bab 55(wedding day)

52 4 10
                                    

Hari ini adalah hari upacara malam malam bainai oleh pengantin wanita yang dillakukan di kediaman dilla.

Upacara ini hanya di hadiri oleh orang orang terdekat saja dari pihak wanita .

Sebelum melakukan prosesi malam bainai, dilla akan menjalani ritual mandi.

Dilla di jemput oleh kedua orang tuanya ke kamar,di sana dilla telah siap dengan memakai selendang dan hiasan kepala berupa suntiang.

Mama dilla tersenyum melihat putrinya yang duduk di depan meja rias.

"Sudah siap nak?"ucap mama mengagetkan dilla

"Eh Astagfirullah ,mama ngagetin aja"

"Makanya jangan melamun aja sayang"ucap ayah menuntun dilla ke arah bibir kasur

"Anak mamah sama ayah cantik banget"ucap mama

"Iya iya lah anak siapa dulu dong ini"ucap dilla

Mamah mengenggam tangan dilla
"Kamu cepat sekali dewasanya nak,besok udah jadi istri orang aja"
Dilla melihat wajah mamanya kemudia memeluk ibunya dengan hangat

"Aku kan akan tetap jadi anak mama sama ayah"ucap dilla
Seketika mama dan ayahnya terkekh melihat putri satu satunya ini.

Hampir sama dengan prosesi siraman dalam tradisi Jawa Sebelum dimandikan, perempuan-perempuan tua yang mengiringinya, termasuk ibu dan neneknya membacakan doa terlebih dulu. Bedanya dengan siraman, di ritual 'mandi-mandi' tradisi Minang hanya dipercikkan air kembang sebagai simbol saja. Air kembang ini dipercikkan menggunakan sebuah daun bernama daun sitawa sidingin atau daun cocor bebek. Jumlah percikannya pun nggak boleh genap, melainkan harus ganjil dengan keyakinan bahwa angka-angka ganjil selalu berhubungan dengan peristiwa-peristiwa sakral, seperti salat lima waktu, tujuh lapisan langit, dan masih banyak lagi.

Usai ‘mandi-mandi’, calon anak daro dibimbing kedua orangtua berjalan menuju pelaminan dan dipakaikan inai di kuku-kuku jarinya

Calon anak daro kemudian akan dituntun oleh kedua orangtuanya berjalan di atas kain jajakan berwarna kuning terbentang menuju pelaminan, tempat acara malam bainai dilangsungkan. Hal ini melambangkan perjalanan calon anak daro dari kecil sampai dewasa. Setiap kain yang dilewati oleh calon anak daro akan digulung oleh dua orang saudara laki-laki yang mengandung arti supaya pernikahan yang ditempuhnya cukup satu kali seumur hidupnya. Sesampainya di pelaminan, calon anak daro akan dipakaikan daun inai secara bergantian oleh ibu-ibu yang dituakan. Beberapa kesenian-kesenian tradisional Minang juga akan ditampilkan untuk meramaikan prosesi ini.

💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜

Keesokan paginya pada hari jumat
Alfin akan resmi menjadi  menjadi suaminya dilla.
Akad nikah akan dilaksanakan pukul 2 nanti yang di hadiri oleh keluarga inti dan teman² terdekat saja dan dilanjutkan malam harinya dengan ucapaca² adat lainya khas minang kabau.

Alfin tengah berdiri di depan cermin dengan ekspresi gugupnya sembari melafalkan kalimat akad nanti .

"Assalamualaikum mempelai pria" ucap dua orang manusia tampan yang sayangnya akan menggoda alfin habis habisan hari ini

"Wa'alaikumsalam "

"Gimana gugup ga kak"ucap azmi terkekeh

"Eh lo kok belum siap siap sih ,tu pihak mempelai wanita sama para groosmen udah jemput lo di bawah"greget abizar yang melihat sahabatnya ini masih mengunakan setelan celana bahan kaos putih sama sendal jepit.

Alfin menghembuskan nafasnya
"Iya iya ,gue mau siap² dulu bye"alfin berbalik melengang ke ruang ganti

Tak lama kemudian alfin keluar dengan pakain putih khas pengantin pria dengan rambut yang sudah rapih

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jalan Takdirku (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang