Tiga hari setelah kejadian yang tidak mengenakan itu. Pihak kerajaan menutup sementara akses keluar masuk istana dengan dalih mencari pelaku di balik penyerangan itu.
Sedangkan aku dan joi bersenang-senang di pasar tanpa harus memikirkan kejadian berdarah waktu itu, lagi pula untuk apa di pikirkan toh aku juga tahu siapa pelakunya yang harus aku lakukan sekarang adalah melatih sihirku.
Tujuanku datang ke pasar adalah mencari sebuah buku kuno tentang sihir cahaya yang dapat mengalahkan sihir hitam, kenapa mencarinya kepasar dan bukan mencari keperpustakaan? Karena buku kuno itu dulu sempat di curi oleh sekelompok penyihir hitam dari perpustakaan rahasia kerajaan.
Para penyihir hitam itu mencuri dan menyembunyikan buku itu agar keturunan terpilih dewi cahaya tidak dapat menggunakan sihir mereka, dengan begitu para penyihir hitam dapat leluasa berbuat buruk tanpa harus takut dengan keturunan terpilih dewi cahaya.
Di dalam cerita black flower, setelah valen menemukan bunga terkutuk itu, ada salah seorang tokoh piguran bernama bertinania yang tidak sengaja menemukan buku itu dan membelinya di pasar ini.
Sadar bahwa buku yang ia beli adalah buku kuno yang di cari-cari oleh keturunan terpilih dewi cahaya, tina berusaha mencari dan menemukan salah satu keturunan terpilih itu untuk di berikan buku itu.
Tapi semuanya terlambat, valen menghipnotis para keturunan terpilih itu karena sihir mereka yang masih lemah.
Dan tina harus menanggung hukuman penjara seumur hidup karena perintah valen yang merasa tina adalah ancaman baginya.
Jadi akan lebih baik jika aku menemukan buku itu terlebih dahulu sebelum valen menemukan bunga terkutuk itu, jadi masih ada waktu bagi keturunan terpilih itu untuk melatih sihir mereka.
"hera? Kau yakin buku itu ada di sini?" tanya joi sambil berbisik pelan ke arahku.
Aku hanya mengangguk pelan sembari terus berjalan. Mataku terus mengamati setiap barang yang di jual oleh pedagang-pedagang itu terutama yang menjual buku.
Hingga tanpa sengaja aku melihat di balik gang sempit dan kumuh, tampak seorang pemuda yang di pukuli oleh preman mungkin?
Ada sekitar 4 orang preman yang terus memukuli dan menendang pemuda itu tanpa ampun. Entah mengapa hatiku terasa sakit melihat pemuda itu di pukuli seperti itu.
Pemuda itu menatap ke arahku dengan wajah babak belur dan darah menghiasi. Tatapannya sendu seolah meminta tolong.
Seperti ada yang menggerakkan kakiku, aku berlari ke dalam gang itu tanpa memperdulikan joi yang terus meneriakkan namaku.
"BERHENTI!" teriakku pada ke-4 preman itu, seketika mereka menghentikan aksi mereka dan beralih menatapku heran.
"lepaskan pemuda itu," ujarku sembari menunjuk pemuda yang kini meringkuk dengan luka di sekujur tubuh.
Salah seorang preman itu menatapku remeh sambil tersenyum.
"kenapa kami harus melepaskan gelandangan itu nona cantik?""tak ada alasan khusus, aku hanya ingin kalian menghentikan tindakan kalian yang kelewatan itu!" ucapku dengan menatap tajam mereka.
Bukannya takut mereka malah tertawa keras sambil menarik rambut pemuda itu hingga mendonggak dan tatapannya bertemu dengan tatapanku.
"oh, apakah anda ingin menjadi pahlawan kesiangan nona? Asal anda tahu saja, anda itu wanita dan seorang wanita tidak boleh ikut campur urusan pria! Atau anda ingin menggantikan posisi pemuda ini?" ujar preman itu dengan seringaian.
Heh, meremehkanku ternyata. Tidak tahu saja dia yang dia remehkan adalah seorang gengster di masa depan.
"ya, aku akan menggantikan posisi pemuda itu. Jadi sekarang lepaskan dia dan hadapi aku!" ujarku lantang yang langsung di sambut gelengan keras dari pemuda itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Make Me A Villain
Historical FictionAmari tidak pernah menyangka dirinya akan bertransmigrasi ke dalam sebuah novel yang ia baca. Namun, bukan menjadi seorang Antagonis seperti yang sering ia baca di novel-novel fiksi yang ia baca, amari malah bertransmigrasi menjadi Protagonis novel...