RaSa |• 20

16.3K 1.9K 872
                                    

_____

Saat jam makan siang telah tiba, Rafa kembali ke hotel tempatnya menginap bersama Sasa. Sesuai janjinya yang akan menjemput gadis itu.

Tapi begitu ia telah membuka pintu kamar hotelnya, Rafa malah mendapati Sasa yang masih bergelung di dalam selimut dengan mata terpejam. Menandakan jika kekasihnya itu tengah tidur.

Tersenyum tipis, Rafa berjalan menghampiri Sasa dengan gemas. Tangannya terangkat dan mengelus rambut Sasa. Tak lupa menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah gadis itu.

Rafa duduk di tepi ranjang dengan tangannya yang mengelus lembut pipi Sasa. Kegiatan yang tidak pernah bosan Rafa lakukan jika di dekat gadis itu.

Kepala Rafa menunduk dan memberikan kecupan singkat di kening Sasa. Setelahnya, ia mengelus lagi rambut Sasa.

"Sa," panggil Rafa berbisik pelan tepat di atas wajah gadis itu.

Dengan tubuh yang membungkuk, Rafa terus memandang setiap inci wajah Sasa yang selalu bisa membuatnya terpesona.

"Sa," panggil Rafa sekali lagi.

Kali ini panggilan Rafa berhasil membangunkan Sasa dari tidurnya. Mata gadis itu mengerjap, mencoba menyesuaikan cahaya matahari yang menusuk retinanya.

"Hm? Udah datang?" tanya Sasa serak.

Rafa tersenyum tipis. Tangannya membantu tubuh Sasa yang berusaha bangun dari posisi berbaringnya.

"Ngantuk banget?" tanya Rafa balik, begitu melihat mata Sasa yang masih terpejam, meskipun sekarang gadis itu telah dalam posisi duduk.

Sasa mengangguk pelan, kemudian menggeleng. Tangannya sedikit menggosok matanya, sebelum tersenyum ke arah Rafa.

"Enggak enggak. Udah bangun nih," kilah Sasa dengan senyum yang sengaja ia lebarkan.

Tangan Sasa beralih memeluk pinggang Rafa dari samping. "Laper," ucap gadis itu memberitahu.

Rafa terkekeh. "Mau makan di luar? Apa di sini?" tawar Rafa dengan tangannya yang bergerak aktif mengelus puncak kepala kekasihnya.

Sasa mendongak untuk menatap wajah Rafa. Gadis itu memasang pose berpikir keras, membuat Rafa tersenyum geli.

"Makan di sini aja deh. Tapi ajakin Dion juga dong, kasian," pinta Sasa memutuskan.

Senyum di wajah Rafa sedikit memudar. Ternyata Sasa masih ingat akan keberadaan Dion. Ck.

"Raf," panggil Sasa ketika Rafa tak kunjung menjawab.

"Iya, nanti aku ajakin," balas Rafa mengalah.

Meskipun agak tidak ikhlas mengajak Dion makan bersama, tapi Rafa bisa ikut tersenyum ketika melihat senyum bahagia di wajah Sasa. Setidaknya, hal yang membuatnya panas karena cemburu bisa membuat Sasa tersenyum lebar seperti saat ini.

"Cuci muka sana, kamu masih ngantuk," titah Rafa melepaskan pelukan mereka dengan tidak rela.

Setelah Sasa masuk ke kamar mandi, Rafa langsung menelfon Dion untuk kemari, tak lupa juga memesankan makanan untuk makan siang mereka.

Selang beberapa menit kemudian, Sasa sudah terlihat segar. Makanan pun sudah disediakan termasuk Dion yang ikut bergabung makan siang bersama mereka kali ini.

"Hay Dion!" sapa Sasa ramah ketika Dion duduk di depannya.

Sedangkan tangan Sasa tidak dilepas Rafa. Laki-laki itu terus menempeli Sasa setelah sang kekasih mencuci muka di kamar mandi tadi.

Tentang RaSa |• [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang