Bab 11

3.4K 239 3
                                    

Vania memakirkan mobilnya, dahinya nampak membentuk lipatan samar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vania memakirkan mobilnya, dahinya nampak membentuk lipatan samar. Gadis itu menatap mobil yang asing baginya di halaman rumah miliknya.

Tanpa kata gadis tomboy itu memasuki rumahnya.

"Asallamualikum, Bunda! Ayah Nia pul-" suaranya terhenti di udara saat tau siapa yang bertamu malam malam di rumahnya.

"Waalaikumsalam, Nia sini sayang" Dinda meminta anaknya agar mendekat.

Dengan pandangan datar gadis itu duduk di antara Galang dan Dinda.

"Nda, kok dia ada disini?" Tanya Vania sambil melirik Alex dan dua orang tuanya.

Keluarga Damawangsa lah yang bertamu di kediaman Prahadi. Fikiran Vania bercabang kemana mana.

Galang berdehem mencairkan suasana yang sedikit akward ini. "Begini sayang, kami berencana untuk menjodohkan kalian secara pertukaran cincin."

"Yah jangan berbelit belit Nia nggak paham." Sela Vania kesal.

"Bunda dan ayah berniat menjodohkan kamu sama Alex agar disekolah kamu ada yang jagain." Kata Dinda.

"Alasan yang klasik." Vania terkekeh garing.

"Nggak ada perjodohan atau pertunangan ataupun pernikahan, Nia nggak mau. Lagipula Vania nggak perlu bodyguard ada geng Vania yang selalu jaga Vania dimanapun dan kapanpun." Tandas gadis itu bersandar di pada sofa.

"Nggak bisa dong sayang, om sama ayah kamu sudah berjanji untuk menjodohkan kalian." Kata Kris ayah Alex yang sedari tadi diam menyaksikan perdebatan keluarga kecil Prahadi itu.

"Lagi pula hanya pertunangan sementara jika kalian sudah lulus nanti pernikahannya akan di gelar." Halena menambahkan.

Sementara Alex kini tengah tersenyum kecut, dia tahu jika akan terjadi seperti ini. Vania tidak akan menerima perjodohan ini dalam bentuk apapun.

"Bundaaaaaa, Nia nggak mau." Rengeknya pada Dinda.

"Nggak perlu ada yang jagain, buktinya 17 tahun Nia sekolah juga nggak papa." Bantahnya lagi.

"Justru itu, umur kamu udah 17 keatas sayang sifatmu harus di ubah. Ayah sering terima surat peringatan dari sekolah, kamu selalu berbuat nakal dan seenaknya." Galang mengusap surai coklat milik putrinya.

"Janji deh, Nia nggak buat ulah lagi asal Jangan di jodohin kaya gini." Kali ini gadis tomboy itu  memelas pada ayahnya.

"A' a' a' perjodohan akan tetep dilakukan. " Galang menggeleng kepalanya bertanda gak setuju dengan negosiasi Vania.

"Ndaaaaaaaaaaa, Nia udah punya orang yang Nia suka." Ingin rasanya Vania menangis saat ini juga.

Ia benar benar tidak Sudi jika ia di jodohkan dengan orang yang tidak ia sukai sama sekali. Apalagi Alex cowok itu akan selalu mengejarnya jika sudah terikat dengannya. Menempel padanya kemanapun dia pergi.

RAVANIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang