e n a m

970 183 17
                                    

Kan, benar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kan, benar. Luvi tidak baik-baik saja. Bahkan setelah ia menurunkan Heyi dari atas motor Luvi langsung masuk rumah tanpa mengatakan sepatah katapun.

Mantan kekasihnya itu benar-benar merusak mood baik Luvi begitu saja.

Heyi kesal dengannya.

Titik.

Heyi terus mengintil Luvi dari belakang. Ia ikut berhenti saat Luvi menjatuhkan semua barang belanjaannya dan menoleh ke belakang.

"Gue mau sendiri," kata Luvi.

Setelahnya ia masuk kamar dan membanting pintunya keras-keras. Heyi terdiam di sini, ia ingin menghibur Luvi tapi anak itu tidak mau diganggu.

Jadilah Heyi memunguti semua belanjaan dengan susah payah. Menaruhnya di dapur, lalu membawa baju yang Luvi beli ke depan tv. Mencobanya satu-satu dan terkekeh geli karena baju-baju yang menurutnya cukup lucu. Hei, masa laki-laki dewasa umur dua puluh delapan pakai baju dengan motif Doraemon. Memalukan. Untung saja masih banyak baju polos atau dengan gambar-gambar yang masih bisa ia terima.

"Dasar brengsek!" Heyi menghentikan aksi mencoba bajunya kala mendengar suara itu.

"Bisa-bisanya lo khianatin gue padahal lo udah janji bakal jadiin gue satu-satunya. Bakal jadiin gue ratu di hati lo. Bakal selalu cinta dan jagain gue. Terus kenapa lo selingkuh, huh? Dasar, Pantat Babi! Monyet! Anjing! Fergusooo! Bajingan!"

"Lo tau nggak sih gue tuh cinta banget sama lo. Gue masih inget pas lo nolongin gue karena gue dibully! Gue juga selalu inget kalo lo selalu jagain gue. Tiga tahun! Tiga tahun anjing! Kalo mau khianatin gue seenggaknya jangan buat gue jatuh sejatuhnya sama lo. Jangan buat kenangan yang nggak mungkin bisa gue lupain!"

"Gue benci! Gue benci sama lo, Brengsek!"

Setelah itu, Heyi hanya mendengar suara tangis. Sepertinya Luvi benar-benar hancur. Kaki kecilnya pun melangkah mendekati pintu kamar Luvi. Ia ingin membukanya namun pintunya terkunci. Heyi memilih menaruh telinganya di pintu dan semakin jelas mendengar isakan Luvi yang tiada henti.

Terdengar begitu pilu dan menyakitkan.

Ia pun menjauh dari pintu. Melihat pintu itu dengan sendu.

"Luv, saya tidak akan membiarkan seseorang menyakitimu lagi. Saya janji."

🐰🐰🐰

"Eunghhh," lengkuh seorang wanita muda, berusia dua puluh satu tahun. Ia mengusap sudut bibirnya yang basah, lalu menguap lebar dan menggaruk rambutnya yang gatal. Mencoba membuka matanya lebar-lebar dan ternyata hari sudah malam. Ia tidur lama juga rupanya, ya?

Penampilan? Hais, tidak peduli.

Mau seperti singa, seperti gembel sekali pun Luvi tidak peduli.

Ia keluar kamarnya. Pergi ke dapur untuk minum karena haus.

Naughty Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang