𝟏𝟔 ; 𝖕𝖊𝖓 𝖆𝖌𝖆𝖎𝖓 !

889 331 53
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"HEESEUNG!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"HEESEUNG!!"

Plak.

Jungwon mengelus lengannya. Ia mendapat pukulan dari Sunoo karena sempat berteriak keras saat pertama kali menginjak ruang rawat milik Heeseung. Jungwon meletakan keranjang buah di atas meja. Membuka plastik pelindungnya lalu mengambil sebuah apel dari sana. Mengunyah buah itu tanpa rasa bersalah.

Plak.

Jungwon meringis mendapat pukulan lagi dari Sunoo. "APASIH?"

"Yang sakit siapa? Kok lu yang makan buahnya?"

Jungwon menawarkan buah apel dalam genggamannya pada Heeseung. Pria itu menggeleng sambil tersenyum tipis. "Tuh, yang sakit aja gamau."

Sunoo hanya menggeleng melihat tingkah blak blakan temannya itu.

"Udah berapa lama gue ga sadar?" Tanya Heeseung.

"Sekitar tiga hari," Jungwon mengunyah apelnya sambil bersantai di sofa.

"Lo kenapa bisa sampe kecelakaan?" Sunoo duduk di kursi kecil samping ranjang.

Pria yang terbaring di atas ranjang itu menggeleng. "Gatau, terjadi gitu aja. Gue dikejar pelakunya. Kayaknya dia lagi nyari kotak itu."

"Terus gimana? Kotaknya—

"Engga, kotaknya baik-baik aja di rumah gue. Kayaknya dia gatau dimana keberadaan barang yang dia cari. Tapi dia udah tau sandinya."

Brak. Jungwon berdiri dari duduknya setelah beberapa percakapan ia hanya menyimak. Termenung sebentar. "KOK BISA?!"

Jungwon meringis mendapat pelototan dari Sunoo. Pria itu mengecap bibirnya. Menurunkan volume bicara. "Terus gimana?"

"Tenang aja, gue juga tau sandinya."

♡̷୨୧

Seorang pria berjalan membelah lorong dengan segelintir murid bercengkrama di sana. Sepatunya yang hitam bermerk membuat siapa saja yang dilewatinya mampu memberikan ruang jalan untuk dia.

Rambutnya yang basah karena gel untuk mengatur tataan surai. Serta hoodie hijau yang terlihat cocok dengan tubuhnya. Ia memasuki ruangan goldwin lab bersama beberapa tote bag putih tergantung di lengannya.

Ia melirik sosok Niki yang berada di mejanya. "NIKI? you're back?"

Pria itu meletakan tas dan tote bagnya secara asal lalu pergi menemui sang kawannya. Memeluk pria itu sekilas sebagai salam pertemuan kembali.

"Hampir satu setengah tahun kita ga ketemu, terakhir pas lo dikeluarin dari goldwin lab. Pas balik, tau-tau dan nangkring aja di meja."

Niki hanya tersenyum tipis menanggapi sosok Jake yang sudah lama tidak ia lihat. Pria itu pergi ke Washington untuk melakukan kunjungan di sebuah high school. Bersama beberapa guru yang terlibat tentunya.

Dan...

Jake tidak tahu apa-apa tentang yang terjadi. Pria itu mengotak-ngatik ponselnya. Berusaha menghubungi saudaranya — Jay. "Dimana sih ni orang? Hpnya ga aktif dari minggu kemarin."

"Siapa?" Tanya Niki.

"Siapa lagi? Jay lah!"

Niki tak menjawab, ia hanya menganggukkan kepalanya sambil mencoret-coret meja dengan penanya. Ia tak berniat memberi tahukan segalanya pada Jake. Biarkan dia menjadi orang yang paling tenang di antara lainnya.

"Gue ke lab dulu!" Jake hendak pergi dari sana.

"Ngapain?"

"Gatau, Jungwon sama Sunoo nyuruh gue ke sana. Katanya mau kasih tau tentang kotak gitu."

Niki meraih tangan Jake. Pria itu meringis kesakitan ketika tahu ada sesuatu yang menggores tangannya. Jake melirik meja milik Niki. Bukan coretan yang berada di sana. Namun, sebuah goresan tanpa tinta.

Jake menahan tangannya yang mengeluarkan darah. "Etdah itu pulpen apa pisau tajam bener?"

"Eh sorry," Niki melepaskan genggaman pada tangan pria itu. Membiarkan Jake pergi dari sana.

Jake yang merasa aneh sempat menatap Niki kembali. Persetan dengan keanehan, pria itu menepisnya. Berjalan cepat menemui dua sahabatnya yang sudah lama tak ia jumpai.

— 𝘁 ㅤ𝗯ㅤ 𝗰 —

much love sun

Stud(y)eath ★ Enhypen [ END✔️ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang