33- Toko Buku.

54 9 1
                                    

Selamat membaca 💜.

.
.
.



Semua kelas dua belas baru bisa bernapas lega setelah ujian semester pertama mereka lewati, namun tidak untuk beberapa minggu kedepan. Mereka mengambil jeda beberapa minggu sebelum sibuk dengan persiapa UN nanti.

Makanya, kemarin-kemarin kantin lumayan sepi karena semua siswa-siswi sekolah ini disibukan belajar untuk ujian semester pertama. Namun kali ini kembali ramai dan ribut, membuat kedua siswi yang baru tiba itu menghela napas.

"Balik aja deh, ramai gini" keluh Lira.

"Gue duduk di bawah pohon juga mau Li, asal gue makan." jawab Apip, Lira mendengus.

"Dih, kayak gak malu aja lo."

Apip mengendikan bahu, namun saat tatapannya mengarah ke lapangan basket yang letaknya persis di samping area kantin, gadis itu terpaku beberapa saat.

"Lo gak salah kayaknya suka sama dia," celetuk Apip tiba-tiba.

Lira yang masih bingung hanya mengernyit menatap Apip.

"Apaan?" tanya Lira.

"Arah jam 3, lo liat, kan?"

Lira memutar tubuh, menghadap seperti apa yang Apip bilang.

"Dia...habis basket kayaknya," Lira sendiri tertegun melihatnya.

Andra keluar dari lapangan basket, menyeka keringat di wajahnya, juga menyugar rambutnya kebelakang. Kalau begini, sepertinya ucapnya dulu saat bilang Andra sok ganteng terus juga cowok gila, Lira akan tarik.

Ya karena...Andra ganteng banget kalo kayak tadi. Lira nggak bohong.

Dan itu....entah kenapa menjadi sesuatu yang langka bagi Lira. Masalah dia sama sekali belum pernah melihat Andra seperti itu.

Disana ada Andra dan beberapa mantan anggota basket lainnya.  Makanya Lira menarik diri untuk tidak menatap Andra lama.

"Jawab jujur deh, gue mau nanya sama lo," ujar Apip saat keduanya menuju meja kantin.

"Apa?"

"Lo berdua jadian gak sih?"

Lira yang baru saja duduk jadi diam beberapa saat, namun kemudian dia berlagak acuh.

"Enggak." jawabnya.

"Gak percaya gue. Pasti Andra pernah nembak lo, kan?" tanya Apip lagi, jiwa keponya muncul begitu saja.

Tanpa ragu Lira mengangguk, membuat Apip membulatkan matanya.

"Serious?!" tanyanya histeris.

"Apasih lo!" Lira mendorong wajah Apip yang kelewat maju itu.

"Terus? Terus?! Gimana?"

"Ya..gue tolak."

Sepersekian detik Apip melongo, menatap Lira tak habis pikir.

"Li,...plis deh...lo..." Apip kehilangan kata-kata. Dia berdecak sebelum mengarahkan wajah Lira untuk menatap Andra dan teman-temannya yang sekarang berteduh di bawah pohon dekat lapangan.

"Lo liat? Dia ganteng, pinter, perhatian dan baik banget ke lo, jago basket,... terus apa alasan lo nolak dia??" Apip bertanya frustasi.

Ini dia ikut frustasi padahal sama sekali bukan masalah nya.

"Tau gak sih? Cari cowok kayak Andra tuh...susah. Gini, maksud gue dia care banget sama lo, keliatan banget kalo dia tuh sayang sama lo, Alira." lanjut Apip gemas sendiri.

My Boy FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang