𝟏𝟑 ; 𝖗𝖚𝖒𝖎𝖙

890 332 59
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini mereka berdua kembali ke sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini mereka berdua kembali ke sekolah. Menampakan kaki ke dalam ruang guru yang kemarin sempat mereka tinggalkan karena keberadaan Sunoo. 

Sebelum berhasil meraih gagang pintu, Jungwon tiba-tiba mengarahkan senternya ke arah lorong. Ia merasakan ada seseorang di sana. Pria itu terdiam. Heeseung yang sedang sibuk membobol pintu mulai kesal karena Jungwon tidak memberikan dirinya penerangan untuk melihat gagang pintu.

"Jungwon!" Desis Heeseung kesal. "Anj— mph."

Heeseung mendelik sambil membekap mulutnya sendiri. Ia menegakkan berdirinya. "S-sunoo?"

Lagi dan lagi. Pria berasma Sunoo itu kembali muncul disaat-saat yang tidak tepat. Sangat menyebalkan. Heeseung yang merasa aneh dengan Sunoo segera mendorong badan Jungwon agar bisa bersembunyi di baliknya.

"Lo—

"Kalian ngapain?" Tanya Sunoo.

"Harusnya kita yang tanya, lo ngapain?" Kesal Heeseung.

"Gue ngikutin kalian berdua."

"Jangan bunuh gue, pliss! Gue cuma di suruh buat nyari tau semuanya. Gue ga bermaksud jeblosin lo ke penjara," Jungwon memeluk lengan Heeseung. "Hyung, udahin aja yok. Gue ga peduli Sunghoon sama Jay di penjara. Yang penting gue ga mati!"

"Hah?" Tanya Sunoo bingung.

"L-lo pembunuhnya kan?"

"Hah?"

"Pelaku di balik kasus study death? Itu lo kan? Ngaku aja lu anjing!"

"Hah?" Sunoo tambah bingung dengan tuturan dari Jungwon.

Jungwon mewek. "Hah hah bae lo!! Ayok hyung pergi dari sini!!" Pria itu menggoyangkan lengan Heeseung gusar. Ternyata Jungwon adalah seseorang yang naif.

Heeseung mendorong wajah Jungwon yang berada tepat di sebelah telinganya. "Berisik banget lo!"

"Jadi, bukan lo?" Finally, Heeseung menatap Sunoo intens.

Sunoo menggeleng. "Gue kira waktu tadi siang, kalian curiga ke Niki."

Heeseung tampak berfikir. "Gue juga curiga ke Niki. Tapi kok bisa dia ada catatan penerbangan? Satu-satunya yang alibinya ga jelas itu Jake."

"T-tapi kan pas Monday dibunuh, Jake lagi di Washington. Lagipula ga mungkin Jake sama Niki. Sidik jari yang ditemuin aja katanya milik warga luar negeri yang belum lama pindah ke korea," ucap Jungwon mulai tenang mengetahui Sunoo bukan pelakunya.

"Nah tuh tau. Terus kenapa kalian jadi curiga ke gue etdah?!" Decak Sunoo tidak mengerti.

Heeseung dan Jungwon menggendikkan bahunya. "Kita disuruh Sunghoon, lo terlihat mencurigakan karena ga ikut diinterogasi. Terus pas di lokasi lo chat sama Niki."

"Gue udah diinterogasi duluan njir di sekolah. Terus gue balik karena laper. Soal chat sama Niki, itu gue ngabarin doang kalo EJ tewas."

"Kayaknya bukan anggota goldwin lab pelakunya," pikir Heeseung mendapat anggukan dari Sunoo dan Jungwon.

"Tapi kalo guru... ga ada yang baru pindah njir—

Jungwon tercekat mengingat sesuatu. Begitu juga dengan kedua temannya. "Guru bahasa jerman?!" Kaget mereka bersamaan.

Guru bahasa ini memang baru saja di kirim dari negara aslinya untuk mengajar goldwin lab. Kepindahannya sekitar enam bulan lalu. Jadi tak mungkin guru tersebut memiliki catatan sidik jari.

Di saat itu juga mereka memasuki ruang guru. Dengan membawa dua tujuan. Mencari data guru tersebut dan mencari kunci loker milik Monday.

Jungwon dan Sunoo membaca data diri sang guru. Setelah selesai mereka saling tatap dan menggeleng. Pertanda jika guru tersebut bukan orang yang patut di curigai.

♡̷୨୧

"Guru itu udah tinggal di korea lima tahun, cuma dia kelahiran Jerman. Prestasi di korea juga banyak, jadi ga mungkin dia pelakunya," Jungwon duduk di atas meja sambil mengangkat satu kakinya. Tangannya sibuk merobek-robek kertas yang berasal dari buku Sunoo.

Sunoo yang menyadari hal tersebut segera memukul tangan Jungwon dan merebut kembali bukunya. Jungwon hanya meringis tak tahu membalas apa.

"Puyeng gue," Heeseung kembali memijat pelipisnya. Ia tidak tidur lagi tadi malam. Kasus study death membuatnya cemas.

"Lagian pintu loker kan dari kayu, lo bobol pintu ruang guru aja bisa, masa bobol pintu loker ga bisa," Jungwon menggapit permen gagangnya. Hendak memasukan ke dalam mulutnya, namun Heeseung mendorong kepala pria itu membuat permennya menusuk hidung mancung Jungwon. "ANJING!"

Jungwon misuh-misuh melihat Heeseung yang berlari begitu saja meninggalkan dirinya dan Sunoo. Namun sayangnya Sunoo adalah pria yang peka. Pria itu menyusul Heeseung yang paham jika temannya itu akan mencoba membobol lokernya.

— 𝘁 ㅤ𝗯ㅤ 𝗰 —

much love sun

Stud(y)eath ★ Enhypen [ END✔️ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang