Off membuka mata, melihat jam dinding yang menunjukkan pukul enam pagi. Karena kepikiran tentang apa yang diucapkan Gun akhirnya Off tidak bisa tidur nyenyak dan bangun sangat pagi. Walau mencoba tidur lagi tapi matanya tidak mau menutup, akhirnya Off memutuskan membasuh muka dan pergi keluar.
Alisnya bertaut saat melihat Gun di bawah. Kemana dia? Apa dia selalu pergi saat pagi hari? Dengan rasa penasaran Off mengikuti Gun, untungnya kendaraan umum sedang ramai jadi dia bisa masuk tanpa ketahuan. Off berhenti di sebuah gerbang, otaknya langsung berpikir apa yang Gun lakukan pagi-pagi sekali di pemakaman umum seperti ini?
Tanpa menunggu Off masuk dan menemukan Gun tengah duduk di pinggir sebuah makam. Tampak Gun mengeluarkan beberapa cemilan dan dupa dari dalam tasnya. Dia berdoa dengan hikmat sebelum meletakkan batang dupa ditempatnya.
Ritual doa sudah dilakukan tapi Gun sama sekali tidak ada niatan untuk pergi dari sana. Agak lama sampai membuat kaki Off kram menunggu. Off penasaran tapi juga tertegun melihat ekspresi yang ditampilkan Gun. Dulu saat Gun masih mengejarnya, beberapa kali Off melihat ekspresi sedih dari wajah Gun, ada juga saat Gun menangis. Tapi tidak pernah Off melihat Gun seperti sekarang. Apa mungkin pernah tapi Off tidak merasa? Off tidak bisa mendeskripsikan, yang jelas jika Gun perempuan sudah pasti Off memeluk atau meminjamkan bahunya sambil mengatakan kalau dia tidak sendiri atau ucapan semua akan baik-baik saja.
Setelah memfokuskan lagi pikirannya, dia melihat Gun yang sedang mengelus nama yang tertulis disana dan pergi dengan mata sembab. Setelah Gun berjalan cukup jauh barulah Off mendekati makam itu. Disana tertulis nama yang tidak asing bagi Off. Pemilik jantung yang membuat Off tetap hidup sampai sekarang. Off memghembuskan napas, lalu membungkukkan badan dengan niat berterimakasih.
@@@Off tidak ingat untuk membawa uang lebih saat pergi tadi. Akhirnya dia pulang ke condo dengan tangan kosong. Karena desakan perut yang terus berbunyi mau tidak mau Off berinisiatif untuk kembali ke condo hanya untuk mengambil uang dan jalan lagi ke pertokoan yang berada tidak jauh dari condo. Dia jadi teringat bagaimana kehidupan mewahnya dulu yang tidak mengenal kata bersusah payah. Dia hanya cukup menyuruh pelayan atau koki. Jika mau, Off juga tidak perlu turun dari tempat tidur hanya untuk merasakan makanan mewah kelas bintang lima.
Masih dijalan menuju condo. Off memikirkan makanan apa yang enak untuk dimakan hari ini. Berbagai pertimbangan muncul di otaknya. Sampai pilihan itu jatuh ke Jok atau makanan khas Thai berupa bubur.
Selama tinggal di condo dia jadi terbiasa untuk makan makanan lokal yang dulu hanya dipandang Off sebelah mata. Nyatanya hal baru itu tidak begitu mengecewakan. Belum ada makanan Thai yang tidak disukainya sampai saat ini. Malah saking penasarannya, dia berniat untuk mencoba berbagai makanan lain khas Thai.
Angan-angan Off terhenti saat melihat Gun tengah berdiri di depan pintu condo. Off mencoba bersikap biasa walau ada sekelebatan pikiran yang menganggu.
"Pagi," sapa Gun. Off mengangguk sebagai balasan. "sudah sarapan?" tanya Gun yang dijawab Off dengan gelengan kepala. "mau makan dirumahku?"
Tanpa berniat menolak Off sudah duduk ditempat biasa dia duduk. Menunggu Gun menyelesaikan masakannya. Apa yang salah? Kenapa secepat itu dia akrab ke orang yang dulu dia pikir sangat menganggu dan menjijikkan? Bahkan dia menikmati semua makanan yang diberikan Gun, jangankan makanan buah kupas yang disuguhkan Gun saja lebih enak daripada buah import kualitas terbaik yang selalu Off makan dirumah. Bagai candu yang membuatnya tenang.
Off jadi kepikiran lagi. Apa ada yang salah darinya? Atau pikirannya? Tidak, Off tidak merasa ada yang salah. Dia masih tidak menyukai sesama jenis, bahkan dia masih tidak suka melihat atau berpapasan dengan kaum pelangi yang mengumbar kemesraan mereka di depan publik. Tidak hanya kaum pelangi, orang-orang transgender pun Off tidak suka. Yah hanya untuk sekarang dia lebih memilih untuk menghindar atau diam daripada bersuara seperti dulu.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart
Fanfictionaku homophobic. tapi sialnya laki-laki aneh itu selalu mengikutiku kemanapun aku pergi. aku membencinya sangat benci! sama seperti aku membenci keluarga, Orang-orang dunia pelangi dan orang-orang yang mendukung mereka. semua aku benci, kecuali ibu d...