aku menunggumu di atas kursi di mana tempat kucingku melahirkan. dulu aku memberinya alas dengan bajumu yang tertinggal di kamarku.
kamarku kecil, dipenuhi botol-botol dengan air keruh dan ranting-ranting di mana ikanku pernah mati di dalamnya. abu anjingku yang dipajang di ruang tamu–yang selalu kau sentuh itu, sekarang sudah berkelana di pasir pantai. itu adalah saat di mana aku dan ayahku membakar sampah dan membaca puisi di atas abunya–aku tidak pernah benar-benar melepaskannya.suatu pagi aku terbangun. tiba-tiba aku ingin bertukar tubuh dengan seseorang. menjalani kehidupannya dan dia menjalani kehidupanku. karena kau tahu, suatu hari aku berharap aku bisa menjadi wadah untuk abu anjingku, dan kau yang membuangnya ke dalam lautan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ayahmu Tumbuh di Halaman Belakang
Poetryayahmu tumbuh di halaman belakang. ia belajar memanen ubi, memelihara anjingnya yang tinggal satu dan membuat telur paskah palsu. ia membenci anaknya yang tinggal satu. setiap sore kepalanya menjadi sekolah yang tidak belajar. ia tumbuh harum menjad...