19 - Bantuan seorang teman

320 48 11
                                    

Happy reading🌷

🌟🌟🌟

23.34 wib

Starla baru saja kembali dari tempat olimpiade. Bi Tini yang membukakan pintu rumah Chenle terkejut karna menyadari Starla yang baru kembali selarut ini. "Makasih banyak bi."

"Sama sama non, ayo masuk dulu. Udah malem," ujar Bi Tini langsung membawa Starla menuju kamarnya.

"Kenapa rumahnya sepi Bi? Kok Star gak liat mobil tante sarah sama om fazwan," ungkap Starla merasa aneh dengan keadaan rumah ini yang cukup sepi dari biasanya.

"Tuan kecelakaan, nyonya jadi nginep dirumah sakit sama Tuan Bino," jelas bi Tini.

"Terus kondisinya gimana bi?" Starla bertanya. Dirinya benar benar tidak mengetahui tentang hal ini, terlebih sejak siang ia merasa sesuatu sedang terjadi.

"Cukup parah, bibi juga sedih dengernya. Tuan kritis dan harus dirawat dirumah sakit," ucapnya.

"Kalo gitu Chenle juga nginep?" Bi Tini menggeleng. "Si aden mah lagi istirahat dikamarnya."

"Den Chenle, baru pulang ke rumah wajahnya sudah babak belur," lirih bi Tini. "Aduh gusti, kenapa gitu si aden sama papahnya teh jadi kaya gini, salah mereka teh dimana kitu."

"Bibi khawatir pisan sama si aden, eh si adennya malah gak mau bibi rawat," celotehnya membuat Starla semakin khawatir dengan kondisi laki laki itu.

"Kalo gitu makasih banyak bi udah dianter, bibi bisa istirahat lagi ke kamar," ujar Starla diangguki oleh Bi Tini.

Setelah bi Tini menghilang dari balik pintu kamarnya. Starla segera membawa peralatan p3k ditangannya menuju ke kamar Chenle, disampingnya.

Tok tok tok!

Tidak ada balasan dari dalam kamar.

Tok tok tok!

"Chenle udah tidur? Star boleh masuk gak?" ujar Starla.

Starla mendorong pintu kamar Chenle pelan, masuk ke dalam melihat sang empunya kamar tengah berdiri didepan balkon kamarnya. Starla sudah mengira bahwa laki laki itu pasti tidak akan tidur dijam seperti ini.

"Ngapain?" Suara berat milik Chenle menghentikan langkahnya.

"Star boleh ngobrol sebentar sama Chenle?" ujar Starla gugup.

Chenle membalikkan tubuhnya menoleh ke arah Starla. "Chenle bisa duduk disini?" ujar Starla.

Sudah seperti gadis itu yang memiliki kamarnya saja. Pikir Chenle.

Chenle mengikuti ucapan Starla dan duduk disamping gadis itu. Chenle mengira bahwa Starla akan mengobati dirinya setelah melihat peralatan yang ada diatas mejanya.

"Biar Starla obatin," ucap gadis itu.

Chenle hanya diam tanpa memperdulikan gadisnya yang sibuk mengobati luka lukanya.

Starla melihat banyak luka memar dan sobek diujung bibir Chenle hanya bisa meringis kecil. Apa Chenle tidak pernah merasa kesakitan jika dipukul seperti ini?

"Kenapa Chenle bisa luka?" tanya Starla ingin mencairkan suasana. "Star gak keberatan kalo Chenle gak--"

"Tawuran." potongnya.

Starla membelalakkan matanya tidak percaya. "Terus gimana orang yang Chenle hajar? Dia masih hidup kan? Masih bisa nafas? Masih bisa jalan jalan sama makan? Masih bisa--"

(i) ʜɪʀᴀᴇᴛʜ [ᶜʰᵉⁿˡᵉ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang