****

Ibu dan Ayah Rendra masuk kedalam ruang ICU, mereka tak pernah menyangka waktu yang mereka takuti ini akhirnya terjadi. Putra yang mereka asuh sejak kecil kini sudah terbaring lemah dengan beberapa selang yang terhubung padanya.

Ibu Rendra memegang tangan Rendra, "Mas, kenapa bisa gini? Mas kan udah janji sama Ibu. Nggak akan macem-macem kalo udah jadi Tentara. Kalo tau gini, Ibu pasti udah larang Mas masuk Tentara."

Rendra pelan-pelan membuka matanya yang masih amat berat untuk ia lakukan, dia balas menggenggam tangan sang Ibu dengan hangat walaupun lemah.

"Maafin Mas ya, Bu."

"Mas harus sehat ya, nanti kalo Mas sehat dan pulang, Ibu buatin makanan kesukaan Mas."

"Iya nanti Mas sehat dan pulang."

"Mas nggak boleh pergi ya, inget janji sama Ibu."

"Ibu jangan nangis, nanti Ayah marah sama Mas."

"Biarin, emang Mas harus dimarahin."

Rendra terkekeh dengan lemah, senyuman yang bertahun-tahun ia pertahankan untuk selalu bersinar diantara orang-orang yang ia sayang rasanya hari ini sangat sulit untuk dia lakukan. Badannya remuk, rasanya ada bagian tubuhnya yang tersayat-sayat. Rasa amat sakit di dalamnya.

Oma dan Hana masuk dan bergantian bicara dengan Rendra. Oma menggenggam tangan Rendra, dia mengusap rambut Rendra dengan lembut.

"Oma..," lirihnya.

"Iya, Mas?"

"Oma jangan nangis ya, ini nggak parah kok."

Oma mengangguk, "Iya, Oma tau. Mas kan kuat, jadi tetap disini ya. Jangan tidur, nanti Oma kangen."

"Tapi Rendra capek, Oma."

Oma tak bisa menahan dirinya lagi, dia menangisi keadaan cucunya ini. Dia akhirnya mundur dan membiarkan Hana bicara dengan kakak sepupunya ini.

"Kakak."

"Hana, kamu jelek kalo lagi nangis gini."

Hana tak membalas ejekan Rendra, dia memeluk Rendra yang makin melemah.

"Ada Lisa?" tanya Rendra.

"Ada, mau Hana panggil?"

Rendra mengangguk lemah.

Lisa menatap tubuh Rendra yang terbujur lemah di ranjang rumah sakit dengan banyak selang yang tertempel di tubuhnya, beberapa selang pernapasan juga tak luput darinya.

Lisa berdiri disamping Rendra dengan tangisan yang tak kunjung berhenti, dia sangat sakit melihat Rendra yang seperti ini.

Tangan lemah Rendra mencari tangan gadis yang amat dia cintai ini, menggenggamnya dengan lemah.

"Kamu ingkar janji sama aku, kamu bilang mau ketemu di danau. Tapi malah disini? Kenapa rumah sakit dengan kondisi kayak gini, kenapa?" isak Lisa.

SenandikaWhere stories live. Discover now