"Kamu gak ada yang mau di ceritain ke aku?"

Aksa menggeleng pelan. "Gak lah. Orang aku gapapa."

Aulia diam tidak menyahut. Tangan Aksa terulur mengelus pelan pucuk kepala gadis bermata bulat itu. "Aku gapapa yang. Gausah mikirin aku gitu."

"Hmm."

"Jangan kebanyakan mikir. Kasian otak kamu."

"Emang otak aku kenapa?" Sengit Aulia melotot.

Aksa tertawa renyah. Mencubit pipi gembul Aulia gemas.

BRAKKK

"ASTAGFIRULLAH."

"ANJIR KAGET."

"CK."

Aulia, Nisa dan Aksa kompak terlonjak saat gebrakan keras mendarat di meja yang mereka tempati.

Aulia menatap Zika yang tengah tersenyum miring ke arahnya dengan tatapan sebal. Mau apalagi gadis tukang iri ini.

"Mau apa si?" Aulia berdiri. Berkacak pinggang sembari melotot tajam. Berharap Zika takut melihat ekspresi menyeramkan nya. Bukanya nampak garang Aulia terlihat sangat lucu di mata Aksa.

Zika mendengus. Aulia itu terlalu menyebalkan. Lihat saja. Setelah ini Zika pastikan Aulia akan ia buat malu. Zika yakin setelah mendengar apa yang Zika katakan nanti. Aksa akan meninggalkan Aulia lalu beralih kepadanya.

"Sa," Zika memanggil Aksa lembut.

Aulia mendengus. Aulia yang mengajak Zika berbicara kenapa malah Aksa yang di panggil.

Aksa diam tak menjawab. Alisnya terangkat naik tanda bertanya 'apa?'.

"Gue ngajak lo ngomong ya," kesal Aulia. Gadis itu sebal karena tidak di gubris oleh Zika.

"Diem lo, cewek murahan," ledeknya tersenyum sinis.

Mata Aulia melebar. Begitupula Aksa yang langsung mengepalkan tangannya.

"Maksud lo apa?!"

Zika melirik Aksa sekilas. "Kamu tau Sa? Cewek yang berstatus jadi pacar kamu ini ternyata cewek murahan." Zika berucap sedikit berteriak. Gadis pirang itu berharap semua warga sekolah yang tengah berada di kantin bisa mendengar nya.

Usahanya tak sia-sia. Kini semua pasang mata tengah menatap kearahnya. Kantin yang tadinya diisi oleh suara-suara obrolan langsung hening.

"Lo ngomong apaan sih?" Tanya Aksa. Cowok itu berdiri tegak. Memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana abu-abunya. Aksa tidak habis pikir dengan kelakuan Zika. Padahal baru beberapa hari yang lalu Aksa memperingati Zika agar tidak mengganggu ketenangan Aulia. Namun gadis itu malah kembali membuat ulah.

Melihat Aksa yang sudah bereaksi Zika semakin tersenyun puas.

Ucup, Indra dan Dimas yang sedang memesan langsung menghampiri mejanya kembali. Mereka juga akan menjadi tameng bagi Aulia. Sudah mereka bilang Aulia terlalu berharga untuk mereka.

"Lo mau apalagi? Ga puas lo kemarin gangguin temen gue!" Ucup tersulut emosi. Namun sesegera mungkin Aksa menyuruhnya diam.

"Biarin, gue mau denger dia mau ngomong apa." Aksa menyahut santai.

Zika mencibir sikap Aksa yang terkesan santai. Lihat saja setelah ini Zika pastikan Aksa akan langsung emosi.

Aulia juga diam saja. Menunggu Zika melanjutkan ucapannya. Ia tidak tersinggung sama sekali saat Zika mengatakan kalau dirinya murahan. Lagipula Aulia tidak melakukan apa-apa lantas untuk apa ia tersinggung?

AULIA [On Going]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن