Bagian Keenambelas : Kembali Jatuh

275 48 23
                                    

Aruna mengamati Sarah yang dengan telaten melepas selang infus di lengannya, melihat bagaimana tangkasnya tangan Sarah saat berurusan dengan peralatan medis, membuat Aruna merasa kagum sekaligus bangga. Sarah membereskan semuanya di baki, kemudian duduk di ranjang dan menatap Aruna yang belum melunturkan senyumannya sejak tadi.

“Ada apa?” Sarah membenahi rambut Aruna yang berantakan, merasa lega bisa melihat Aruna pulih dengan cepat. Bahkan ini baru satu hari pasca Aruna membuka matanya kembali.

“Kangen bunda.” Aruna terkikik, membuat Sarah mengembuskan napas panjang, ditatapnya Aruna yang sudah siap pulang ke rumah.

“Gombal.” Sarah mencubit hidung Aruna, membuat Aruna mengaduh kesakitan.

“Aku enggak sabar pengen ketemu Rezka.” Aruna mengutarakan keinginannya, membuat Sarah terdiam untuk sesaat.

“Rezka udah enggak tinggal di rumah kita lagi, dia tinggal bersama ayahnya sekarang di rumah yang tentunya lebih besar dari rumah kita.” Raut wajah Sarah berubah, masih ada kecewa menumpuk di dada.

“Kenapa? Aku kangen Rezka.”

“Kamu enggak boleh ketemu Rezka.” Sarah mengatakan dengan nada tegas, tidak ingin berurusan lagi dengan Rezka atau Aditya.

“Aku mau ketemu Rezka.”

“Enggak, bunda bilang enggak.” Sarah masih kukuh dengan pendiriannya, membuat Aruna lekas memasang ekspresi memelas.

“Bunda, kumohon.”

“Enggak, Aruna. Dia udah bohong sama kamu, nyakitin kamu, menutupi kasus kamu. Bunda enggak bisa maafin itu.”

“Aku udah maafin semuanya, aku udah lupain semuanya, sekarang aku mau menata masa depan, Bun.” Aruna meraih tangan Sarah, mencoba meyakinkan perempuan itu bahwa saat ini dia baik-baik saja dengan semuanya.

“Enggak, bunda tetap akan ajukan tuntutan dan kamu enggak boleh memaafkan mereka.”

“Bunda, kumohon.”

“Enggak.” Sarah melepaskan genggaman tangan Aruna, perempuan itu benar-benar tidak ingin Aruna bertemu kembali dengan Rezka.

“Kamu istirahat aja dulu, nanti Suster Lisa yang anterin makanan, kita pulang setelah bunda menyelesaikan pekerjaan bunda. Dan saat bunda kembali, bunda enggak mau membahas tentang itu lagi.” Sarah meninggalkan Aruna yang mengembuskan napas lesu. Ada yang kosong dalam hatinya, membuat Aruna tidak peduli dengan larangan Sarah dan memilih menuju ke suatu tempat yang dia tahu akan membuatnya bertemu dengan Rezka.

***

“Mbak Sarah yang melakukan percobaan pembunuhan kepada Aruna, saksi matanya adalah Pak Aditya. Mereka pernah memperdebatkan itu di kamar mandi lantai VIP.” Lisa mengatakan semuanya dengan lugas, setelahnya perempuan itu merasa sebagian bebannya menghilang. Melihat bagaimana Arian, Faris dan Maya yang terkejut membuat Lisa merasa bersalah.

“Dan itu pembunuhan berencana yang direncanakan oleh Mbak Sarah langsung.” Lisa membasahi bibirnya, lidahnya menjadi kelu karena mengatakan semua fakta ini.

“Dari yang dapat saya tangkap dari pembicaraan mereka. Mbak Sarah ingin menyingkirkan Aruna karena menganggap bahwa Aruna adalah beban yang membuatnya tidak bisa meraih cinta Pak Aditya. Setelah membuat suaminya mendekam di penjara, Mbak Sarah berniat membunuh anak yang dibesarkannya hanya karena cinta buta sesaatnya.”

Lisa mengembuskan napas panjang, menanti reaksi yang akan diberikan oleh ketiga dokter di depannya.

“Tapi, semua itu hanya bisa dipastikan jika Aruna sudah mendapatkan kembali ingatan itu dan Mbak Sarah mau mengakui perbuatannya. Namun, masih ada satu hal yang menurut saya terasa janggal.”

Socialphobia [COMPLETE] -TERBIT Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz