[33] - Carla Oktarani

17.5K 1.1K 3
                                    

Carla Oktarani, perempuan yang sempat mengisi hati Ansell selama hampir dua tahun penuh. Wanita yang membuat Ansell hampir gila, ketika laki-laki itu mengetahui jika Carla telah mengembuskan napas terakhirnya. Dia meninggal empat tahun silam, di mana Ansell masih bestatus sebagai mahasiswa.

Carla mengalami depresi mayor, karena trauma akan kejadian yang cukup mengejutkannya. Dia dilecehkan, membuatnya terus dilanda ketakutan yang luar biasa. Hingga wanita itu merasakan takut jika ada seorang pria yang mendekatinya. Bahkan, ketika Ansell datang menjenguk, wanita itu akan berteriak lalu menangis histeris.

Padahal Ansell adalah laki-laki yang selama ini sangat dicintainya. Namun, karena kejadian itu membuat perempuan yang bernama Carla itu membencinya, tak ingin melihatnya, bahkan ia akan menyakiti dirinya sendiri jika Ansell terus memaksa mendekat.

Satu bulan berlalu, setelah kejadian Carla dilecehkan, perempuan itu memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri dengan menyayat pergelangan tangan hingga nadinya tak lagi berdenyut. Detik itu juga, Ansell merasa dunianya hancur hanya dalam kedipan mata.

Masalah tidak berhenti dikematian Carla. Sebelum perempuan itu meninggal, dia sempat menuliskan sesuatu di dalam notenya. Bahwa ia telah dilecehkan oleh seseorang yang tak asing, dia mengenalnya. Laki-laki yang dikenal baik olehnya dan juga Ansell. Namun, siapa sangka? Semua yang terjadi pada Carla disebabkan oleh sepupunya sendir, Dean Dominic.

Setelah Ansell membaca pengakuan yang ditulis Carla, detik itu juga Ansell sangat membenci Dean, jika saja Carla mengatakan yang sejujurnya sejak awal. Mungkin Ansell akan menyeret sepupunya itu ke penjara. Namun, sekarang percuma. Dia tak memiliki bukti yang cukup kuat, hanya ada rasa dendam yang tertanam di hatinya. Sampai kapan pun, bagaimana pun keadaannya. Ansell tetap akan membenci Dean, selamanya. 

Satu tahun berlalu … setelah kematian Carla. Ansell pun memutuskan untuk pergi ke London untuk menyelesaikan study-nya sekaligus mengurus perusahaan sang ayah di sana. Hingga dirinya tak sengaja bertemu dengan Riana, sekretaris di perusahaannya. Cukup lama Ansell mengenal Riana, membuat laki-laki yang memiliki sifat tempramen itu jatuh cinta. Lalu, mereka berpacaran selama hampir dua tahun penuh.

Sedangkan Dean, laki-laki itu cukup dikejutkan oleh kematian Carla, sadar tidak sadar dirinyalah penyebab utama kenapa perempuan itu memilih untuk mengakhiri hidupnya. Bahkan Dean sendiri tidak mengetahui, jika Ansell sudah tahu siapa penyebab kematian Carla. Laki-laki itu mengubur dalam-dalam kejadian itu, tak ingin membahasnya lagi.

Ansell membuka lembaran baru dengan cara memilih pergi ke luar negri. Namun, dia tidak akan pernah melupakan apa yang telah sepupunya itu lakukan. Dia tidak marah, dia tidak memukuli Dean setelah ia mengetahuinya, tetapi di masa yang akan datang … Ansell akan membalaskan dendamnya dan juga dendam Carla.

Lain halnya dengan Dean, setahun setelah kematian Carla. Dia bertemu dengan Grace, gadis cantik yang memiliki mata lebar. Lama ia mengejar gadis itu, hingga ia berhasil menaklukannya. Grace adalah juniornya di kampus, dan Dean sendiri adalah juniornya Ansell. Sedangkan, Carla. Gadis itu satu angkatan dengannya.

Dean lulus wisuda S1 di usinya yang genap dua puluh tiga tahun. Dia menghabiskan waktu selama empat tahun untuk menyandang gelar sarjana. Begitu pun dengan Ansell laki-laki yang mengambil Fakultas Manajemen Bisnis, untuk bisa menyandang gelar sarjana, dia menghabiskan waktu selama empat tahun penuh. Lalu, Ansell memilih untuk mengambil sertifikasi tambahan di luar negri demi kemantapannya di dunia perbisnisan.

Bagi Grace sendiri, Ansell merupakan seniornya. Ketika Ansell telah lulus wisuda, Grace baru saja mendaftar sebagai mahasiswa baru. Lalu, di tahun pertama kuliah, Grace bertemu dengan Dean, banyak mahasiswa yang mengatakan jika Dean memendam rasa kepadanya. Namun, saat itu Grace masih tidak memberikannya respon.

Hampir satu tahun penuh Dean mengejar Grace, hingga di penghujung tahun kedua. Dean berhasil menaklukannya. Mereka berpacaran selama hampir dua tahun. Di tahun ketiga Grace kuliah, Dean berhasil menyandang gelar sarjana. Lalu, Dean menjanjikan akan menikahinya setelah Grace lulus nanti.

Waktu itu, Dean menjalani kehidupannya dengan cukup baik, dia berpacaran dengan Grace selama hampir dua tahun penuh, begitu pun dengan Ansell. Laki-laki itu sudah tiga tahun lamanya menetap di London, Dean mau pun Ansell sudah lama tak bertukar kabar. Dia hanya mengetahui kegiatan Ansell melalui sosial medianya.

Hingga hari itu tiba, hari di mana kembalinya Ansell. Hari yang di mana Grace—kekasihnya dipinang oleh sepupunya sendiri. Yakni, Ansell Manuel Kyle. Pernikahan Grace berlangsung tepat di tahun keempat dirinya kuliah. Apa yang sudah Dean lakukan selama ini, hanyalah sia-sia.

***

"Dean? Tidak mungkin. Jangan bercanda, Ansell. Tidak lucu!" Grace terkejut bukan main. Mana mungkin Dean yang melakukannya?

Laki-laki yang selama ini dikenal baik olehnya, bahkan selama Grace berpacaran dengan laki-laki itu, dirinya selalu diperlalukan dengan begitu baik. Mereka menjalin hubungan sehat, yang di mana tidak pernah saling menyentuh satu sama lain, kecuali berpegangan atau mencium kening. Di era milenial ini, mungkin itu hal yang lumrah dilakukan oleh sepasang kekasih, tetapi tetap saja jika dilihat dari sudut pandang agama itu tidak boleh karena bukan mahromnya.

Ansell tersenyum. Lalu, ia mengambil sebuah note yang berukuran sedang, memberikannya kepada Grace—sang istri untuk dibacanya. Benar, note itu terdapat bercak darah, bahkan buku itu sudah terlihat usang. Grace mulai membukanya lembar demi lembar, ada beberapa tulisan yang tidak bisa dibacanya, tetapi perempuan itu tetap membuka lembaran berikutnya. Hingga ia berhenti tepat disebuah tulisan berjudul 'Asrar Carla' yang berarti Rahasia Carla.

—Asrar Carla—

Jika kau melihat note ini, lalu kau tak sengaja membacanya. Tolong jangan benci aku.

Wanita yang tidak memiliki kesucian sepertiku apa pantas untuk dihargai? Laki-laki mana yang menginginkan perempuan kotor sepertiku? Aku sampah, semua orang pun berkata seperti itu. Kenapa? Bukankah aku yang harusnya mendapatkan pembelaan?

Andai aku tidak lengah waktu itu. Mungkin, aku bisa mempertahankan kesucianku, harga diriku. Namun, tenagaku tak cukup kuat untuk melawannya. Melawan laki-laki yang selama ini kuanggap teman baik, laki-laki yang tak lain sepupu dari kekasihku sendiri. Dean Dominic.

Ansell … menghindarimu sungguh bukan keinginanku. Namun, dengan keadaan yang seperti ini membuatku malu untuk menemuimu. Berkeluh kesah dan menceritakan apa yang sudah Dean lakukan padaku, mungkin kau tidak akan mempercayainya. Siapa aku? Aku hanya perempuan biasa yang beruntung memilikimu. Tetapi Dean? Dia sepupumu, mungkinkah kau akan berada dipihakku? Atau justru kau akan mengolokku, memakiku, dan membenciku seperti mereka?

Aku hamil. Apa itu semua keinginanku? Bukan! Aku hanya korban, tetapi hampir semua orang mengolokku. Kata mereka aku perempuan yang tidak tahu diri, bagaimana bisa mereka mengatakan demikian? Jika mereka saja tidak tahu kebenarannya. Ingin rasanya aku berteriak mengatakan kepada seluruh dunia jika AKU HANYA KORBAN. Namun, dunia ini terlalu keras untukku, seakan semesta memihak kepada si brengsek itu.

Dunia memang tidak adil!

Aku hanya berharap semesta memihakku, memberiku keadilan, menemukanku dengan titik penyelesaian. Hanya harapan itulah yang saat ini aku miliki.

Grace menitikkan air matanya. Sebuah diary yang menuliskan cerita luka, dirinya tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Carla waktu itu. Mungkin, jika dirinya berada diposisi yang sama maka kematian akan menjadi solusinya. Terlebih lagi, yang melakukannya adalah orang yang dianggap teman baik olehnya. Maka dari itu, jangan mudah percaya kepada siapa pun.

To be continued ....

Pengantin Pengganti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang