Sejak awal, putus hubungan memang bukan pilihan yang tepat untuk Azriel dan Zelita. Sejauh apapun mereka melangkah, they're stuck with each other.
---
publish : 06/21
start writing : 01/21
finish :
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
•••
Gadis dengan almamater khas OSIS sekolahnya itu tengah sibuk di depan mading guna menempel pengumuman-pengumuman baru tentang Florest High School.
Di sekelilingnya masih banyak siswa-siswi berkeliaran karena saat ini adalah waktu istirahat setelah melaksanakan upacara.
Ditariknya kursi yang ada di sekitar untuk dinaiki, karena tinggi 158 cm tidak cukup menjangkau bagian atas mading sekolah.
Baru saja ingin mengangkatkan kaki ke atas kursi, kertas yang ada di tangan Jelie ditarik oleh seorang lelaki di belakangnya. Selanjutnya dengan mudah cowok yang tak lain adalah Zidan merekatkan kertas pengumuman itu.
"Lo ngapain, Jel? Ini bukan tugas lo. Tugas kita itu cuma mantau yang lain, lo bisa suruh anggota lain kali," Tutur cowok dengan almamater yang sama.
"Ck. Dia pikir gue gak bisa?"
"Hah?" Heran Zidan, rasanya dia memberitahu dengan baik. Kenapa respon Jelie seperti itu?
Tapi bukan, Jelie bahkan tidak memandang ke arah cowok itu, melainkan seseorang yang tak jauh dari tempat mereka berdiri sekarang. Terdapat Azriel dan Sateen sedang berbincang di koridor.
"Eh?" Jelie berpura-pura merapikan jas almamaternya, kemudian terkekeh, "Nggak, bukan lo. Lagian gue cuma mau bantu aja, Dan," Jelasnya sambil sesekali mencuri pandang ke arah Azriel dan Sateen.
Sedangkan Zidan langsung mengacak pelan puncak kepala Jelie, ia merasa gemas dengan tingkah laku cewek yang ia sukai sejak awal masuk SMA sampai sekarang, "Yaudah."
Jelie pun mematung di tempat. Siapa coba yang tidak salting diperlakukan seperti itu dengan cowok tampan?
•••
Belum lagi guru memberi intruksi untuk para murid kembali ke kelas masing-masing, Azriel sudah balik kanan duluan. Untungnya hanya teman kelasnya yang menyadari itu.
Berdiri lama di lapangan sangat membosankan, tapi sayangnya setiap Senin ia wajib melakukan itu.
Ntahlah, cowok itu hanya merasa hidupnya benar-benar tidak bersemangat tanpa seorang Zelita.
Ia pun berniat balik ke kelas nya yang berada di lantai dua, tepat di atas deretan kelas sepuluh IPS.
Suara seseorang menginterupsi langkahnya, "Kak Azriel!" Panggil Sateen yang membuat Azriel berhenti dan menunggu cewek itu datang mendekatinya.