Seokjin mengurai pelukannya tanpa menjauhkan tubuh keduanya. Tatapannya masih terarah tepat pada manik sang adik dengan begitu haru. "Seok-ah... kau benar-benar sadar bukan? Aku... aku tidak bermimpi?"
Hoseok menggeleng. Dadanya sesak karena tangisannya sendiri yang tak bisa ia kontrol oleh karena itu akhirnya ia kembali menarik sang kakak dalam pelukannya. Dirinya begitu merindukan kehangatan ini. Meski Yoongi dan Dawon tak pernah meninggalkannya, namun pelukan Seokjin tetap memiliki afeksi lain dalam hatinya.
"Ya Tuhan, terima kasih, hiks... terima kasih. Kau telah mengembalikan adikku, hiks... Hoseok-ah." Isakan sang kakak masih terus berlanjut dalam dekapan erat keduanya. Belasan menit berlalu namun tak satupun dari keduanya mau menjauhkan diri masing-masing.
Seokjin kini bahkan sudah sempurna terduduk di samping Hoseok diatas ranjangnya. Sang adik masih tak melepaskan sedikitpun dekapannya dari tubuh Seokjin meski eratnya sudah cukup terurai. Tangisan keduanya sudah berhenti, tergantikan hening yang tercipta karena keduanya sama-sama menyelami kehadiran satu sama lain.
Orang lain mungkin akan jarang sekali menatap Hoseok semanja ini. Ya. Image nya yang sudah terbangun sebagai seorang kakak dari maknae line tanpa sadar mengikis fakta bahwa dirinya justru adalah sosok termuda diantara hyung line. Jung Hoseok, tetaplah seorang adik di dekat Seokjin dan Yoongi meski sedewasa apapun peran yang diembannya.
Pandangan Hoseok naik tepat menemui netra sang kakak yang juga tengah menatapnya. Seokjin tersenyum lembut, benar-benar merindukan binar yang hanya bisa dirinya temui dari manik coklat Hoseok. "Hyung, kenapa baru datang sekarang? Apa kau begitu sibuk?"
"Hhh..." Seokjin menghela nafas pelan begitu mendengar pertanyaan Hoseok. Ya. Jangankan untuk kembali menengok Hoseok, memastikan keadaan Jungkook saja sudah semakin sulit baginya. Jadwalnya begitu padat. Yohan, managernya juga perlu tenaga ekstra untuk membujuk sang sutradara agar mau memberikan Seokjin izin meski sehari.
Beruntung akhirnya malam ini ia mendapatkan izin itu. Setelah merampungkan scene terakhir sore tadi Seokjin segera bergegas memacu mobilnya menuju rumah sakit ini. Awalnya ia ingin langsung menuju ruangan Jungkook untuk memeriksa kondisi bungsu yang juga belum membaik meski sudah berhari-hari Seokjin tinggalkan.
Namun langkah itu terhenti begitu pintu lift yang ia naiki justru berhenti di lantai tempat dimana ruangan Hoseok berada saat seseorang masuk ke dalam lift yang sama. Pandangannya terpaku pada pintu putih yang langsung terlihat dari tempatnya berdiri.
Hingga akhirnya sesaat sebelum pintu lift tertutup, Seokjin segera menekan tombol untuk membuka pintu dan bergegas menuju ruangan yang sedari tadi menyita perhatiannya.
Sudah lama dirinya tak menemui Hoseok. Mungkin semenjak kejadian Jungkook saat itu. Ada rindu yang tiba-tiba membuncah saat Seokjin berhasil membuka pintu putih itu. Namun betapa terkejutnya dirinya begitu matanya justru mendapati sosok yang dirinya kira masih terbaring dengan begitu tenang itu justru bergerak gelisah dalam posisinya dan mengedipkan kedua matanya.
Ya.
Berkedip. Itu artinya sang adik telah terbangun dari tidur panjangnya. Dan itu yang membuat Seokjin begitu bersyukur akan keputusannya memilih menemui Hoseok dulu sebelum kembali pada Jungkook.
"Maafkan, hyung. Sutradara Oh benar-benar menyandera hyung dilokasi syuting."
"Sutradara? Apa kalian sedang melakukan project?"
Seokjin mengernyit heran mendengar pertanyaan Hoseok. "Kalian?" Tanyanya ragu. Memastikan apa kata yang dia dengar barusan adalah kata yang tepat.
"Iya. Kalian. Ada apa, hyung?" Kini Hoseok turut menatap heran sang kakak. "Maksudku adalah hyung, Namjoonie, Jiminie, Taehyungie dan Jungkookie. Kalian. Sungguh kalian jahat sekali karena hanya membiarkan Yoongi hyung yang menemaniku selama ini."
VOCÊ ESTÁ LENDO
기억 MEMORY || BTS
FanficSemua kenangan itu tersimpan rapi di laci sudut kepalaku Semua kenangan itu seperti huruf korea 'giyeok' Permulaanku yang berharga An ordinary story between their friendship and memory Inspirasi : 💜 Puisi RM di Run BTS eps 56 ...
MEMORY || 24
Começar do início
