22.00

817K 107K 68.6K
                                    

Jangan lupa promosiin cerita ini di sosial media kamu vreen.

Ya kali vreen, kamu baca doang tapi gak follow aku 😭😭😭

Absen jam berapa kamu baca cerita ini.

Masnaka, Sekala dan Aslan sampai di rumah sakit dalam keadaan yang sama-sama tidak baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masnaka, Sekala dan Aslan sampai di rumah sakit dalam keadaan yang sama-sama tidak baik. Ketiganya  segera berjalan menuju ke meja resepsionis.

“Korban kecelakaan truk sekitar setengah jam yang lalu, di perempatan jalan Merdeka 3-17,” ucap Masnaka begitu sampai di depan resepsionis.

Petugas resepsionis yang sedang berjaga di sana segera mengetikkan sesuatu di layar komputernya.

“Satu korban atas nama Lengkara Putri Langit.”

Mendengar nama Lengkara disebutkan, tubuh ketiga orang yang berdiri di depan resepsionis itu mematung begitu saja.

“Satu korban lain atas nama Triska meninggal di tempat.”

Masnaka menaikkan pandangannya.

“Triska?” tanya Sekala memperjelas pendengarannya. Resepsionis itu menganggukkan kepalanya.

“Dua orang korban?” tanya Sekala sekali lagi

“Korban atas nama Lengkara dimana?” tanya Aslan cepat.

“Sedang berada di ruang operasi.”

Ketiganya kembali dibuat terdiam dengan perkataan suster itu.

“Saya kakak korban, ruang operasinya di sebelah mana?”

『••✎••』

“Lengkara  sedang dalam ruang operasi karena mengalami kebocoran di kepalanya.”

“Masyarakat yang melihat kejadian disana mengatakan bahwa kedua korban terlihat berdiri bersama di pinggir jalan, namun saat truk yang ugal-ugalan melaju dengan cepat ke arah keduanya, kedua orang itu sama sekali tidak menghindar sedikitpun.”

“Jadi bisa dibilang keduanya sebenarnya bisa selamat, namun mereka lebih memilih untuk tidak menyelamatkan diri dari sana.”

Kedua orang itu bisa dibilang bunuh diri dengan memanfaatkan keadaan. Kurang lebih itu yang bisa Masnaka simpulkan dari penjelasan sang resepsionis.

Masnaka saat ini tengah duduk sendirian di depan ruang operasi, Aslan pergi menjemput Nina, sementara Sekala pergi mengabari keluarga Triska.

Terlihat para petugas medis yang terus saja keluar masuk dari ruang operasi Lengkara. Tak ada yang bisa laki-laki itu lakukan selain melihat dan tak menghambat kerja para petugas medis itu.

Dua orang petugas medis kembali terlihat  keluar dari ruang operasi Lengkara, Masnaka untuk kesekian kalinya berdiri berharap seseorang yang keluar dari sana bisa menjelaskan sesuatu kepadanya.

00.00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang