10

10K 787 29
                                    

Jungkook berjalan dengan angkuh memasuki kantor Taehyung yang tak lebih besar daripada miliknya dengan kacamata hitam masih bertengger apik di hidung mancungnya. Mengabaikan dirinya yang mendadak jadi pusat perhatian namun Jungkook tak heran. Lagipula siapa yang tak mengenalnya setelah acara sambutan yang dibuat sang ayah tempo hari dan menyiarkan bahwa dirinya adalah pewaris tunggal J Group. Terlebih Jungkook bisa dibilang pria menjurus sempurna secara fisik.

"Beritahu aku dimana ruangan Kim Taehyung." Ucap Jungkook pada resepsionis yang begitu jelas nampak salah tingkah.

"M-maaf tapi ada keperluan apa?"

Jungkook melepas kacamata hitamnya lalu menatap tepat dimata resepsionis yang jelas membuat resepsionis itu, Jihyo namanya semakin gugup.

"Aku hanya perlu menemui calon ibu dari anak-anakku. Jadi bisakah kau tidak membuang waktuku, Noona?"

Jihyo mengangguk cepat dengan wajah tegangnya.
"Lantai lima. Dari lift Anda ambil kanan dan akan menemukan ruangan Tuan Kim."



"Thanks." Ucap Jungkook lalu mengedipkan sebelah matanya dengan genit. Tolong Jihyo mendadak sesak nafas.
































































"Jadi kau mengusirku?" Tanya Jimin masih tidak terima karena pagi ini dia melihat barang-barangnya bahkan meja dan kursi kerjanya tak ada di ruangan Taehyung. Tempat dimana biasanya dia berada selama menjadi sekertaris Taehyung.


"Tidak, Sialan! Sudah kukatakan berkali-kali jika aku sudah lama menyiapkan ruangan sendiri untukmu dan kemarin baru saja selesai. Kenapa kau tidak mengerti juga?" Ujar Taehyung frustasi. Kenapa juga mendadak Jimin jadi rewel begini? Apa Yoongi belum memberinya jatah?


"Kalau kau sendirian kan kau bisa mengajak Hyung kesayanganmu itu makan siang bersama disana. Asal tidak melakukan hal mesum didalam kantor itu tidak masalah." Lanjut Taehyung malas melihat Jimin yang sedang merajuk. Duduk disofa dengan kedua tangannya dilipat didepan dada dan membuang muka.



"Ben-------"



Ceklek


"Selamat pagi, Baby." Ucap Jungkook yang baru saja masuk tanpa mengetuk pintu bahkan dengan santainya berjalan menghampiri Taehyung yang duduk dikursi kerjanya.


"Aku kemari karena aku tahu jika kau merindukanku." Lanjut Jungkook lalu menangkup sebelah pipi Taehyung untuk mendongkakkan wajah Taehyung dan mengecup bibir cherry itu santainya seakan itu sudahlah menjadi kebiasaan.


Taehyung membolakan matanya. Wajahnya merah tentu saja karena malu. Jungkook dewasa sungguh terasa menakutkan.


"Lihatlah siapa yang baru saja bilang tidak boleh melakukan hal mesum dikantor." Sindir Jimin lalu berdiri dari sofa dan berjalan hendak keluar ruangan Taehyung sebelum suara Taehyung mengintrupsinya.


"Stop! Kau mau kemana? Kau tetap disini." Ucap Taehyung panik. Dia tak mau berduaan saja dengan Jungkook. Ada perasaan tak enak.


Jimin memutar bola matanya malas lalu menatap Taehyung dengan malas juga.
"Aku akan belajar menyukai ruangan baruku mulai saat ini. Selamat siang Tuan Kim dan Tuan Jeon. Selamat menikmati waktu kalian."


Blam!

Jungkook tersenyum melihat Jimin sudah pergi lalu menatap Taehyung dengan senyum yang belum luntur. Tapi sungguh ini terasa seperti sebuah ancaman bagi Taehyung.



"K-kenapa k-kau kemari?"



"Untuk mengajak Nyonya Jeon makan siang.  Aku harus memastikan kau makan dengan baik agar anak kita tumbuh sehat."



Taehyung mengusap wajahnya kasar. Entah apa yang dilakukan Jungkook lima tahun ini hingga berubah menjadi manusia menyebalkan. Bahkan Taehyung kewalahan untuk menanggapinya. Taehyung menginginkan Jungkooknya yang dulu, Baby Koo-nya yang polos dan malu-malu.



"Setidaknya kabari aku dulu, Koo. Aku sudah ada janji dengan yang lain. Juga jangan suka mengada-ada karena aku bukan pria spesial seperti yang ada dipikiranmu." Ucap Taehyung setelah menghela nafas.



"Baiklah kalau begitu kita akan makan bertiga dengan orang itu. Kita masih ada waktu satu jam kan sebelum jam makan siang?" Tanya Jungkook sambil memutar kursi kerja Taehyung agar menghadap padanya.




"Ya. Kau bisa pergi daripada kau membuang wak------mmpphh."



Jungkook menekan tengkuk Taehyung untuk memperdalam ciumannya. Bibir Taehyung sungguh candu. Rasanya manis dan menggairahkan.



"Kita masih dikantor, Koo." Ucap Taehyung sedikit terengah setelah Jungkook melepaskan tautan bibirnya.



"Apa ini kode untuk melanjutkannya nanti di rumah hm?" Goda Jungkook setengah berbisik karena wajahnya masih begitu dekat dengan wajah Taehyung. Bahkan ujung hidung mancung mereka bergesekan.




Taehyung membuang mukanya. Jungkook selalu saja berhasil membuat jantungnya berdetak abnormal dan juga membuat wajahnya terasa panas. Seharusnya Taehyung merasa marah karena Jungkook memperlakukannya seperti seorang wanita. Tapi tetap saja Taehyung tak bisa marah terhadap Jungkook. Sejak dulu Jungkook memanglah kelemahannya.



"Jangan menggodaku dengan wajah merahmu itu, Baby. Kau tau? Wajahmu yang tersipu itu membuatku horny." Bisik Jungkook tepat ditelinga Taehyung lalu menjilat sensual cuping telinga Taehyung.










Tbc

MY BABY KOO (KOOKV/KOOKTAE) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang