11

9.3K 747 78
                                    

"Kau bukannya Jeon Jungkook dari J Group?" Tanya Jisoo saat Jungkook membukakan pintu ruangan Taehyung yang tadi sengaja dia kunci dari dalam.

"Jadi kau orang yang memiliki janji makan siang dengan calon ibu dari anak-anakku?" Tanya balik Jungkook.

Jisoo menautkan alisnya. Wajahnya ketara bingung.
"Tidak. Aku kemari untuk menemui tunanganku." Jawab Jisoo dengan wajah polosnya.


"Siap------Jisoo ayo masuk dan kau pergilah dari situ. Kau menghalangi jalan." Ucap Taehyung yang berada dibelakang Jungkook.

Jungkook memutar bola matanya malas lalu berjalan gontai menuju sofa dan duduk dengan malas disana.

Jisoo melihat Taehyung dari atas kebawah. Sepertinya ada yang berbeda dengan tunangannya itu. Tapi apa Jisoo tak tau selain tampilan Taehyung yang tumben sangat berantakan. Bahkan terlihat ruam-ruam merah dileher Taehyung.

"Apa kau terjangkit wabah?" Tanya Jisoo yang berjalan masuk kedalam ruangan Taehyung.


"Wabah?" Tanya balik Taehyung yang sungguh tak paham.



"Bukan wabah. Itu adalah hasil karyaku baru saja. Bagus kan?" Sahut Jungkook sambil tersenyum bangga sedangkan Taehyung hampir saja menjatuhkan rahangnya karena kaget dengan jawaban Jungkook yang terlalu frontal.


Jisoo menghentikan langkahnya yang tentu otomatis Taehyung pun juga menghentikan langkahnya. Lalu Jisoo membalikkan badannya dan menelisik tiap jengkal leher Taehyung.


"Aku tidak tahu jika ternyata kau juga tertarik mencoba pengobatan alternatif dari Indonesia. Apa dikerik pakai koin tidaklah sangat sakit?"

Uhuk!

Sial hidung Jungkook sangat sakit karena tersedak minuman bersoda.


































































Hoseok tersenyum secerah mentari dipagi hari saat menemukan dua sosok orang yang dicarinya. Itu Namjoon dan Seokjin.



"Hyungdeul!" Sapa Hoseok penuh semangat bahkan aura positif begitu menguar dari pria paruh baya yang seakan tak menua itu.



"Hobi-ah! Palli!" Teriak Seokjin yang duduk dimeja paling pojok. Tak peduli dengan tatapan orang sekitar mereka. Anggap saja cafè milik pribadi.




"Wah apa aku akan ditraktir besar-besaran?" Tanya Hoseok sambil duduk disalah satu kursi kosong.



"Tentu saja tidak. Kau hanya boleh memesan satu americano." Jawab Seokjin dengan senyum termanisnya yang membuat Hoseok menatapnya memelas. Sering disebut puppy eyes didalam fanfic lain.



Namjoon menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Istri dan sahabatnya itu selalu saja bertingkah seperti anak-anak.



"Jadi begini, Seok. Ini soal Taeh--------"




"Tunggu! Jangan bilang Taehyung hamil. Mereka baru saja melakukannya beberapa hari yang lalu. Taehyung bukan sejenis omega atau vampire yang-----aduh Hyung!"


Hoseok mengusap-usap kepalanya yang baru saja di pukul Seokjin cukup keras.


"Ayolah aku sedang ingin bicara serius, Seok. Jadi bisakah kita mulai?" Sahut Namjoon yang dibalas cengiran Hoseok.




"Jadi begini. Aku akan segera menyerahkan kantor pusat pada Taehyung karena kulihat dia sudah mulai handal bergelut dengan dunia bisnis. Tapi aku ingin Taehyung menyesuaikan diri dengan orang-orang dari luar negeri karena kebanyakan relasi dari Kim Corp adalah perusahaan luar negeri. Kau kan punya cabang di London. Bisakah Taehyung magang disana untuk beberapa bulan saja?" Jelas Namjoon lalu menyesap latte hangatnya.




"Hanya beberapa bulan? Kenapa? Aku bisa memberikan perusahaan cabang itu pada Taehyungie." Tanya Hoseok tak paham.



"Tidak bukan begitu. Hanya saja agar dia tidak kaget dengan kebiasaan orang-orang barat dan fasih berbahasa inggris. Hanya itu."




Hoseok mengangguk-anggukkan kepalanya lalu menatap Seokjin yang asik dengan cake kejunya.



"Memang Hyung tidak apa jika Taehyung pergi jauh?" Tanya Hoseok kemudian.




Seokjin yang mendengar pertanyaan Hoseok pun hanya menatap pada Hoseok tanpa menghentikan aktifitas makannya.



"Aku tidak setuju tapi Joonie tidak pernah bertanya padaku soal itu." Jawab Seokjin santai dan kembali menikmati cakenya. Ngomong-ngomong soal cake, cake di cafè ini sangat enak dan Seokjin berencana membeli strawberry cake untuk Taehyung juga.




Namjoon mengambil nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya pelan. Tersenyum manis lalu membelai rambut Seokjin yang baru kemarin diwarnai menjadi warna blonde.




"Maafkan aku sayang. Seharusnya aku berdiskusi dulu denganmu." Ucap Namjoon begitu lembut lalu dibalas anggukan oleh Seokjin.




"Tapi sebagai gantinya aku mau Taetae segera dinikahkan dengan Kookie." Ucap Seokjin lalu menatap Namjoon dan Hoseok bergantian.




"Tapi sayang, anak kita sudah memilih jodohnya sendiri. Kita harus memprioritaskan kebahagiaan Taehyung walaupun kita sangat menginginkan Jungkook menjadi menantu kita."




"Namjoon Hyung benar. Obsesi kita tidak boleh membuat anak-anak kita tersiksa. Biarkan mereka mencari jalannya sendiri. Lagipula bukannya Taehyungie sudah bertunangan?"



Seokjin memejamkan matanya mencoba meredam emosinya yang mendadak naik.
"Perlu kukatakan berapa kali lagi huh? Mereka hanya bertukar cincin tanpa ada acara resmi. Lagipula Jisoo itu adalah nenek Taehyung. Bagaimana mungkin aku akan merestui mereka!"




Jisoo adalah anak dari paman ayah Seokjin. Jadi paman dari kakek Taehyung menikah lagi dengan wanita muda lalu lahirlah Jisoo. Maka tak heran jika wajah Jisoo hampir mirip dengan Seokjin.


"Lalu kenapa kau tidak bilang pada Taehyung?" Tanya Hoseok.



"Sudah tapi dia tak percaya jika tak ada bukti. Tidak mungkin kan aku menyuruh abu kakekku menceritakan yang sebenarnya?"



Namjoon mendadak migren. Apa yang direncanakannya gagal.



"Tenang saja, Hyung. Nanti kalau Taehyung berjodoh dengan Jungkook pasti sebentar lagi dia hamil." Ucap Hoseok diakhiri senyum cerahnya.




Seokjin mengangguk antusias dengan mata berbinar. Namjoon total pusing.











Tbc

MY BABY KOO (KOOKV/KOOKTAE) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang