—Untuk Dea Rantika
Kau tidak pernah berada di sini–saat beberapa orang memotong kayu dan menyimpannya di dekat sungai. Tapi dari arah barat aku melihat kau membakar kayu-kayu itu–membubuhinya dengan daun-daun kering, lalu membacakan beberapa puisi di depan pohon.
Mereka berlari mengejarmu. Tapi yang kau inginkan adalah berlari ke tempat tidur masa kecilmu. Ia tumbuh menjadi seorang penyair kesepian di kamar ayah.
Tapi setelah itu kau berlari membawa kayu-kayu itu dan mengeringkannya di dekat domba-domba–melihat ibumu membakar semua puisi di dekat mobil tua ayahmu yang tergeletak bersama kaleng-kaleng bir yang dulu kau kumpulkan di masa kecil.
Dari tape mobil ayahmu, terdengar orang-orang sedang merayakan tahun baru di pantai. Kau ingat saat masih kecil kau bermain gitar di pasir bersamanya–menyanyikan lagu-lagu kesukaan ayahmu, di mana kau menerjemahkannya menjadi bahasa yang tumbuh di tubuhnya yang murung.
Ini adalah New Year's Eve, ketika mobil ayahmu
menyala di halaman depan, dan menyanyikan lagu yang dipenuhi orang di pantai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ayahmu Tumbuh di Halaman Belakang
Poetryayahmu tumbuh di halaman belakang. ia belajar memanen ubi, memelihara anjingnya yang tinggal satu dan membuat telur paskah palsu. ia membenci anaknya yang tinggal satu. setiap sore kepalanya menjadi sekolah yang tidak belajar. ia tumbuh harum menjad...