1. New Campus

15 0 0
                                    

Katakan padaku, bagaimana rasanya diterima menjadi mahasiswi di salah satu Universitas terkenal di kota besar?? ahh... tentu saja sangat senang bukan. Itulah, yang dari dulu aku inginkan, sebuah perjuangan yang sudah banyak aku lalui, mulai dari ditolak jalur akademik di 10 Universitas dalam negeri dan ditolak jalur non akademik di 5 Universitas luar negeri.

I don't know, kali ini keberuntungan datang begitu cepat kepadaku. Sepertinya, tuhan sudah mendengarkan semua doa di sepertiga malam yang sudah, aku panjatkan kepadanya. Setelah, aku membuka pengumuman kelulusan Universitas tersebut, pikiranku semakin melayang, sambil membayangkan betapa enaknya menjadi mahasiswi yang bisa seenak jidat pulang pergi tanpa, kekangan dari guru pas SMA. Ya, mungkin aku juga membayangkan kehidupan kuliah itu, seperti di drama korea, hahahahah......

Tapi, aku juga sempat memikirkan bagaimana, cara aku bisa mendapatkan teman yang bisa diajak diskusi. Bahkan aku juga takut, jika kasus bullying yang menimpa diriku akan terjadi ulang pada saat, masuk dunia perkuliahan nanti.

Kumohon sadarlah, aku kuliah untuk mencari ilmu, bukan untuk mencari kesenangan pribadi. Aku hanyalah, wanita lugu yang tidak bisa bergaul secara bebas, seperti layaknya wanita seumuranku.

-------------------
Hembusan napas yang berat, terdengar dari wanita berambut panjang, berwarna pirang. Dia masih mengenggam ponselnya, sorot matanya tertuju melihat website pengumuman yang menyatakan, Selamat Kamu Diterima di Universitas Pendidikan.

"Din, gak berasa ya besok udah jadi maba. Goodbye putih abu-abu." Ujarnya.

Dinda terus-menerus bertingkah kegirangan. Sehingga, ibu mendatangi kamarnya setelah, mendengarkan suara berisik histeris dari anak perempuannya.

Ibu memasuki kamar Dinda, dengan kondisi sangat rapih dan bersih. Cuman saja, ibu terkejut melihat Dinda sedang melompat-lompat diatas kasur, sembari menyetel lagu Congratulation by DAY6.

"Nak, ini udah malem waktunya tidur, berisik tau kamu teriak-teriak gitu. Sekarang, matiin ponselnya, lalu tidur cepat."

"Iya bu maaf, abisnya Dinda masih gak nyangka aja bisa keterima di Universitas terbaik."

"Hahahaha banyakkin bersyukur apa yang tuhan berikan sama kamu, nak. Selamat ya."

"Siap, laksanakan bu."

Dinda segera, mematikan speaker yang tersambung dari ponselnya, dan ia pun mulai merebahkan badannya di kasur untuk tidur.

"Selamat malam, Adinda."

Ibu memberikan kecupan manis di kening anak perempuannya, dan tidak lupa, untuk mengelus lembut rambut Dinda yang sangat halus.

Ibu mengganti lampu yang sangat terang menjadi lampu tidur, agar anaknya tertidur dengan nyaman dan nyenyak. Wanita paruh baya itu pun, melangkahkan kakinya keluar dari kamar Dinda.

--------------
Pukul 04.30 alarm sudah berbunyi begitu cepat, tidak biasanya. Padahal pada waktu masih SMA, dia menyetel alarm pukul 06.30.

"Waktu yang pas, tidak kesiangan lagi hahaha." Ucapnya, sembari membereskan barang-barang yang akan dibawa hari ini ke kampus.

Selepas mandi dan menggunakan pakaian, dia mencoba untuk menggunakan makeup, yang dia pinjam dari ibunya. Pertama kalinya, Dinda berdandan, sebelumnya dia hanya berpenampilan seperti, wanita lugu yang menggunakan kacamata bulat dengan, kaus kaki putih panjang diatas lutut.

"Aku harus berubah, tahun berganti, penampilan juga harus ganti. Jadi lebih modis dan style yang kece." Ujar Dinda, yang sedang memoles wajahnya dengan makeup.

9 PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang