Bug!

Erlan melayangkan kapak kearah kaki pria di depannya. Darah mencuat keluar, pria itu langsung ambruk kebawah, belum hilang rasa sakit di kakinya, Erlan kembali melayangkan kapak tepat di tangannya membuat 2 jari kanannya putus.

"Tangan ini yang mencelakai istri dan calon anakku."

Pria itu berusaha menghindar saat Erlan kembali melayangkan kapaknya. Namun pergerakannya terbatas karena luka di kaki dan tangan atas perbuatan Erlan.

Dug!

Erlan menginjak perut orang itu dengan keras. Ia tidak peduli rintihan yang keluar dari mulut pria yang sudah mencelakai anak dan istrinya.

"Tol-long ampuni saya Tu-an." Rintihnya menahan sakit.

Brak!

Erlan melempar meja rusak ke arah pria itu membuat dia kembali memekik.

"Jangan pernah bermain-main dengan keluarga Lergan. Anda tidak tahu siapa saya, ini belum seberapa. Akan saya beritahu bagaimana balas dendam yang sebenarnya."

Pria yang sepertinya berusia di atas Erlan itu bergerak gelisah. Ia berusaha menghindar dan menjauhi Erlan. Tangannya yang masih utuh digunakan melempar barang apapun yang berada di dekatnya ke arah Erlan.

"Argh!" Erangnya saat Erlan mencekik kuat lehernya.

"Bersiaplah untuk menemui kematianmu,"

Kilatan petir disela derasnya hujan semakin menyulut semangat Erlan. Ia menatap pria di bawahnya dengan pandangan yang sulit diartikan.

Bug!

Ctak!

Critt..

Terakhir Erlan menancapkan kapak di jantung pria di bawahnya sampai membuatnya menghembuskan nafas terakhir.

Cairan darah segar menghiasi lantai putih usang itu. Erlan tersenyum puas melihatnya. Ia tidak akan diam jika keluarganya diusik. Erlan bukan lelaki sembarangan, ia akan melakukan segala cara untuk melindungi keluarganya.

Jangan pernah bermain-main dengan keluarga Lergan jika masih ingin menghirup oksigen lebih lama.

"Finish." ucap Erlan tersenyum puas. Setelah itu melangkah pergi meninggalkan pria yang sudah tidak bernyawa karenanya.

"Bereskan bedebah ini, buang mayat dia di laut. Dan jangan sampai menimbulkan kecurigaan." ucap Erlan di telpon sambil melangkah meninggalkan tempat itu.

" ucap Erlan di telpon sambil melangkah meninggalkan tempat itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
ELARA (TERBIT)Where stories live. Discover now