9

364 51 2
                                    

Lagi-lagi Nayoung diantar pulang sampai kerumah oleh Jonghun sebagai bentuk terima kasih karena telah dibawakan makanan.

"Terima kasih.. maaf aku merepotkan lagi"

"Tidak apa-apa aku juga berterima kasih karena kamu sudah membawakanku makanan"

Nayoung hanya tersenyum dan mengangguk membalas ucapan Jonghun.

"Kalau gitu aku masuk dulu ya hati-hati dijalan"

Jonghun mengangguk menjawab ucapan Nayoung, belum sampai Nayoung membuka pintu gedung tempat tinggalnya tiba-tiba Jonghun memanggilnya lagi.

"Nayoung tunggu" seketika Nayoung membalikkan badannya.

"Iya?"

"Emm.. aku ingin memesan bunga untuk besok malam apa kamu bisa mengantar ke rumahku?" Jonghun sedikit ragu saat mengatakan hal ini karena takut jika saja Nayoung tidak bersedia

"Oh tentu saja bisa nanti sepulang dari toko akan langsung aku antar"

"Ahh iya terima kasih sekalian aku juga harus mengembalikan kotak makanmu bukan?" Jonghun lega mendengar ucapan Nayoung tadi

"Iya benar juga" Nayoung tertawa kecil menanggapi ucapan Jonghun

"Ya sudah kalau gitu selamat malam"

Keduanya saling membungkukkan badan untuk memberi hormat satu sama lain dan mengakhiri malam mereka hari ini.

------

Suasana gelap selalu terasa begitu Jonghun sampai di apartemennya, tak ada cahaya lampu satupun yang menyala ketika ia datang, terkadang Jonghun juga merindukan suasana kehangatan dalam rumah.

Satu hal kecil saja mungkin akan membuat hati Jonghun yang dingin sedikit tenang dan nyaman seperti lampu yang menyala lalu ada seseorang yang menyambut saat ia pulang contohnya.

Namun semua itu mustahil bahkan keluarganya pun tak tahu dimana keberadaannya sekarang karena Jonghun benar-benar sedang menjauh dari seluruh kerabat yang mengenalnya.

Jonghun merebahkan tubuhnya di sofa berwarna abu-abu dan membuka kotak makan yang dibawakan Nayoung tadi, begitu membukanya Jonghun sangat terenyuh melihatnya karena sudah sekian tahun Jonghun bahkan tak pernah menerima sebuah kotak bekal yang berisi makanan.

Jonghun melahap satu suapan kimbap kedalam mulutnya, tanpa disadari air mata menetes dari pelupuk matanya, entah mengapa hati Jonghun terasa sakit hanya karena sebuah makanan.

Makanan rumahan yang dibuat oleh tangan seorang wanita, wanita yang bahkan bukan ibu, pacar, atau istrinya.

Suap demi suap Jonghun lahap dengan hati yang bahagia sekaligus sedih setelah apa yang ia harapkan terkabulkan walau bukan dari seseorang yang ia inginkan dari dalam hatinya.

Keesokan paginya Jonghun terbangun dengan keadaan perut yang masih kenyang karena makanan semalam, baru kali ini ia merasakan seperti itu.

Kini Jonghun bersiap untuk pergi menuju kantor agensi yang menaunginya bersama para selebgram lain, dipacunya mobil sport hitam miliknya.

Sesampainya disana Jonghun langsung menuju ruangannya, tatapan dingin selalu menyertai tiap langkah Jonghun tak peduli diperhatikan rekan kerja lain Jonghun tetap melangkah tanpa melihat sekitar kalau semua mata tertuju pada ketampanannya, Jonghun hanya menampilkan citra baiknya hanya saat melakukan pekerjaannya saja selebihnya masa bodoh dia tetap pria dingin yang tidak bisa tersenyum atau bahkan sekedar basa-basi.

Jonghun mendudukan dirinya dikursi meja kerjanya, hembusan nafas kasar keluar dari mulutnya, managernya yang mendengar itu tak luput menanyakan apa yang terjadi.

Secret WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang