Gara-gara Rumah stik

14.6K 1.8K 603
                                    

Hai semuanya, kembali lagi bersamaku. Aku ingin mengobati rasa rindu kalian terhadap Airin, Farrel dan Raffael.

Ini bukan tentang percintaan, tapi  kisah manis antara tiga bersaudara ini. Cerita ini waktu Airin masih kelas 2 SMP, sebelum bertemu dengan Pandu.

Ini hanya kisah ringan saja. Semoga kalian suka ya.

Selamat membaca 🌼

Selamat membaca 🌼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Raffael menatap marah ke arah Airin, setelah apa yang diusahakannya beberapa hari, hancur karena ulah Airin. Karya seni yang ditugaskan oleh guru, yaitu membuat karya dari bahan apapun, dan Raffael memilih memakai stik untuk membuat sebuah rumah kecil. Namun sekarang hanya tersisa seperti rumah yang habis dirobohkan. Bahkan dia sampai dibuat begadang untuk membuatnya.

"Lo apa-apa sih Rin? Sekarang lo lihat kan? Karena ulah ke kanak-kanakan lo, usaha gue hancur!" Raffael sungguh memarahi Airin, bisa-bisanya Airin tidak melihat situasi Raffael sedang mengerjakan tugasnya, dan masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu, lalu mengatakannya. Raffael yang kaget, tidak sengaja membuat Airin terjatuh karena dorongan tangan kanannya sampai Airin jatuh ke rumah stik yang sedang dia buat.

Airin kaget dengan reaksi yang diberikan Raffael, baru kali ini Raffael begitu marah kepadanya sampai menatapnya dengan tatapan merah seperti itu. "Bang, Airin minta maaf." Mata Airin sudah berkaca-kaca.

"Maaf lo bilang? Lo pikir dengan lo minta maaf, rumah yang udah gue bikin berhari-hari bakalan kembali?"

Karena suara Raffael sampai terdengar ke luar, Farrel yang ada di dalam kamarnya, terheran dengan suara Raffael. "Ada apa sih Raf? Suara lo sampai kedengar ke kamar gue."

"Dia hancurin tugas gue!" tunjuk Raffael.

Mata Farrel teralihkan ke Airin yang sedang terduduk, tepatnya di rumah stik yang Raffael buat. "Berdiri Rin." Farrel membantu Airin untuk berdiri.

"Tadi Airin nggak tahu, abang lagi bikin ini. Airin minta maaf bang."

"Pergi lo dari kamar gue!"

Tanpa bisa ditahan lagi, air mata Airin langsung lolos.

Farrel tahu betul, Raffael mengerjakan tugas ini dengan susah payah, tapi Airin malah menghancurkan kerja kerasnya. "Raf, lo jangan sampai segitunya sama Airin."

"Ini ada apa? Ribut-ribut." Bastian yang baru saja pulang dari kantor, terhenti langkahnya ketika mau ke kamar, mendengar suara anak-anaknya sedang ribut.

Airin yang melihat kedatangan ayahnya. Spontan memegang baju kaos Farrel dan bersembunyi.

"Nggak ada masalah serius yah," kata Farrel.

Namun walaupun Farrel mengatakan itu, matanya bisa melihat tugas sekolah Raffael sudah hancur. Terkahir, dia lihat, tugas Raffael sudah mau selesai. Mata Bastian kemudian teralih ke arah Airin yang bersembunyi di belakang Farrel.

"Ini tugas kamu kenapa bisa gini Raf?" pertanyaan Bastian membuat mereka tidak berani untuk menjawab. "Ayah bertanya! Dan jangan ada berani berbohong," tegas Bastian.

"Airin nggak sengaja jatuh Yah," jawab Raffael ragu.

"Airin sini!" perintah Bastian yang tidak mau dibantah.

"Maaf ayah, Airin nggak sengaja," kata Airin dengan kepala tertunduk.

"Kamu tahu kan? Abang kamu sudah susah payah buat tugasnya? Terus kenapa kamu bisa ceroboh sih Rin?"

"Yah, Airin nggak sengaja." Farrel berusaha membela Airin.

"Tidak ada yang boleh potong ucapan ayah!" tandas Bastian membuat Farrel terpaksa bungkam. "Kamu masuk ke kamar, Rin."

Airin mengangguk patuh, dia tahu betul apa yang akan terjadi di dalam kamarnya nanti.

Raffael menahan tangan ayahnya. "Yah, Raffael mohon, jangan main tangan. Airin nggak sengaja yah."

"Ayah tahu, gimana caranya mendidik anak ayah!"

"Tapi kalau ayah main tangan ke Airin, Raffael nggak akan maafin diri Raffael sendiri," kata Raffael serius.

***

Awalnya bikin tegang dulu ya. Jangan lupa ramein, biar nanti malam, aku update lagi

Aku tunggu bom komentar dan votenya ya. 500 deh.

Sampai jumpa.

KELUARGA WIDYAMADJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang