part 2

235 9 0
                                        


Hari ini tampaknya sasuke memang sedang sial-sialnya. Setelah tadi dompetnya di curi oleh seorang pria berambut pirang, mobilnya pun harus berakhir mengerikan. Dan lagi, penyebabnya juga memiliki surai yang sama. Bedanya, yang tadi memiliki surai lurus panjang, sedangkan sekarang justru remaja dengan rambut pendek acak-acakan.

" woi paman! kalau naik mobil itu hati-hati, kalau tidak bisa menyetirnya tidak usah sok pakai mobil! Bikin orang jantungan saja, dasar mengesalkan, "

Tunggu, bukankah harusnya ia yang marah-marah sekarang? Kenapa justru terbalik?

" Paman! kau mendengarkanku tidak sih? Bagaimana jika saking kagetnya jantungku melompat keluar tadi?,"

" Paling tidak berpura-pura lah merasa bersalah dasar bocah," maki sasuke dari dalam mobil.

" Oi paman!"

Dan apa-apaan panggilannya itu? Paman huh? Sejak kapan wajah tampannya punya tanda-tanda penuaan? Kalau kakaknya yang di bilang paman sih wajar saja, tapi ini dia, benar-benar dia!. Oke, sebentar, sekarang bukan itu yang penting. Dengan wajah gelapnya yang kelewat datar, sasuke keluar dari dalam mobil. Saat itu pula remaja berambut blonde itu menghentikan ocehannya. Atensinya beralih pada wajah orang yang barusan nyaris menabraknya.

" Tampan...," batin remaja itu.

" Hei dobe, kau sedang lihat apa hah?,"

" Ha- hah? s-siapa yang kau panggil dobe dasar om-om teme?!," ucapnya setengah berteriak.

" orang lewat,"

" Ooh..,"

" Serius?,"

" Hm? Kenapa?,"

" Ah, tidak, lupakan saja,"

"....,"

"....,"

" ....,"

" Jadi bagaimana,"

" Apanya?,"

" Mobilku tentu saja,"

" Kenapa tanya padaku?,"

Mendapat pertanyaan dari pertanyaan, siapa yang tidak geram? Tidakkah pemuda itu sadar ia sedang berhadapan dengan siapa? Sebenarnya bukannya sasuke terlalu miskin untuk membeli mobil baru. Ia mudah saja melakukannya jika mau. Tapi saat ini, bahkan dompet saja ia tidak ada. Mau menghubungi kakak ataupun sekertaris nya juga ponselnya entah kemana. Pencuri itu, dia membuat keadaan sasuke benar-benar menyedihkan. Awas saja nanti kalo ketemu.

" Kenapa tanya padaku kau bilang? Memangnya kau pikir karena siapa mobilku rusak sekarang?,"

" It- itu kan salahmu sendiri, coba kau tidak ngebut naik mobilnya tadi. Pasti tidak akan sampai kecelakaan begitu,"

Jleb.

Ya-yah, memang tadi itu sebagian salahnya juga. Karena lupa jadwal dan malah mengejar pencuri itu saat seharusnya dua jam lagi ada rapat penting di kantornya,ia jadi mengemudikan mobilnya sedikit ugal-ugalan. Tapi bukan berarti hanya ia saja yang salah disini.

" Lagi pula bukankah kau itu orang kaya? Kau suruh saja pelayanmu kesini dengan salah satu mobil mu yang mengarat di garasi itu ," tambah pemuda itu.

" tidak bisa seperti itu,"

" He? Nande?, apa kau baru saja bangkrut? Ah, pantas saja wajahmu kusut sekali dari tadi," ucapnya lagi. Menimbulkan perempatan imajiner di dahi sasuke.

" Tidak, bukan begitu, dompet dan ponselku di curi tadi, jadi sekarang tidak mungkin aku menghubungi orang rumah," jawab sasuke yan kesal dengan penilaian asal-asalan remaja di hadapannya.

Don't lie againWhere stories live. Discover now