16. Priya anak indigo

5.7K 427 18
                                    

Happy Reading!

"Masuk sekolah, masuk sekolah, masuk sekolah, sekarang juga, sekarang juga, sekarang juga, yeahhhhh." Nyanyi Andrea keluar dari lift menuju meja makan dengan langkah girang.

"Seneng amat re." Ucap Lily dari dapur menuju salah satu kursi.

"Iya dong rere tuh ya kangen sama sekolah terus rere tuh juga kangen bang dewa" Ucap Andrea duduk di hadapan Lily.

"Udah cepet makan nanti terlambat." Ucap Viona yang langsung di laksanakan kedua sahabatnya.

"Vi?" Ucap Lily memecah keheningan di dalam mobil.

"Hm?"

"Vi udah 12 tahun kita hidup bareng," ucap Lily.

"Iya terus?" Tabya Viona sedangkan Andrea hanya mendengar.

"Dari kecil kita gak tau siapa orang tua kandung kita, gue pengen cari mereka vi hiks." Ucap Lily hingga satu tetes kristal bening meluncur dari matanya di susul yang lain.

Viona memberhentikan mobil di pinggir jalan ia membuang napas kasar lalu menatap kedua sahabatnya yang sudah ia anggap saudara.

"Kita cari mereka sama-sama tapi nanti, setelah urusan kita tuntas kalian sabar ya."

Ucap Viona mengusap punggung Lily dan andrea yang sudah menangis ingin bertemu orang tua kandung nya, ia mencoba bersikap dewasa karena dirinyalah yang paling tua di antar mereka bertiga.

"Udah jangan nangis masa mau sekolah sedih?" Ucap Viona mencoba menghibur namun tak mempan subuah ide muncul di kepala Viona. "Diem dong nanti vivi beliin hewan lagi deh buat kalian tapi harus diem." Bujuk Viona membuat tangisan Lily dan Andrea berhenti mereka berdua menatap Viona.

"Janji?" Ucap keduanya mengacungkan jari kelingking.

"Janji."

~☆~☆~☆~
"Barra gak masuk?" Tanya Angga yang tidak melihat keberadaan Barra.

"Enggak katanya sakit." Jawab Vikri yang baru saja mendapat pesan dari Nalina.

"Bisa sakit juga tu anak." Ucap Albrian.

"Dia juga manusia bego!" Ucap Dewa menjitak kepala Albrian.

"Ya gak usah jitak kepala gue tolol!" Ucap Albrian kesal.

"BANGG DEWAAA!" Teriak tiga gadis menghampiri Dewa membuat perhatian Dewa teralihkan.

"Hai, kapan balik?" Tanya Dewa.

"Tadi malem." Ucap Lily.

"Gak capek langsung sekolah?"

"Enggak dong kita kan udah kangen sama abang." Ucap Viona lalu seketika raut wajahnya berubah menjadi datar saat mengetahui tidak hanya ada Dewa namun juga ada ketiga sahabatnya.

Albrian yang melihat adiknya memeluk Dewa membuat hatinya sakit.

"Heh ngapain lo pada ke sini?" Ucap Vikri menatap Viona, Lily dan Andrea.

"Suka-suka kita lah lagian kita nyamperin bang dewa bukan lo pada." Ucap Lily.

"KAK DEWA! KAK BRIAN! KAK VIKRI! KAK ANGGA!" Teriak Priya membuat perhatian mereka teralihkan pada sosok gadis yang baru saja turun dari mobil Alphard.

"Eh priya kamu pindah sekolah di sini?" Tanya Albrian kepada Priya.

"Iya, biar bisa jangain bang barra dari ular." Ucap Priya menyindiri Anindira yang baru saja datang.

"Kamu nyindir aku?" Tanya Anindira yang merasa bahwa panggilan ular itu untuk dirinya.

"Siapa juga yang nyidir lo sotoy banget!" Ucap Priya lalu tatapannya beralih pada Viona, Lily dan Andrea yang berada di samping Dewa dan sosok di belakang Viona.

"Eh di belakang kakak itu siapa?" Tanya Priya menunjuk belakang Viona membuat sang empu melihat kebelakang.

"Gak ada orang." Ucap Viona datar.

"Ha?" Ucap Priya linglung jelas-jelas ia melihat ada sesok di belakang Viona masa mereka tidak melihatnya sih? Pikir Priya.

"Kenapa sih ya?" Tanha Angga yang mendapat gelengan dari Priya.

"Yaudah kita masuk dulu." Ucap Vikri berlalu meninggalkan parkiran menuju kelas di susul sahabatnya dan Anindira.

Kintil mulu lo!

"Nama kakak bertiga siapa?" Tanya Priya menjulurkan tanganya.

"Andrea."

"Lily."

"Viona." Ucap Viona membalas uluran tangan Priya seketika Priya mendapat bayangan.

"Kakak bertiga ketua TWD ya?" Tanya Priya mengecilkan suara.

Ketiga gadis itu menengang di tempat membuat Priya terkekeh lucu apa lagi wajah ketiga gadis itu yang terlihat panik rahasianya terbongkar.

"Hihihi aku baru tau ternyata ketiga pemimpin mafia tidak bisa mengendalikan ekspresinya." Ucap Priya pelan seraya terkekeh lucu.

Ketiga gadis itu langsung merubah wajah mereka menjadi datar dan mata yang menyorot tajam menatap Priya, tanpa aba-aba Andrea menarik tangan Priya menuju ruang khusus pemilik sekolah di lantai tiga di ikuti Viona dan Lily.

"Dari mana kamu tau kalo kita ketua TWD." Tanya Lily datar dan tajam, ia duduk di sofa yang ada di ruangan Viona di sampingnya ada Andrea yang juga menatap tajam dan datar Priya.

"Bakal aku jawab asal kakak semua jangan natep aku kek gitu kan serem." Ucap Priya menawar membuat ketiga gadis menghela napas kesal.

"Jawab!" Ucap Viona tegas.

Priya hanya tersenyum kikuk selintas ide muncul di kepalanya. "Aku bakal cerita kalo kalian mau bantu aku." Ucap Priya yang di angguki Viona membuat Priya senang.

"Eh ngapain kamu berdiri di situ sini duduk." Ucap Priya tiba-tiba saat melihat sosok laki-laki yang sama saat mereka di parkiran di belakang Viona.

"Lo ngomong sama siapa?" Tanya Lily yang bingung sama halnya dengan Viona dan Andrea.

"Itu." Ucap Priya menunjuk sosok di belakang Viona.

"Oh ya kalian kan belum tau." Ucap Priya cengengesan tak jelas.

"Lo gak ngasih tau bego!" Ucap Lily dan Andrea bersama.

"Oke-oke, aku anak indigo."

•••
Spoiler:

"Kamu kalo di sini cuma mau bikin ribut mending pergi deh!" Ucap Anindira mengusir Viona.

"BERANI SEKALI KAMU MENGUSIR TAMU SAYAA!" Bentak Aldi yang sudah emosi, Nalina yang di samping Aldi mengusap lengan suaminya untuk meredakan emosi Aldi.

"PAPA GAK USAH BENTAK DIRAA!" Bentak Barra membuat mereka yang ada di meja makan terkejut.

"Kak." Cicit Priya di samping Viona membuat gadis itu menoleh ke Priya.

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Lanjut gak nih?

Jangan lupa vote, komen and share ke teman-teman kalian

Terima kasih
-AliffahEchiAprillasari

The Wolf Devil's (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang