemudian, berdiri menatap Harry. "Saya sudah minta maaf, itu yang anda mau, 'kan?"

Bugh!

Harry meninju rahang Aksa, namun belum berhasil membuat Aksa jatuh. "Eh udah dong, cabut aja!" sosok tadi yang baru datang mulai melerai mereka. Meski sepertinya dia lebih memihak Harry.

"Enggak! Gue masih belum puas hajar dia!" sahut Harry nyalang.

Sosok itu merangkul bahu Harry. "Udah---"

"HAN?!" potong Harry cepat.

"Bukan kah saya sudah meminta maaf? Meskipun saya tidak tahu di mana letak kesalahan saya?" ulang Aksa kembali, membuat Han berbalik.

Mereka berdua terkejut---Aksa, dan Han---sepertinya dunia memang begitu sempit. Mereka dipertemukan kembali di sini. Setelah tiga tahun terpisah. Memang, sejak kejadian jam tangan itu ... mereka tetap satu sekolah. Hanya saja, mereka lebih memilih seolah tidak saling mengenal sebelumnya.

"Ternyata kau ... Aksa?" Han melemparkan jabatan tangan dengan senyum simpul.

Aksa mengangguk, menerima jabatan tangan itu sembari tersenyum kecil. "Sudah lama, 'kan?"

"Hm, aku bisa mengenalimu bahkan sejak pertama melihatmu."

"What? So, lo kenal dia?!" seru Harry tidak menyangka.

AKSARA: "The Adventure of Writter"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang