BAGIAN : 14

4.8K 117 12
                                    

Linggar yg selalu rajin membantu kakeknya bila harus menyiapkan sarat untuk ritual pasien mbah Sono di dalam kamar termasuk melihat mbah Sono bercinta dengan pasien yg meminta pengasihan. Linggar harus menahan nafasnya bila terpaksa melihat adegan kakeknya yg selalu mendebarkan jantungnya. Tapi Linggar suka duitnya saja yg terus ngalir dari kakeknya. Lumayan buat jajan di sekolah.

" Sini pijatin kakek ya neng.." kata mbah Sono yg sudah kecapaian ngurusin pasien. " Duit kamu nih..buat upah yg kemarin ya.." sambungnya sambil keluarin lipatan duit 500 ribu buat Linggar. Anak sebesar Linggar dikasih segitu seneng bukan main.

'" Oke..oke..tengkyu kek." kata gadis itu sambil naik ke ranjang memijat tubuh kakeknya yg cuma pake sarung dan kaos oblong.

" Konci dulu pintunya." kata kakek.

" Oh hiya." kata Linggar sambil turun ranjang dan mengonci pintu kamar. Ketika membalikkan badan, gadis remaja itu sudah tidak menemukan kakeknya di atas ranjang. Linggar benar2 takut telah berada di tempat lain yg gelap gulita.

" Kekk.. Linggar takut nih..kakek dimana sih ?"

Mbah Sono ternyata bisa bercanda. Ia telah menjelma menjadi seorang pangeran dengan wajah yg tampan.

Kemudian kamar kembali terang benderang sehingga Linggar bisa melihat wajah kakeknya yg tampan itu.

" Bapak siapa ya ?"

" Aku Mbah Sono. Atuh pijiti lagi nih kakek." kata Mbah Sono sambil memandangi cucunya yg terkesima. Mbah Sono kok ganteng banget seperti pangeran ? kata Linggar dalam hati sambil mulai mendekati kakeknya.

" Kenapa ragu, aku ini kakekmu." kata pangeran itu lagi. Setelah suaranya berubah seperti suara Mbah Sono, barulah Linggar berani memijiti tubuh kakeknya. Linggar jadi makin bergairah memijitnya.

" Hhhhh..hhhhh..." enak banget neng pijetanmu...hhhhh..hhhhh.." kata kakek dalam tidurnya. Dan Linggarpun senang mengusap dan memijit lebih lama sambil memandangi wajah tampan kakeknya. Pantas banyak pasien wanita yg suka datang ke rumah untuk sekedar minta susuk pengasihan. Ternyata Mbah Sono memiliki perewangan yg berwajah tampan seperti artis film.

" Hhhhh...hhhhh...hhhh" enaknya pijitan Linggar sampai kakeknya mendesah.

" Enak ya kek ?"

" Iyaa neng...tubuhmu makin semok" kata kakek Sono.

" Kok kakek seneng tubuh Linggar sih ? Enak ya ? " tanya gadis itu.

" Kamu cantik neng"kata Mbah Sono sambil mengelus dada gadis remaja itu. Linggar tak mampu menolak karena hasratnya menggejolak ingin sekali diusap dan dibelai pangeran tampan itu. Bagi Mbah Sono yg sudah lansia tentu sangat senang melihat dan memeluk tubuh perawan yg sangat kempling dan mulus. Begitu pula Linggar yg usia sudah mulai Akil balik waktunya melakukan perkawinan karena sudah men. Sentuhan tangan lelaki dewasa sudah membuatnya terangsang. Apalagi sentuhan itu menggesek areal vitalnya seperti dompet yg masih gundul dan dada yg baru tumbuh sebesar buah mangga.

      "Hhhhhhh..lagi Mbah" bisik Linggar sambil memeluk dada kakeknya yg makin erat mengisap pentil dadanya. Linggar tanpa sadar sudah berbuka baju hingga polos. Enaknya menjilati selangkang remaja cantik itu sambil mengobel dompetnya.

" Tok tok tok..kek.."

" Bentar..." kata kakek Sono sambil bangkit dari ranjang. Linggar buru2 turun dan pskai bajunya ngumpet di dalam lemari. Ada tamu yg mau pasang susuk.

" Saya mbah..dari Cilacap ' kata wanita yg membawa seorang gadis baru lulus SMA.

" Oo..silahkan duduk." kata mbah Sono yg masih loyo habis muntah.

" Makasih mbah."
" Ini siapa ? tanya mbah Sono menunjuk gadis di samping wanita itu yg ternyata kakaknya.

" Ini adik saya mbah..mau pasang rajah dan susuk. Dia kemarin melamar kerja di hotel Cruisek tapi ditolak."

" Oo..ya sudah mana dulu yg mau di pasangi susuk." kata mbah Sono yg sudah mulai naik saat melihat body gadis belia itu sangat mengundang hasrat.

" Ini adik saya mbah."

Mbah Sonopun masuk ke dalam kamar disusul gadis muda itu. Waah ada ritual nih pasti. Linggar sudah deg2 an di dalam lemari.

" Duduk di bawah ya neng." kata mbah Sonto mempersilahkan gadis itu duduk di atas tikar lantai.

" Namamu siapa ?"
" Warsiyem."
" Umur ?"
" 18 th mbah."
" Hmm.."

Warsiyem yg masih polos itu sebenarnya takut untuk menjalani ritual seperti yg diinginkan mbah Sonto. Tapi semua kan sudah ditanggung kakaknya Ayu Wikwik.

" Lepas semua bajunya ya neng." kata mbah Sono saat mau ritual. Berat hati Warsiyem untuk melakukan. Karena ia benar2 belum pernah sampai buka baju, didepan mata seorang laki2 dewasa. Apakagi sekarang harus telanjang didepan mata seorang kakek2 tua. Gemetar tangannya saat melepas kutang dan celana dalamnya. Maluuuu rasanya.
Apalagi Mbah Sono terus matanya memandanginya. Bingung Warsiyem mau berdiri atau duduk dimana jika Mbah Sono sudah duduk bersila di lantai.

" Yowes kamu tiduran saja diatas kasur lantai itu. Nanti aku pasangi susuk di bagian yg membuat kamu lebih cantik dan memikat laki2" kata Mbah Sono sambil menyiapkan piranti minyak nyong2 dan air kembang yg dicelup keris kecil.

Ayo KOMEN...KOMEN DONG ...SUKA PA PENGIN...

GUNA-GUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang