Chapter 7

4.8K 558 26
                                    

Happy Reading ❤

"Kalian hati-hati di jalan" ujar Arkan. Saat ini dia dan Mentari serta putri bungsunya sedang berada di bandara.

"Ayah juga hati-hati di sana. Kalau sudah selesai cepat-cepat nyusul kami" ujar Mentari lalu mencium tangan suaminya di ikuti oleh Lubna.

"Iya, setelah pekerjaan ayah selesai, ayah akan langsung menyusul kalian. Salam buat kak El ya"

"Pasti Yah. Kami berangkat dulu ya"

"Dadah ayah, bye. Assalamualaikum "

"Waalaikum salam" Arkan melambaikan tangannya pada dua wanita yang sangat berarti dalam hidupnya.

Hari ini Mentari dan Lubna akan pergi berlibur ke Singapura tepatnya ke rumah Melati. Sedangkan Arkan ada pekerjaan di daerah Sumatera, mungkin tiga hari di sana, setelah itu Arkan akan menyusul keluarga nya di Singapura. Mereka berpisah di bandara, Arkan pergi ke Sumatera dan istrinya langsung ke Singapura.

"Pak ayo berangkat pesawat nya sudah siap" ujar Asisten Arkan. Dia akan melihat perkembangan proyek pembuatan rumah sakit barunya di daerah Sumatera.

"Semua sudah beres tidak ada yang tertinggal?" Tanya Arkan.

"Beres pak"

"Baiklah ayo kita pergi " Kemudian mereka melangkah menuju pesawat yang akan mereka tumpangi

****

"Bagaimana keadaan putra saya dok" Tanya Aya begitu khawatir dengan keadaan putranya yang tak berdaya di atas brankar klinik di daerah Aya tinggal.

"Putra ibu terkena tipes, mungkin kami akan memberikan rujukan agar dia bisa di rawat di rumah sakit yang lebih besar di kota." Ujar sang Dokter yang menangani Noah.

"Tipes dok"

"Iya bu, sebaliknya ibu cepat-cepat mengurus surat rujukan untuk putra ibu agar putra ibu lebih cepat di tangani"

"Baik dok" Sejak semalam Noah demam tinggi, dan muntah-muntah. Dan pagi ini Aya membawa Noah ke klinik, tapi dokter klinik menyarankan, Noah harus di rawat di rumah sakit yang lebih lengkap peralatannya.

"Ay gimana keadaan Noah?" Nitta datang menghampiri Aya, saat   mendengar Noah sakit dan berada di klinik Nitta langsung menemui sahabatnya.

"Mungkin akan di rawat di rumah sakit, aku baru saja mengurus surat-surat rujukan"

"Sudah selesai ngurus suratnya"

"Alhamdulillah udah, walau tadi ada sedikit masalah, karena mereka minta KTP ku dan ayahnya." Aya bilang dia sudah bercerai dengan suaminya dan dia tidak tahu di mana ayah Noah berada. Memang benar kan Aya ga tau dimana ayah Noah sekarang.

"Aku ikut ya" kata Nitta, dia juga begitu khawatir dengan keadaan Noah.

"Kamu kan harus kerja Nit" Aya tidak mau merepotkan sahabatnya.

"Nanti aku kabari kamu kalau ingin sesuatu" ujar Aya meyakinkan.

"Oke deh. Kamu sendiri ke rumah sakitnya"

"Enggak, nanti di antar sopir klinik."

"Ya udah kalau gitu. Nanti sore aku jenguk kalian"

"Terimakasih Nit"

"Itu sudah kewajibanku sebagai sahabat mu Ay. Aku ga ngerasa di repotin kok"

"Sekali lagi terimakasih banyak"

"Semangat Ay. Jangan sedih ya" Aya mengangguk, lalu memeluk sahabatnya. Setelah Nitta pergi Aya bersiap-siap ke rumah sakit.

*****

Duda Araban jilid 2 (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang