8. Ken Dedes (Istri Ken Arok diceritakan juga tewas karena keris ini)

Apakah kutukan Mpu Gandring benar - benar jadi kenyataan? Jawabanya TIDAK.

Mengapa demikian? Karena hanya Ken Arok yang memang tewas tertikam keris. Sedangkan Anusapati yang juga tewas bukan keturunan Ke Arok karena hanya anak tirinya. Tohjaya yang adalah keturunan Ken Arok memang sempat tertusuk keris, namun dia meninggal katanya oleh tusukan tombak oleh Ranggawuni yang adalah anak Anusapati. Dia bukan mati karena tertusuk keris Mpu Gandring.

Dimana keberadaan keris Mpu Gandring? Banyak versi cerita yang berbeda-beda tentang keberadaan keris tersebut :

1. Versi yang banyak dipercayai orang yaitu Di masa Ranggawuni yang bergelar Wisnuwardhana, anak Anusapati membuang keris itu. Tujuannya untuk menghilangkan aura buruk dan haus darah dari keris Mpu Gandring. Maka keris itu kemudian dibuang, dikubur, disemayamkan di kawah panas Gunung Kelud yang terletak di perbatasan Kediri-Blitar, Jawa Timur. Maka hingga kini gunung Kelud dipercayai memiliki aura mistis tersendiri.

2. Pada masa pemerintahan besar Majapahit, Raja Hayam Wuruk dikisahkan mengubur keris sakti milik kerajaan Singasari yakni keris Mpu Gandring. Keris ini dipercaya memiliki aura jahat dan menimbulkan perang saudara. Agar pertumpahan darah ini terhenti, Hayam Wuruk memberangus keris tersebut.

3. Menurut Para Ahli Sejarah, keris karya Mpu Gandring pada abad 13 itu, sekarang ditanam didalam candi Anusapati alias Candi Jago, di Tumpang, kabupaten Malang-Jawa Timur.

Mana fakta yang benar? Hanya Tuhan yang tahu tapi satu yang pasti kau tidak akan menemukan keris Mpu Gandring itu di museum. Jangan juga percaya jika ada yang menawarimu keris Mpu Gandring, kemungkinan besar dia penipu. Lagipula praktik jual beli benda peninggalan sejarah atau purbakala itu bisa termasuk tindakan pelanggaran hukum.

Satu hal lainnya yang aku yakini yaitu dimanapun keris itu, entah di kawah atau bahkan di bawah tanah tetap tidak bisa digunakan lagi. Jika di kawah artinya pasti sudah melebur bersama magma. Sedangkan jika di bawah tanah kemungkinan sudah berkarat. Jadi masalah selesai dan tidak perlu diperdebatkan, bukan?

Harap diingat bahwa sejarah itu benar cerita masa lalu tapi tidak terjamin 100% akurat. Maka sebaiknya kita yang bijak untuk tidak memperdebatkan hal-hal yang tidak perlu. Cukup tahu saja mengenai versi ini maupun versi itu sebatas memperkaya pengetahuan kita. Kecuali memang perkerjaan anda arkeolog yang tugasnya memang menggali, mempelajari dan menafsirkan objek dan situs sejarah.

Lagipula di masa modern jika ingin membunuh orang dalam sekali tusukkan tidak perlu menggunakan keris Mpu Gandring. Asal kau tusuk di bagian tubuh yang vital seperti jantung atau leher maka pisau dapur biasa juga bisa. Bahkan dengan jarum suntik orang bisa terbunuh dalam sekali tusukkan asal isinya bukan vaksin tapi racun. Hadeeeh... Kenapa malah ngajarin cara membunuh yaa??? Remember... Don't try this at home or anywhere else, guys!!!

Mataku mengerjab pelan guna memastikan penglihatanku karena sesaat tampaknya aku melihat cahaya biru berpendar namun sepertinya mataku siwer sesaat karena shock juga. Katanya keris tanpa sarung ini kadang-kadang bercahaya bahkan mengeluarkan darah. Bagian ini aku percaya tidak percaya karena hingga zaman modern, kenyataanya memang ada keris yang memiliki kekuatan magis. Namun, satu hal yang pasti aku tidak ingin mengurusi hal itu.

"Apa yang kau lakukan di sini, Rengganis?" tanya Pangeran Anusapati menyadarkanku dari keterkejutan.

Tersenyum salah tingkah "Eh, Maaf Gusti Pangeran" Segera memberi hormat padanya lalu melanjutkan "Sekali lagi maafkan kelancangan hamba, hmm... begini hamba mencari Raden Reksa yang menghilang entah kemana dan menurut Sawitri biasanya dia suka membaca kitabnya di ruang senjata. Tadi hamba sudah minta tolong pada Sawitri tapi dia sedang ada pekerjaan jadi... hmm... pokoknya hamba mohon Pangeran mengampuni kelancangan hamba karena masuk pendopo tanpa izin dan_____"

SINGASARI, I'm Coming! (END)Where stories live. Discover now